13

3.2K 310 54
                                    

"GOLLL~" suara riuh teriakan dari para penonton memenuhi ruangan futsal yang tengah mengadangan pertandingan, tim yang baru saja mencetak gol berlari-lari kesana kemari untuk melampiaskan kebahagiaannya.

"Abim Abim Abim!" mereka berempat menggendong Abim sesekali melemparnya ke atas dengan enteng seperti bola sepak.

"WOI UDAH KEK ELAHHH!" protes Abim yang mendapat tawa meledak dari keempatnya.

"Kita lagi seneng ini anjing!" pekik Dylan kegirangan karena bisa mengalahkan tim lawan di detik-detik terakhir waktu pertandingan hampir habis.

"Gila Bim, gue bangga banget sama lo!" seru Bara lalu memeluk gadis tomboy itu, detik berikutnya teman-teman yang lainnya ikut menyusul untuk memeluk Abim.

Abim hanya bisa pasrah dan membalas pelukan mereka walau tubuh mungilnya harus di hempit oleh para laki-laki itu.

"Abim selalu jadi hero di tim kita!" kata Pandu di sela-sela pelukan mereka.

Sedangkan Gyas hanya menjadi tim hore sambil jingkrak-jingkrak memeluk gadis tomboy itu.

Usai pertandingan mereka semua bersalaman, kapten dari tim lawan mengakui jika kemampuan mereka sangat baik sampai bisa mengalahkannya di kandang sendiri.

"Eh itu cewek juga ya?" tanya Bara kepo ketika melihat seseorang dari tim lawannya yang terlihat berbeda dari yang lain.

"Iya kayaknya, sama kayak lo Bim." sahut Gyas namun Abim tidak peduli. "Heran gue sumpah, napa cewek-cewek sekarang banyak yang ganteng dah."

"Percuma ganteng kalau nggak berbatang!" timpal Dylan.

"Wah Bim WAH ..." kompor Gyas sambil menunjuk Dylan. "Parah banget si Dylan ngatain lo Bim, wah anjing penghinaan sih itu."

Sontak Dylan gelagapan. "Eh ... Ng-nggak gitu, gak gitu anjing lo Yas!"

"Halal untuk di banting Bim." ujar Pandu ikut mengompori.

"Ish apa sih babi!" kesal Dylan.

Tawa mereka meledak kecuali Abim dan Dylan, yang satu tak begitu menanggapi dan satunya lagi sedang di mode kesal.

Atensinya kini mengarah pada seseorang yang tadi di bicarakan oleh Gyas, ia menatap ke arah seseorang itu yang kini menghampiri orang yang di kenalnya. Lebih tepatnya Abim tidak kenal tetapi tahu wajah dan namanya saja, dirinya tidak ingin mengenal lebih jauh tentang orang itu.

Bisa ia lihat jika mereka kini tengah bertengkar kecil mempermasalahkan pertandingan tadi, tiba-tiba saja Abim membulatkan matanya saat melihat seorang gadis menghampiri mereka dan menggandeng mesra salah satu dari mereka.

Yang membuatnya terkejut ialah gadis itu yang memanggilnya dengan sebutan sayang dan di balas manis oleh orang itu. Ia pikir sikap mereka bukan seperti teman pada umumnya tetapi lebih mirip sepasang kekasih.

"Bangsat juga tu cewek!" gumamnya. "Berani-beraninya dia duain Aira!"

Abim memutuskan untuk menghampiri mereka yang sedari tadi di perhatikannya, namun ia mengurungkan niatnya itu karena takut di cap terlalu ikut campur dalam hubungan mereka dan kehidupan gadis tomboy itu.

"Gue harus bicarain ini sama Aira." putusnya, lalu teman-temannya mengajak Abim untuk mengisi perut di tempat tongkrongan biasa, yaitu di rumahnya Dylan.

***

Gadis tomboy itu memutuskan untuk menunggu di teras rumah sahabatnya karena setelah pulang dari rumah Dylan, ia langsung mencari keberadaan sahabatnya itu namun nihil ternyata gadis itu tidak ada dan jawaban dari Yura membuat Abim mengumpat kesal.

Karena katanya Aira pergi dan di jemput seseorang, Abim yakin itu pasti orang yang tadi tak sengaja ia pergoki di lapangan futsal.

Abim menunggu hampir dua jam disana dan tak lama dari itu sepasangan kekasih yang di tunggu-tunggunya akhirnya datang, tanpa menunggu lama lagi ia langsung menyeret Raya dengan paksa dari motornya.

Bugh!

"Brengsek lo anjing, masih berani-beraninya dateng kesini!" maki Abim.

Melihat hal itu Aira langsung menjauhkan Abim yang ingin kembali menghajar kekasihnya.

"ABIM CUKUP!" bentak Aira dan langsung membuatnya seketika terdiam. "Lo apaan sih, tiba-tiba nyerang Raya, gak jelas tau gak?!" lanjutnya benar-benar marah, pasalnya sikap Abim barusan itu seperti waktu Abim yang memergokinya tengah berciuman dengan Raya.

"Raya, kamu gapapa?" tanya Aira mencoba menyentuh pelan sudut bibir sang kekasih kemudian Raya sedikit meringis. "Aku obatin luka kamu dulu ya."

Raya mengangguk kecil.

"Aira, dia itu breng—"

"Stop it!" potong Aira marah. "Stop untuk ikut campur sama hubungan gue dan Raya! Lo gatau apa-apa! Lo nggak ada hak Bim, dan lo itu cuma sahabat gue! Paham?!" katanya meluap-luap.

Abim terdiam.

"Apapun alesan lo, lo gak ada hak untuk ikut campur sama masalah percintaan gue!" tambahnya lalu membawa Raya dan mendorong Abim kasar karena sudah menghalangi jalannya.

Abim masih terdiam, ia tak menyangka jika niat baiknya di tolak secara mentah-mentah seperti ini oleh gadis itu. Jika kejadiannya seperti ini lalu untuk apalagi Abim peduli pada Aira yang bisa saja nantinya akan sakit hati karena telah di duakan oleh si brengsek jalan Raya itu.

"Terserah lo Aira, gue gak akan peduli lagi sama apa yang menyangkut tentang lo!" tegasnya lalu melegang pergi ke rumahnya, menutup pintu secara kasar.

Aira tidak tuli, indra pendengarnya masih bagus dan ia mendengar semua ucapan Abim barusan. Entah kenapa Aira ingin sekali menyuruh gadis tomboy itu untuk kembali menarik kata-katanya karena nyatanya Aira menyukai sikap Abim yang selalu peduli padanya.

Sikapnya tadi terhadap Abim itu memang sengaja karena Aira peka perkataan gadis tomboy itu akan kemana, ia sengaja bersikap seperti itu agar Abim tak membahas masalah dirinya yang mau-mauan menjadi yang kedua.

Entah Abim tahu dari mana yang jelas Aira bisa langsung peka ketika Abim yang secara tiba-tiba langsung menyerang Raya dan menyebutnya brengsek.

"Udah mendingan?" tanya Aira lembut pada kekasihnya itu.

Raya meringis kecil. "Lumayan."

Aira tersenyum singkat. "Maafin soal Abim ya, kamu jadi kayak gini gara-gara dia." ucap Aira yang merasa bersalah akan sikap Abim yang kasar tadi pada kekasihnya.

"Yaampun sayang, kamu gak usah minta maaf yaa, yang salah tuh dia bukan kamu 'okey?" dan Aira mengangguk saja untuk itu. "Lagian aku heran banget sama temen kamu itu, dia kayak yang gak suka ngeliat aku sama kamu."

Lagi Aira mengangguk.

"Atau mungkin sebenernya dia suka sama kamu Aira?" tebak Raya.

Kini Aira terdiam, apa iya seperti itu? Selama ini Abim tak suka terhadap Raya dan hubungannya itu karena ternyata gadis tomboy itu menyukai dirinya. Pikirnya.

"T-tapi dia udah punya pacar, jadi itu nggak mungkin Raya." jawab Aira yang baru mengingat jika sahabatnya itu sudah memiliki pacar, cantik pula.

Raya mangut-mangut. "Mungkin aja dia sirik sama hubungan kita ya?"

Aira memilih diam dan tak menanggapinya lagi. Lalu ia menatap ke arah rumah di sampingnya yang dimana tadi sang tuan rumah menutup pintu secara kasar dan menciptakan bunyi yang nyaring.

Apa iya lo suka sama gue Bim?

***

Jangan lupa untuk tetap vote and comment!

Follow Instagram :

skyreee_

duniaskyre

Felicity [GxG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang