Tiga

78 22 19
                                    

⚠️Part ini hanya boleh dibaca oleh usia 16 Tahun ke atas⚠️

⚠️Saya sudah mem-filter semua ini sebisa mungkin. Ambil sisi baiknya dan buang sisi buruknya ya⚠️

⚠️Sebelum baca part ini siapin mental dulu🙂

****

"Kehidupan lebih menyeramkan dari apa yang dibayangkan."

- Pohon 2021

****

Kean terus membuntuti langkah seorang pria bertopeng yang membopong tubuh Lana itu dengan sangat hati-hati sampai langkah terakhir. Alhasil, ternyata pria itu membawa Lana masuk ke dalam sebuah rumah. Sebuah rumah sederhana yang nampak sepi dan tak berpenghuni. Rasa curiga dan khawatir Kean pun semakin menjadi-jadi. Dirinya sangat takut jika terjadi sesuatu pada gadis itu.

Tak lama kemudian, pria bertopeng ala-ala perampok itu keluar dari rumah tersebut dengan tangan kosong. Tanpa membawa tubuh Lana kembali.

Rupanya pria itu hanyalah seorang suruhan untuk menculik Lana dan membawanya ke rumah tersebut.

Yang jadi pertanyaannya sekarang, siapa yang menyuruh pria itu untuk menculik Lana dan membawanya ke rumah ini? Mengapa dia melakukan hal itu pada Lana? Apakah dia musuhnya Lana? Atau ... ah, terlalu banyak pertanyaan yang menumpuk di benak Kean saat ini.

Dari pada terus memupuk rasa penasarannya, akhirnya, tanpa basa-basi lagi, dia pun mulai mendekati rumah itu secara perlahan. Tibalah dirinya kini berada di depan pintu masuk rumah tersebut dengan sangat hati-hati.

Namun sebelum masuk dan mengendap-endap, Kean samar-samar mendengar suara seseorang yang sepertinya sudah tak asing lagi bagi dirinya.

Lebih tepatnya suara seorang laki-laki. Laki-laki yang selalu mencaci maki dan mem-bully dirinya saat di sekolah. Tak salah lagi si pemilik suara itu adalah Geo.

Tetapi, sebentar. Dia mendengar suara lain. Lebih tepatnya suara seorang perempuan. Tidak, malah suara dua orang perempuan!

Kean yang sudah semakin dirasuki oleh rasa penasaran yang amat besar pun mulai mendekatkan dirinya ke arah jendela kamar untuk menguping pembicaraan mereka bertiga. Dia sangat curiga bahwa mereka bertiga akan menyakiti Lana, atau menganiaya gadis tak berdosa itu.

"L-lo mau lakuin itu ke dia? L-lo ... yakin?" tanya Elin, yang ternyata termasuk dari ketiga orang yang merencanakan penculikan Lana.

"E-e-elin? I-itu kan ... s-suaranya E-e-elin!!!" Kean sangat terkejut bukan main.

"B-bu-bukannya ... d-dia i-itu ... s-sahabat baiknya L-la-lana?"

"Kenapa lo? Lo gak tega hah liat sahabat lo menderita kayak gini?" ucap seorang perempuan yang satunya lagi.

"T-ta-tania??"

"S-sudah a-a-aku duga!"

Ya, Tania Clara Alinera. Seorang perempuan berambut pendek yang terkesan tomboy dan galak seperti macan, dan sangat suka mencaci maki serta mem-bully siswa-siswi di sekolah, tak ada bedanya sama sekali dengan Geo.

Tania terkenal dekat dengan Geo. Bahkan, menurut gosip yang beredar, mereka berdua itu berpacaran. Namun hubungan mereka belum terpublikasi atau belum diketahui oleh orang-orang.

Tania dan Geo sama saja. Mereka sangat suka merendahkan dan menghina anak-anak yang tercap cupu, miskin, serta yang memiliki kelainan khusus. Hal itu sudah menjadi rutinitas harian mereka saat berada di sekolah.

Pohon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang