"Pake otak dong."
---
"Ken, menurut kamu kura-kura apa bedanya sama paus?" tanyaku sembari berjalan di samping Ken yang sedang memegang stang sepedanya. Ban nya kempes. Ken tadi marah-marah, katanya gara-gara aku yang sering naikin sepeda Ken tanpa izin.
Emang kenapa sih, kan rumah kita berdekatan. Cuma pisah 2 centi doang kok. Ken nyebelin.
"Gatau. Gue aja gapernah liat paus." sahut Ken.
"Yaudah kalo gitu besok ke akuarium yuk! 'Kan baru buka tuh di samping jalan Joko." Ken berhenti berjalan, dia menoleh.
"Lo mau ngedate sama gue gitu?" Aku melongo. Mukaku menjadi datar, lalu dengan hati-hati memukul kepala Ken.
Tak! Aku berhasil memukulnya. Ken.. Ken.. Ken.. Ken ku yang tersayang, aku gak ada niatan ngedate ya sama kamu. Tolong jangan ambil arti sendiri goblog.
"Monyet." Aku langsung berlari meninggalkan Ken. Entah kenapa suasana hatiku buruk kalau sudah di baperin Ken. Ya aku gak baper sih. Suer.
Ken hanya menatapku yang berlari, "Ni anak kenapa dah? Lagi PMS ya? Tiba-tiba lari gitu."
---
"Hello, i'm Lina. Nice to meet ya all. Let's be friends now." Seorang gadis dari Afrika yang baru saja pindah ke sekolah ku. Dia menjadi viral dikalangan kelas 11 sekarang.
"Pak bisa di translet ga sih?"
"Dikira saya Google Translate apa. Dia bisa bahasa indo. Yakali sekolah di Indonesia ga bisa bahasa indonesia. Lina, kamu boleh mulai pakai bahasa indonesia ya."
Gadis berambut blonde dengan bulu mata yang panjang itu menyaut, "Baik, Pak!" Ternyata bahasanya masih sangat fasih, tetapi dia bisa berkomunikasi dengan baik walau kadang salah kata.
Semoga dia gak suka sama Ken ya. Duh, aku kenapa sih baru kemaren marahan sama Ken. Setelah kemarin, Ken terus menatapku dari bangkunya. Aku mulai risih dengan itu.
"Anak-anak ada pertanyaan untuk Lina?" Salah satu siswa mengangkat tangannya.
"Lina, are you can be my girlfriend?"
"No. Because you ugly."
Setelah mendengar itu semua seisi kelas tertawa. Kecuali siswa yang menanyakan hal konyol itu, dia malah berkedok bingung. Mungkin dia hanya bisa bahasa inggris yang menanyakan pacar.
"Lina, sampeyan ayu ya .. Apa kowe gelem dadi pacarku?"
"Maaf aku tidak tahu bahasa orang gila."
Lagi-lagi seisi kelas tertawa. Aku yang terbahak-bahak sampai memukul meja. Guru akhirnya memberikan isyarat untuk diam.
"Yasudah, Lina mau duduk dimana?" OMG. Lina menunjuk ke arah Ken.
"Saya maw duduk disamping Ken!" Anjir, bahkan dia tau nama Ken! Duh, gawat. Soalnya Ken gak bisa bahasa planet lain.
Plak! HAH. Duh, tanpa sadar aku memukul meja. Malu-maluin aja Ayunda!! Aduh kayaknya aku mau ditangkep om-om aja daripada disini.
"Kenapa, Yun?" tanya Guru. Semua orang dikelas menatapku dengan bingung. Aku menundukkan kepalaku.
"Maaf pak, saya cuma kejut, itu orang dari planet mana kok bisa tau nama Ken."
"Planet yo ndasmu. Dheweke saka Afrika, Yun.. Yen saka planet liya, bentuk awake beda."
"Iyo pak, aku ngerti." Sekelas hanya menertawakanku kecuali Ken. Aku malu sampai ke ubun-ubun deh. Pengen mati.
"Maaf pak saya tidak mengerti bahasa orang gila." ucap Lina dengan polos.
Kali ini Guruku pun ikut tertawa. Dia akhirnya menjelaskan bahwa ini adalah salah satu bahasa di Indonesia di Jawa. Mungkin Lina harus menerima hal yang aneh di hari pertama masuknya.
---
Ayunda, 17 tahun
"Sukanya Kam, bukan Ken."Ken, 17 tahun
"Ayunda anak aneh."NB: Hahahahaha. Aku padahal gak dari Jawa tapi sok make bahasa jawa wkwkkw. Ini aku taunya dari temenku btw. Tetap pantengin cerita ini ya kawand-kawand~