YG MASIH MENGKESAL DENGAN PART SEBELUMNYA =
Happy reading 🤍
****
"Manusia itu diuji sesuai dengan kemampuannya."
- Pohon 2021
****
Flashback on
"H-h-halo Pak,"
Elin bernapas dengan kasar, keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya.
"Halo ini dengan kantor polisi, ada urusan apa?"
"T-t-tolong s-sa-saya..."
Tubuh Elin semakin bergetar hebat, napasnya tersengal-sengal.
"Ada apa Dek? Apakah ada bahaya?"
"B-b-bukan saya yang sedang terkena b-bahaya, tapi ... t-teman saya..."
"Kejahatan? Pembunuhan? Atau apa dek?"
"Pokonya Bapak cepat datang ke jalan Anggrek daerah Ciparai, di sisi jalan dekat sebuah rumah tua yang berwarna merah. Mohon cep—"
Nut. Tiba-tiba saja saluran teleponnya mati. Elin menatap ponselnya dengan kesal, terlebih saat melihat sebuah SMS yang berisikan :
Maaf, pulsa anda tidak dapat mencukupi untuk melanjutkan panggilan. Total pulsa anda sekarang Rp. 0.
Segera lakukan isi ulang pulsa di *123#"Agrh, yang bener lahl!" umpat Elin dengan kesal.
Elin mulai menyatukan kedua telapak tangannya, dan menutup matanya seraya meminta doa pada Tuhan.
"Semoga aja mereka sempet denger omongan gue tadi. Tolong selamatkan Lana, Ya Allah.""Maafin gue, Lan...." mata Elin mulai berkaca-kaca. Gadis itu berusaha menahan rasa sesak di dadanya.
"... gue terpaksa lakuin hal ini, dan ... gue nyesel banget...."
Elin menghapus air matanya yang berlinang. Sedetik kemudian, gadis itu pun kembali meneruskan perjalanannya.
"T-tenang aja, Lan. Gue yakin lo pasti bakalan baik-baik aja."
Flashback off
****
"JANGAN MAIN HAKIM SENDIRI!"
"ATAU KAMI TANGKAP KALIAN SEMUA!"
Para polisi mulai berteriak-teriak dihadapan para warga yang tengah berbaris.
Kekesalan para warga semakin bertambah tat kala mendengar ocehan dari para polisi yang sangat menyudutkan mereka semua. Padahal, para warga merasa mereka semua telah melakukan sebuah tindakan yang benar sesuai ajaran nenek moyang dan agama mereka. Tetapi, tetap saja hal itu tak bisa dibenarkan karena telah terjadi sebuah kesalahpahaman disini.
"PAK POLISI, MEREKA TELAH BERBUAT MAKSIAT DI RUMAH INI!"
"IYA PAK! MEREKA BUKAN WARGA SINI, MEREKA HANYA INGIN MENCEMARI LINGKUNGAN INI DENGAN PERBUATAN BEJAT MEREKA!"
"SIKSA SAJA MEREKA PAK! PENJARAKAN! PERBUATAN MEREKA JELAS-JELAS MELANGGAR NORMA-NORMA!"
"BAKAR HIDUP-HIDUP AJA MEREKA!"
Teriakan para warga semakin menjadi-jadi. Membuat 6 orang polisi itu kewalahan dan kalah suara. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk berbicara melalui toa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pohon [END]
Romance[PINDAH KE FIZZO NOVEL] **** "Jadilah seperti pohon. Tetap kuat meski hujan badai lebat datang menerjang. Tetap tegar meski seringkali dipatahkan." Kean Adlanna, seorang laki-laki gagap dan culun harus menerima garis takdir yang sangat malang dan si...