---
Yain. Ken tuh bawel banget tau! Banyak maunya kaya cewek! "Udahlah Ken, aku gak mau."
Ken memegang tanganku, "Ish, sakit lah babi!" Ken makin meregak tanganku.
"Ken!!!!! Aw aw aw aw." Aku terus merengek. Kamma hanya memasang wajah datar sambil menonton kami.
"Kamma!!! Ihh tolongin." Kamma menatapku datar kemudian pergi. Aku bercedik.
"Makanya cepet!" Ken masih memaksaku. Aku terus menggeleng sambil berusaha melepaskan tanganku dari cengkraman harimau ini.
Alisya mendengok, "Aduh kalian ngapain sih? Kamma dari tadi kayak lalat yang lagi terbang mukanya."
"Ini bundaaa, hiks. Ken maksa aku buat gaya kodok." Alisya kemudian tertawa.
"Aduh Ken Ken, kamu ini kenapa sih." Alisya kemudian meninggalkan kami bedua.
"KENNNNN LEPASINNN."
"Ogah."
"LEPASIN."
"Ogah."
"Pak Ogah?"
"Ogah."
"Yaudah aku bakal niruin gaya kodok, lepasin dulu."
"Awas aja lo kabur." Ken mengancam. Aku berdiri kemudian jongkok.
"Gini 'kan?" Ken menyipitkan matanya. Dia menggeleng.
"Agak nunduk, trus tiruin suara kodoknya." Aku serasa pengen mati deh.
"Tokek... Tokek."
"Itu suara cicak goblok!" Lah iya, aku kemudian ikut tertawa cekikikan.
"Cepet."
Aku berdiri, menundukan kepalaku. "Gak mau wle~" kemudian aku kabur.
"AYUNDAA!!!"
---
Siang hari, lagi dikelas. Gabut banget nich. Laper lagi, daritadi cacing di perut bunyi mulu. Aku liat ke jendela.
"Enak ya.. anak cowok-cowoknya pada main sepak bola gak belajar."
"Ayunda. Pstt.. pst..." Aku menoleh. Oh, ternyata orang jowo.
"Kenapa, Lin?" Dia Lina anak yang waktu ini pindah ke kelas aku. Dia dijuluki ‘Orang Jowo’ gak tahu kenapa.
"Akuy mau ke toilet."
"Pergi aja sendiri."
"Gak. Takut, Ayunda."
"Ogah gwe."
"Hah, itu bahasa apa Ayunda."
"Bahasa planet lain." Aku memilih mengabaikannya, dia selalu saja bertingkah aneh, gitu-gitu dia populer njir.
Lina kemudian cemberut. "Pak saya permisi mau ke toilot."
Semua orang tertawa cekikikan. "Ko-... Kolot, pls. Pfttt."
Lina menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Kenapa bapak?"
"Nggak, Lina. Hanya yang kamu ucapkan salah. Toilet bukan toilot." Kemudian wajah Lina memerah dan dia lari ke luar.
"Mampus.." kataku dalam hati.
Aku kembali menoleh klub sepak bola. Mereka enak ya, menang pertandingan gara-gara lawannya cidera. Trus ga ikut pelajaran lagi buat latihan.
"Kira-kira Kamekuchi lagi ngapain ya.."
"Oke, Yunda kamu yang jawab." Panggil guruku. Aku menyipitkan mataku,
"Maaf pak, mau ke toilot."
"PFTTT KOLOTTT." ucap salah satu siswa. Semua siswa kemudian tertawa. As- aku kelelean. Eh, kelepasan. Eh, keceplokan. EHHH, KECEPLOSAN.
"Maaf, Pak Put. Permisi." Aku ikut lari seperti gaya Lina tadi. Duh karma ternyata ada ya.
---
Ayunda, 17 tahun
"Gue kayaknya perlu kontrol mulut gue deh."Ken, 17 tahun
"Kontrol ke dokter? Emang ada spesialisnya?"NB: Nghhh update banyak.