Ken dan Kam.

10 1 0
                                    

"Lah? Kamma?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah? Kamma?"

---

Aku melotot ketika melihat anak laki-laki dengan rambut basah yang terungkup kebawah sehingga menutupi setengah wajahnya. "Kam? Kamma?! KAMMA?!"

Aku berlari ke anak laki-laki yang sedang menyeduh susu itu, lalu memeluknya erat, "Kamma!!!~"

Kam, dia adiknya Ken, cuman gak segalak, sedingin, secuek, segila Ken. Nama lengkapnya Kamma Andi Saputra. Aku suka manggil keduanya, Kam atau Kamma.

Kam hanya tersenyum, lalu memelukku balik. "Ah~ kangen deh sama kak Yun. Maaf ya enggak ngabarin kalo Kamma mau kesini."

Aku terharu dia ingat padaku. Habis sudah 7 tahun lamanya. Dia pergi keluar negeri bersama kakeknya untuk sekolah di sekolah renang. Kam hobi berenang karena itu dia mencari sekolah di Amerika.

Uwah, Kam tinggi banget, dia kelas 9 sekarang, dia juga ngecat rambutnya jadi warna cokelat. Ah~ ganteng banget.

"Gimana study nya di sana?" tanyaku. Aku membantunya menyeduh susu.

"Yah, ga gimana-gimana sih. Setelah aku kenal banyak orang, ternyata mustahil jadi perenang nomor 1 di dunia, haha." jawab Kama.

"Eh! Gak boleh gitu dong. Walaupun banyak orang hebat di luar sana, kamu malah harus terinspirasi dari mereka. Harus merasa kaya ‘Wah! Banyak orang yang hebat, aku juga harus hebat!’ kaya gitu.. Jangan patah semangat! Oke?"

"Iya kak~" Kam dan aku kemudian duduk di sofa. Kami bercerita panjang, sampai tertidur. Yah jelas sih, ngobrol sambil minum susu buat ngantuk.

---

"Kam, kamu mau kemana?" tanya seorang gadis yang memengang bonekanya dengan erat.

"Maaf kak, Kamma mau ke luar negeri." ucap anak berumur 4 tahun, dia memeluk gadis kecil itu. "Kamma bakal jadi hebat demi kakak! Kamma bakal jadi perenang nomor satu sedunia!"

"Itu gakperlu, Kam.. kakak cuma mau kamu ada disamping kakak.." gadis itu merintih. Dia menangis, lalu memeluk anak laki-laki itu. Bonekanya jatuh, kemudian diambil oleh anak laki-laki sebaya dengan gadis itu.

"Gak papa. Kamma juga bakal pulang lagi 'kan?" ucapnya.

"Kamma janji?"

"Janji."

Mereka bertiga kemudian tersenyum dan kembali tertawa. Kam menjulurkan tangannya, lalu berjabat tangan kepada laki-laki yang sebaya dengan gadis tadi.

"Jaga Kak Yun ya, Kak. Jangan buat dia nangis."

"Iya, tapi aku gak janji."

---

"Mmm, Kamma?" Kamma mendengkur disebelahku, kepalanya menyatu denganku, posisi tidurnya imut banget, huwaa.

Ken duduk disebelahku, ia mengambilkanku sebotol air putih. "Minum."

Aku tersenyum, "Ya, makasih. Nonton film yuk!" Ken mengambil kaset-nya lalu menyetelnya.

"Kemarin baru sampai menit keberapa ya? Gue lupa. Oh ya, gue ada spoiler juga nih. Mau denger gak?" Ken menjadi aktif bicara jika ia dirumah.

"Menit ke 36:56, no spoiler." ucapku. Aku menyeringai. Lalu tertawa melihat wajah Ken yang sebal.

"Gue susah-susah tau nyari spoilernya. Padahal bukan berita buruk."

"Gak mau~ haha."

---

Ayunda, 17 tahun
"Kamma imut banget yatuhan. Semoga dia jadi jodohku."

Ken, 17 tahun
"Kamma ganggu banget sih." Ken benci jika Kam caper didepan Ayunda.

NB: Tanganku cuma gatel update aja geys😂

Ayunda. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang