'Meski jalan yang ditempuh berbeda tetapi hanya akan ada satu tujuan. . .'
_______
Mawar sudah lama tidak menggunakan seragam SMA, mungkin sekitar 3 tahun ia telah lulus dan berakhir menikah dengan Fathan. Namun untuk memakainya, Mawar sedikit canggung hanya saja ia tak mungkin mengatakan pada orang-orang bahwa dirinya telah lulus. Mungkin saja Mawar akan berakhir dalam ruangan dengan psikolog yang menemaninya, memikirkan itu membuat Mawar seketika menjadi lucu dengan dirinya sendiri. . .
Selesai memeriksa dirinya dengan penampilan yang saat ini, pada akhirnya Mawar segera turun untuk rutinitas pagi "PR mu sudah siap bukan?" Tanya mama Mawar dengan tangan lincahnya memberikan piring pada papa Mawar dan juga Mawar.
"Sudah ma"
"Bagus, jangan lupa serius belajar nya apalagi bolos sekolah. Papa engga toleransi bagi kamu yang bolos sekolah. . ." Meski hanya peringatan, Mawar tau bahwa lelaki paruh baya tersebut sangat tegas mengenai peraturan nya. Pernah sekali Mawar melanggar karena tidak masuk kelas akibat terlambat, lalu ia diberikan hukuman pada papanya mencabut fasilitas yang diberikan.
"Iya papa. . "
________
Seperti tak bisa terhindar lagi, keadaan putih abu-abu memang selalu dirindukan namun adakalanya Mawar juga turut bosan ketika salah satu guru bertugas sebagai pengajar melakukan tugasnya didepan. Guru itu terlalu baik sampai ia memilih menutup mata pada murid-murid yang sibuk dengan aktivitas nya daripada mendengarkan beliau.
Brak!
Pintu yang semula tertutup kini terbuka dengan cara kasar sontak membuat banyak pasang mata teralihkan kesal suara begitupun dengan manik coklat yang terkejut akan kehadiran seseorang dikelasnya, hah! Atau bisa dibilang kelas ia juga.
Orang itu terlihat jauh dari kata rapi, ia berantakan dengan peluh keringat yang membasahi seluruh wajahnya seperti habis berlari dengan jarak tempuh yang jauh. Mawar tak tau harus berekspresi apa, karena orang itu terlihat menatapnya penuh lekat seakan menjaga mata coklat itu untuk berpindah.
"Fathan! Apa yang kamu lakukan?!" Teguran dari sang guru tak membuat orang itu mengalihkan pandangannya, derapan langkah seakan memangkas jarak antara dirinya dengan Mawar yang memandang bingung.
Orang itu lalu dengan cepat sudah berada posisi disamping Mawar, ia dengan cepat segera menari tangan Mawar dan membawanya kedalam pelukannya sampai ia berbisik "Terimakasih. . Terimakasih kamu hidup. . ."
Orang yang tidak lain adalah Fathan mampu mengejutkan banyak orang di sana, terutama bagi Mawar sendiri. Pasalnya ia tak pernah melihat raut wajah Fathan yang khawatir padanya atau mungkin ia salah? itulah yang dipikirkan Mawar.
"Fathan!" Teguran dari guru mampu menyadarkan posisi Fathan yang saat ini sedang memeluk Mawar "duduklah"
Fathan menggumamkan maaf sebelum ia melepaskan pelukan Mawar dan beralih ke tempat duduknya, hal yang tak bisa dihindarkan oleh Mawar adalah pertemuannya dengan Fathan karena pemuda itu dan dirinya berada dikelas unggulan sedangkan posisi Leon berada dikelas terbelakang sesuai dengan kapasitas otaknya masing-masing. Karena tidak ingin berlarut dengan kebingungannya kali ini, Mawar lebih memfokuskan pada pengajar sesekali ia menetralkan rasa yang perlahan muncul dalam benaknya. Tidak sekarang, tekadnya untuk memiliki akhir berbeda harus ia lakukan.
"ada apa dengan Fathan? Tidak biasanya ia bersikap seperti ini atau jangan-jangan. . ." bisik dengan mata menelisik kearah Mawar sontak membuat iris coklat Mawar melebar, Ticalova salah satu teman sebangku dari Mawar sekaligus sahabat dekat Mawar.
"huss! sembarangan, perhatikan guru nanti kena tegur baru tau. . " bukannya mengiyakan kalimat yang akan diucapkan oleh Ticalova, Mawar lebih menepis rasa curiga dari sahabatnya agar tetap fokus pada guru yang mengajar.
Ticalova kembali mencebik kesal dengan teguran dari Mawar, ia yang tak puas dengan jawaban Mawar lebih memilih fokus dengan materi didepannya berbeda dengan Mawar yang tenggelam akan sikap dari Fathan hari ini, mungkinkah . . .? Mawar segera menggelengkan kepalanya menepis kemungkinan yang terjadi dengan Fathan.
_______
Jika sebelumnya jam istirahat akan dihabiskan dengan mengikuti kemna apun Fathan pergi, namun berbeda dengan kali ini. Mawar justru duduk di dalam perpustakaan sendiri dengan tatapannya menyusuri kearah buku-buku yang akan berguna nanti, Mawar memang pintar tapi tidak cerdas dan ada beberapa materi yang tidak bisa ia kuasai berbeda dengan Fathan sendiri yang mampu menguasai setiap akademik di sekolah dan menjadi murid kesayangan guru.
Namun yang tak ia sangka adalah sosok makhluk yang tiba-tiba muncul seakan hal itu kemustahilan bagi orang ini "Ada apa Leon?" tanya Mawar setelah ia mendapatkan buku yang sesuai dengan keinginannya, Leon terlihat bosan dengan tangan menangkup kepala dimeja.
"Mengapa kamu belajar lagi? bukankah kamu sudah pintar. . "
Mawar menggelengkan kepalanya, sangat wajar bagi Leon jika mengatakan tersebut namun tidak untuk dengan Mawar yang memiliki ambisi menjadi sempurna "pringkat ku kemarin turun menjadi 3 dikelas dan 7 di seluruh angkatan berarti aku harus tingkatkan belajar ku untuk bisa masuk ke univ impian ku" dulu Mawar tak pernah berpikir ingin lanjut kemana, karena fokusnya masih tetap ada di Fathan.
Kerutan Leon semakin dalam seakan ia semakin heran dengan perkataan dari Mawar "emangnya kamu mau kemana?"
Mawar kembali mengetuk jarinya di dahi dengan alis mengerut "ke Eropa. Aku ingin melihat berbagai musim disana khususnya musim gugur, katanya indah bila kita berada di benua eropa dengan banyak pohon maple di awal musim gugur. Terus pas berdiri dibawah pohon itu daun nya berguguran"
Mendengar itu Leon tertawa dengan kencang bahkan tak peduli tentang ia berada dimana saat ini "apaan itu. Tidak mungkin kamu menggadaikan masa depan mu hanya untuk melihat musim. . ." Ini hal paling konyol dalam hidup Leon saat mendengar impian dari Mawar, sampai teguran dari seseorang menghentikan kegaduhan yang dibuat dari Leon.
"Is. kamu lupa kita berada di perpustakaan. . " Dengus Mawar dengan wajah cemberut. Namun dalam benaknya ia tak pernah merasakan perasaan bebas ini, becanda dengan Leon memang tidak buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn
RomanceAutumn adalah musim gugur yang memiliki banyak makna dalam sebuah hubungan, cerita ini terinspirasi dari kisah yang memiliki kerumitan dan tergoda untuk mengakhirinya tapi tidak dilakukan sampai semua pada keadaan tak memihak mereka. _____ "Jika ak...