Bonchap 3: Pembalasan

1.7K 166 40
                                    

Halo

Vote + Comment

Enjoy!

.

.

.


"Tenang, gue gak akan pergi lebih dari lima belas menit."

Renjun akhirnya mengangguk setuju, "Awas kalo lama, gue pukul lo."

"Iya-iya enggak kok."

Jeno langsung keluar dari mobilnya, ia kembali masuk kedalam kampus Renjun, ingin mencari dua manusia yang sudah membuat emosinya naik.

Jeno sampai di kantin fakultas. Pemuda itu melirik keadaan sekitar yang terlihat cukup sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang makan di kantin.

Mata tajamnya berusaha menemukan sosok perempuan yang masih sangat Jeno ingat wajahnya. Dan di pojok kantin, ia menemukan sosok itu sedang tertawa bersama seorang pria yang Jeno yakini adalah pacarnya.

"Kurang ajar, abis ngerjain orang bisa-bisanya mereka ketawa gak ada beban. Sinting," gumam Jeno kesal, kakinya langsung melangkah cepat ke pojok kantin seiring dengan napasnya yang makin memburu.

BRAK!

Jeno menggebrak meja yang berisi dua orang itu hingga makanan yang ada diatas meja tumpah. Beberapa pasang mata yang penasaran langsung menoleh ke sumber suara.

Jeno menatap keduanya dengan pandangan tajam, seolah ingin menusuk mereka hanya lewat tatapannya.

"Ada masalah apa lo dateng-dateng gebrak meja?!" sungut si senior marah.

Bugh!

Bugh!

Jeno melayangkan dua tinjuannya kearah rahang senior itu, membuat pria yang lebih tua tersungkur sambil meringis sakit.

Tidak terima diserang tiba-tiba, senior itu langsung bangkit untuk membalas Jeno, tapi pukulannya malah salah sasaran dan mengenai meja sebab Jeno lebih dulu menghindar.

"Orang brengsek kayak lo pantes dibikin babak belur," ucap Jeno datar.

"Masalah lo sama gue apaan dateng-dateng langsung ngajak ribut?!" sungut senior itu kesal.

"Masih bisa nanya?! Otak lo langsung gak berfungsi abis gue tonjok? Apa lo amnesia tadi abis ngerjain adik tingkat sampe traumanya kambuh?!" bentak Jeno.

Senior itu langsung memasang wajah terkejutnya, ia berpikir dari mana Jeno tau tentang hal tadi.

Siapa sebenarnya pria ini, dan bagaimana bisa dia tau tentang hal tadi padahal seingatnya tidak ada orang selain dirinya dan pacarnya saat kejadian.

"Babe, cowok itu saudaranya Renjun yang aku certain ke kamu," bisik si perempuan menjawab kebingungan pacarnya. Senior perempuan itu memandang takut kearah Jeno. Karena sungguh aura yang pemuda itu keluarkan saat ini sangat berbeda.

"Gue tanya lo punya otak gak ngerjain saudara gue sampe traumanya balik?!"

"Lo sengaja kan ngunciin dia di kelas pas hujan?! Lo pasti udah tau tentang trauma dia kan?!"

"Jawab brengsek! Gue tau lo berdua gak bisu!"

Keduanya hanya diam, tidak menjawab rentetan ucapan Jeno.

Iridescent || Jn x Rj ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang