44. ❬ Ekstra ❭ With You

235 47 19
                                    

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Hanma berhasil bangun tidur lebih awal.

"Menjadi dewasa sepertinya nggak enak ya, Kisaki-san?"

Hanma memandangi wajah letih Kisaki kemudian mengelus-elus keningnya dengan sangat perlahan, tak ingin membuatnya terbangun.

"Walau stress tapi kamu tetap manis," Menyadari ini adalah moment kesempatan dalam kesempitan yang tepat, Hanma pun mendekatkan wajahnya, hendak mencium bibir Kisaki.

"Hanma, no kissing," Bisik Kisaki sembari menahan wajah Hanma menggunakan tangan kanannya.

Mampus kecyduk. "GYAAAAA!"

"Nakal ya kamu," Sayang sekali bung, usaha anda gagal total. "Mentang-mentang bangun sepersekian detik lebih cepet dari aku."

"Ya maaf, muka Kisaki-san pas bobok gemesin banget."

"Hanma, Hanma, ada-ada aja ."

"Tee-he~ Kisaki-san, mau main tebak-tebakan gak?"

"Boleh. Apa tebakanmu?"

"Kubis apa yang romantis?"

"Kubis... Kubisikkan namamu dalam do'a ku?"

"ANJAY KOK KEREN BANGET?! Tapi salah sih!"

"Hahah, terus jawaban benernya?"

"Kubisa cintai kamu selamanya."

Kisaki mencubit gemas pipi Hanma. "Kreatifnya juga nggak ilang-ilang, heran. Mau mandi bareng?"

"EHEHE, YA MAU DONG♡!" Semangat Hanma langsung terbakar hebat.

"Kalo gitu kamu isi bathtub nya, aku mau ambil baju dulu," Setelah mendapatkan titah dari Kisaki, Hanma buru-buru loncat dari tempat tidur dan berlari kecil ke kamar mandi dengan perasaan riang gembira.

Setelah mengambil dua setel pakaian untuk masing-masing orang, Kisaki pun menyusul Hanma yang tengah asyik memainkan busa Bath bomb. "Ah, Kisaki-san~! Sini, sini!"

"Kenapa sesenang itu?" Perlahan, Kisaki masuk ke dalam bathtub lalu menyenderkan punggungnya ke tubuh Hanma.

"Bukannya aku selalu begini?"

"Benar juga. Tapi kadang kalau senangnya berlebihan, pasti ada maksud terselubung."

"Sial."

"Kan?!"

Hanma memeluk perut Kisaki sambil cengengesan tanpa dosa. "Enggak, enggak, kali ini aku lagi enggak kepingin naena kok. Cuma mau manja sama daddy aja~"

"Mau di manjakan di atas kasur atau dimana?" Kisaki mulai membaluri tubuhnya dengan sabun.

"J-Jangan perkosa aku, Kisaki-san," Soalnya entah kenapa, Kisaki versi sugar daddy ini memiliki aura gentle yang pekat—menurut insting Hanma. Jadi ada kemungkinan dia bisa menjadi top saat mereka berdua melakukan persetubuhan.

"Oh? Hanma-kun takut?" Goda Kisaki. "Kalau kamu nakal, aku bisa berbuat nekad loh."

"AMPUN KISAKI-SAN, PAPA, AYAH, DADDY, BAPAK, TOU-SAN, OPPA!"

"Kenapa oppa juga?!"

"Emang oppa artinya bukan ayah?"

"Bukan lah!"

"Kirain artinya ayah, soalnya aku mikir oppa itu singkatan dari oppapa."

"Ya ampun."

Acara mandi bersama mereka berlangsung aman, tentram, dan damai—Hanma benar-benar tidak berniat menyerang Kisaki, hanya untuk saat ini sih. Soalnya belum tentu dia bisa menahan hasrat binatangnya selama dua puluh empat jam penuh.

Setelah semuanya rapih, badan wangi bersih serta perut terisi penuh, Hanma pun mengajak Kisaki pergi ke bioskop terbesar di Shinjuku. Katanya mau nonton salah satu film keluaran terbaru.

"Ini... Genre nya apa?" Kisaki menatap curiga tiket yang tengah di pegang Hanma.

"Action, romance... Terus apa lagi ya, aku agak lupa sih. Tapi trailer nya epik parah, Kisaki-san!" Balas Hanma antusias.

"Beneran? Kenapa ada simbol 18+ di tiketnya?"

"Ya itu bagian dari romance nya!"

"...Pantas saja. Kamu kan nggak suka adegan-adegan romantis."

"Kalo menye-menye mleyot lebay gitu aku emang gak demen."

"Heh."

"BAHA~♡ intinya beda lah sama kita yang manja-manja sange gemes."

"Jangan keras-keras ngomongnya!"

Film pilihan Hanma dengan judul Entry the Room ternyata di dominasi oleh adegan seksual. Memang ada bagian berantem gila-gilaannya, tetapi cuma berlangsung selama tiga puluh menit dari total dua jam.

Bangsatnya, Hanma malah ereksi di tempat. Jadi dia menggeliat terus menerus bahkan berusaha mencium, menyosor, meraba, dan menyerang Kisaki.

Apakah semua aksinya berhasil? Sayangnya tidak, men. Sasaran pencabulan Hanma ternyata memiliki pertahanan diri yang sangat tinggi.

.
.

Skip

.
.

Setelah kembali dari bioskop, kedua insan berjarak sebelas tahun itu memutuskan untuk menyaksikan sunset di balkon lantai dua rumah Kisaki bersama dua gelas kopi cappucino berukuran L.

"Berkencan sama Kisaki-san rasanya gak ada bedanya," Tutur Hanma tiba-tiba.

"Maksudmu... membosankan?" Helaan nafas Kisaki terkesan sendu.

"Bukan lah! Justru aku senang, soalnya pacarku nggak berubah samasekali walau dua belas tahun udah berlalu."

"Beneran?"

"Sumpah! Dulu aku pernah mikir, apa Kisaki bakal berubah pas udah beranjak dewasa? Jujur, aku takut. Aku nggak mau itu terjadi. Aku nggak mau Kisaki ku terasa seperti orang lain."

Sebuah senyuman lembut terkembang di bibir Kisaki. "Aku janji, aku tidak akan berubah."

"Kisaki-san..." Manik emas Hanma menatap polos lawan bicaranya. "Janji ya?"

"Iya. Aku akan mencium mu sebagai tanda bukti."

"Mau."

Kisaki bangkit, memindahkan diri dari kursi ke pangkuan Hanma. "Jangan takut lagi, oke? Aku bakal selalu menjadi Kisaki Tetta kesayanganmu," Kemudian ia memegang bahu sang kekasih.

"Udah enggak lagi," Terbenamnya matahari kala itu berbarengan dengan menyatunya bibir Kisaki dan Hanma—dimana sebuah janji telah terikat di sana.

Ah, manisnya.

.
.

END

.
.

A/N : Rencananya author bakal menceritakan masa depan Hankisa secara lengkap
Tapi tunggu chapter 200 rilis oke, NGAHAHA 三三ᕕ( ᐛ )ᕗ

What the ✨Poop✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang