Demikianlah, bahkan hingga saat ini tanya Senja tentang kejadian tragis yang membuat kedua orang tuanya tiada terus menjadi tanya.
Setelah move-on dan meneruskan hidup, menyelesaikan beberapa treatment dari ahli jiwa, dan tentunya dukungan Mas Dewan, akhirnya Senja mantap meneruskan hidup sampai saat ini. Akan tetapi, siapa sangka ada tanya yang begitu besar masih disimpan rapat di dalam dirinya. Senja takut tanya-nya yang sedemikian besar dan menuntut penjelasan lebih akan melukai Mas Dewan. Yaaa dirinya dilema. Senja meyakini Mas Dewan adalah lelaki baik dengan casing pria kutub.. pilihan orang tuanya. Disisi lain, Senja tidak bisa mengabaikan rasa penasarannya tentang kematian orang tuanya yang dirasa penuh kejanggalan. Sungguh kepolisian dan tim penyidik memang memberikan kinerja terbaiknya, kejanggalan demi kejanggalan terus diungkap.. meskipun hasil akhirnya tidak ditemukan cukup bukti dan berakhir sebagai kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian pengendara.Hati kecil Senja berusaha selalu mempercayai Mas Dewan apapun kondisinya, meskipun Om Chan berpendapat berbeda. Senja bahkan terang-terangan masih membela Mas Dewan dengan dalih "Sekalipun Mas Aga tau niat jahat rival politiknya Papi, tapi pasti beliau diposisi yang sulit dan tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tau benar background-nya beliau bukan dari dinasti manapun, meskipun bukan jaminan sih karena Ariana pernah bilang adanya kemungkinan politisi tanpa beking-an justru akan mendapat pressure yang lebih tidak masuk akal." Wajar saja Om Chan merasa perlu untuk undur-diri dari penyelidikannya atas tragedi tersebut.
Sebenarnya, informasi dari Om Chan menunjukkan bahwa terdapat beberapa kejanggalan yang semestinya bisa terjawab jika ada kerjasama dan kejujuran antara Senja, Mas Dewan dan Pak Sutrisna sebagai orang yang terakhir bertemu kedua orang tua Senja, Evelina sang Aspri yang kerap digosipkan memiliki anak dari ayah Senja, Pak Roni sang sopir yang mendadak tidak bisa bertugas, dan tentunya Pak Dugo sebagai orang yang paling bisa dimintai pertanggungjawaban atas kewenangan yang dimilikinya untuk me-reschedule secara mendadak kegiatan ayah Senja hingga kejadian tragis itu terjadi. Banyak kejadian yang serba mendadak di hari itu, banyak kejadian yang seharusnya tidak terjadi, dan mungkin inilah yang disebut takdir.. Semua seolah dipaksakan menjadi sebuah takdir, kecuali kesaksian dari Pak Sutrisna yang membuat Om Chan dan Senja menjadi meyakini adanya kejanggalan yang terabaikan.. atau sengaja diabaikan. Pak Tris, sapaan akrab dari Pak Sutrisna.. adalah salah satu staf di komisi yang sama dengan ayah Senja, kebetulan ketika tragedi itu terjadi beliau baru saja dialih-tugaskan menjadi pimpinan staf di komisi yang menaungi Mas Dewan. Keterangan dari Pak Tris setidaknya memberikan pemahaman yang berbeda dan sedikit mengarahkan pada 'sesuatu yang nampak cukup dipaksakan', tetapi dengan sangat menyesal beliau sekaligus menjadi satu-satunya pihak yang menolak bersaksi. Senja sangat memahami posisi Pak Tris yang tidak mudah, dengan less-power dan banyak pihak yang menuntut untuk dijaga hatinya..
Tanpa terasa tragedi tersebut sudah berlalu hampir 10 tahun lalu, kasus sudah ditutup dalam arti dianggap selesai juga selama itu.
Senja merasa tanya pun tiada guna, bahkan yang pergi pun takkan kembali lagi.
Senja tidak menuntut banyak.. tidak menuntut keadilan atau apapun, sungguh hanya ingin mengetahui kejadian sebenarnya dari tragedi di hari itu. Jika boleh meminta, hanya kejujuran yang diinginkannya dan maaf sudah pasti akan diberikan karena baginya sudah tidak ada lagi yang bisa diperbaiki, hanya bisa dijalani dan dilanjutkan.Tidak dapat dipungkiri ada banyak tanya memenuhi kepalanya. Senja kembali teringat akan banyak hal yang sangat mengganggu pikirannya.
Jika dirangkum secara sistematis, kurang lebih seperti ini..
1. Kematian fiktif ayah dan ibunya yang sampai detik ini jasad atau jenasahnya belum ditemukan. Pemakaman memang terjadi, tetapi entah jasad siapa yang dimakamkan. Semua penuh misteri dan tanda tanya.
2. Berbagai pihak seolah mencegah Senja untuk membuka peti jenasah kedua orang tuanya dengan berbagai dalih, seperti kondisi jasad yang hancur dan kondisi mental Senja ketika itu.
3. Pihak-pihak 'ber-power' yg seolah menjadi aktor dibelakang layar untuk segera menutup kasus tersebut. Menutup dalam arti mengakhiri penyelidikan karena dianggap kasus sudah terpecahkan dan selesai.
4. Teror demi teror secara halus yang seolah 'melucuti' kemampuan finansial Senja dan keluarga besar yang menciptakan ketidakberdayaan untuk menuntut penyelidikan lebih lanjut. Di sisi lain, keluarga besar juga takut jika nekat menuntut lebih justru akan membahayakan keselamatan Senja dimana kondisi tersebut tidak akan mengembalikan apapun atau memciptakan kondisi yang lebih baik.Dengan demikian segenap keluarga besar memutuskan memberikan treatment kejiwaan terbaik untuk Senja, daripada memperpanjang kasus tersebut dimana secara logika dan dengan penalaran yang baik menunjukkan kekuatan yang tidak seimbang. Yaaa kekuatan yang dimiliki keluarga besar Senja tidak sebanding untuk melawan pihak-pihak berkepentingan tersebut.
Jauh di lubuk hati Senja yang terdalam masih sangat berharap adanya keajaiban yang membuat kematian kedua orang tuanya ternyata sebuah kematian fiktif semata. Senja meyakini kedua orang tuanya masih hidup, meski dalam keadaan yang sangat sulit. Setidaknya, terdapat sepucuk e-mail 'nyasar' yang memberikan pengharapan akan hal itu. Akan tetapi, menghadapi kondisi saat ini yang kurang memungkinkan maka Senja memutuskan untuk melakukan investigasi secara rahasia dengan mempekerjakan seorang detektif partikelir bernama Hinggil.
Bersama dengan Hinggil, Senja menemukan beberapa fakta yang tidak pernah diketahui sebelumnya termasuk fakta bahwa ternyata ayahnya telah menikahi wanita lain selain ibunya. Berbagai kemungkinan dan spekulasi bermunculan, diantaranya adanya kemungkinan kasus kematian kedua orangtuanya melibatkan dendam pribadi yang tidak biasa. Sebuah dendam kesumat yang bahkan mungkin tidak ada sangkut-pautnya dengan dunia politik yang telah di-gelut-i kedua orangtuanya sejak belia.
Berbagai tanya berkecamuk di dalam benak Senja. Pada akhirnya Senja hanya bisa bersabar menghadapi situasi ini, dirinya sangat sadar akan banyaknya lawan bertopeng kawan disekitarnya. Bahkan mungkin dinding kamarnya pun 'bertelinga'.
Motif persaingan politik, dendam pribadi, atau kombinasi keduanya mungkin dapat menjelaskan tentang kematian kedua orangtuanya.
Tetapi, hanya satu harapan terbesar yang dimiliki Senja.. Senja hanya menginginkan kebenaran karena sungguh, yang sudah pergi takkan kembali lagi.. kecuali sebuah keajaiban jika ternyata benar kedua orangtuanya masih hidup.——————————————————————
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DEWAN & LAGU SENJA
RomanceSepenggal kisah cinta klasik yang tidak 'masuk-akal' antara seorang Nuragayudha (Anggota parlemen paling fenomenal) dan Senandung Senja.. Tidak melulu lagu yang bersenandung, kali ini.. Senja yang melagukan bait-bait cintanya kepada seorang pria...