Berhati-hatilah pada penyakit "nanti dan nanti". Belumkah ada kesadaran betapa pendeknya umur, betapa banyaknya kesibukan, sedangkan kita tidak mengerti kapan maut akan menghampiri.
Kaum tua hanya sedikit jumlahnya, sedang yang banyak mati lebih dulu adalah kaum muda dan juga anak-anak.
-- Seorang dituakan dan tertipulah ribuan manusia
-- Mereka lupa betapa banyak pemuda yang tertanam di pekuburan
Ketertipuan diawali oleh panjangnya angan-angan. Dan tidak ada penyakit yang lebih berbahaya dari pada panjang angan-angan. Jika bukan karenanya, maka manusia tidak akan pernah lalai. Sungguh ia (panjang angan) telah menyebabkan manusia tertipu hingga mengakhir-akhirkan taubat.
Bagi mereka yang berniat akan rajin beribadah itu nanti kalau tua saja, maka pertimbangkanlah hal-hal berikut ini:
1. Apakah Anda yakin akan mencapai umur tua? Betapa banyak mereka yang mati muda bahkan mereka yang baru lahir.
2. Jika umur sampai tua, apakah Anda yakin masih diberi kesehatan karena betapa banyak mereka yang ketika tua menjadi mudah sakit sehingga mengganggu aktivitasnya termasuk beribadah.
3. Jika Anda tua dan masih diberi kesehatan, apakah Anda yakin akan tumbuh rasa semangat beribadah? Karena betapa banyak mereka yang sudah tua tapi tidak tumbuh kesadaran untuk rajin beribadah. Mereka tetap malas dan mengisi hari tuanya dengan kegiatan yang sia-sia.
4. Jika Anda tua dan benar rajin beribadah, apakah Anda yakin bahwa ibadah yang Anda lakukan dilandasi rasa ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallohu alaihi wassalam? Karena betapa banyak orang tua yang mengira dirinya telah banyak beramal tapi ternyata amalnya sia-sia karena tidak dilandasi rasa ikhlas dan jauh dari tuntunan syariat.
Marilah dari sedini mungkin kita giat mencari ilmu dan beramal agar itu menjadi kebiasaan kita dan kebutuhan kita sehingga kita tidak akan pernah merasa berat melakukannya sampai saatnya kita memenuhi panggilan Allah untuk menghadapNya.