[Name]'s POV ;
"Apa ini tidak berlebihan?"
"Enggak kok. Malahan kamu terlihat imut loh. "
Semburat merah menjalar di pipiku, "Anzu, Jangan menggodaku seperti itu. Dan aku tidak imut. "
"Wah~ Anak Mama cantik banget~ "
"Mama juga jangan ikut-ikutan napa. "
Aku mengenakan seragam musim dingin Yumenosaki, versi perempuan ---- rok kotak-kotak berlipit di atas lutut dan polo putih dengan dua pakaian; sweater [F/C] favoritku dan rompi seragam berwarna biru. Blazernya tidak aku kancing karena aku suka memasukkan tanganku ke saku sweater daripada blazer. Dan dasi berwarna biru yang menandai bahwa aku sudah kelas dua SMA. Ada dua warna dasi lainnya, dasi berwarna merah untuk kelas satu dan dasi berwarna hijau untuk kelas tiga. Sangat unik. Aku juga mengenakan stoking berwarna hitam, dan sneakers berwarna [F/C] yang biasa ku pakai. Toh, nanti juga di lepas dan digantikan dengan sepatu khusus dalam sekolah(?).
Aku membiarkan rambut [H/C] ku tergerai seperti Anzu, bukan berarti aku copas. Aku justru tidak mau terlihat terlalu menonjol hanya karena gaya rambutku.
Hanya dua hari setelah Mamaku mengirim surat pendaftaran ke Kepala Sekolah dan hari ini adalah hari pertama ku masuk ke Yumenosaki. Aku pernah bersembunyi di toilet karena saking gugupnya untuk menghindari hari ini, berharap Anzu tidak menemuiku dan berpikir bahwa aku sudah berangkat ke sekolah. But noooooo..... Dia terlalu mengenalku (';д;')
"Lain kali, jangan bersembunyi di toilet lagi. Kamu bukan anak kecil lagi. " Dia memarahiku dengan lembut, Kami sekarang mendekati tujuan kami seketika aku mulai merasa lebih gugup dari sebelumnya.
"Yah, maaf jika aku merasa jantungku akan meledak karena terlalu gugup. " Kataku dengan sarkas. Pintu kereta terbuka dan kita berdua turun dari kereta, "Jujur, kenapa aku menyetujui ini?! Tapi, gak apa-apa bisa liat cogan. " Aku menarik napas dalam-dalam dan mulai berjalan.
Anzu hanya terkekeh melihat sifatku yang kekanak-kanakan. Setelah melangkah keluar dari stasiun, kami disambut dengan jalan-jalanan kota yang indah. Tidak seperti kota lain, ini memiliki aura kesederhanaan, keindahan dan kedamaian, 'Totemo utsukushī.' Aku menghabiskan waktuku mengagumi pemandangan sekitar sebelum Anzu menyeret ku ke Jalan menuju laut, "Ayo, kita bisa jalan-jalan nanti. Sekarang, kita harus pergi ke sekolah, kamu masih harus bertemu Kunugi-sensei. " Ucap Anzu sambil mengambil tanganku lebih tepatnya Saya diseret, ya gw diseret.
"Siapa itu? " Tanyaku sambil mengikutinya dari samping, tanpa diseret.
"Konselor sekolah di Ymnsk. Dia bertanggung jawab atas catatan para siswa, lama dan baru. Jadi, kalo kamu ingin tahu kelas dan jadwalmu, sebaiknya kamu menemuinya sebelum kelas dimulai. " Anzu menjelaskan siapa 'Kunugi-sensei' ini.
Kami terus berjalan sampai kami mencapai gerbang yang mewah dicat dengan warna emas yang menunjukkan jalan masuk ke dalam gedung sekolah, , "Wow. " Aku ternganga saat melihat pintu masuk, "Aku tahu kalau Yumenosaki adalah sekolah kelas atas dan sebagainya. Tapi aku tidak mengharapkan ini. "
Anak sekali lagi terkekeh, "Percayalah, aku merasakan hal yang sama. Ayo! " Ucapnya sambil tersenyum dan meraih tanganku dan menarikku masuk.
Bagian dalam sekolah bahkan lebih menakjubkan daripada bagian luarnya; disebelah kiriku ada bangunan raksasa seperti yang kulihat di film-film barat yang ku anggap sebagai 'Lecture Hall' seperti yang Anzu katakan disebelah kananku ada area parkir yang luas, lalu di depanku adalah Gedung Sekolah Utama yang terlihat seperti rumah mewah. Aku hanya ternganga lebar karena pemandangan yang kulihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
≡;- ꒰ °𝐌elody 𝐢n 𝐌y 𝐄ars ꒱
Фанфик【 𝙀𝙣𝙨𝙚𝙢𝙗𝙡𝙚 𝙎𝙩𝙖𝙧𝙨 𝙭 𝙁!𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧 】 ╭┈┈┈┈┈┈┈┈┈𑁍ࠬ┈┈┈╮ 𝚂𝚞𝚖𝚖𝚊𝚛𝚢; 𝘠𝘶𝘮𝘦𝘯𝘰𝘴𝘢𝘬𝘪 𝘎𝘢𝘬𝘶𝘦𝘯 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘬𝘴𝘦𝘴 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘪 𝘋𝘳𝘦𝘢𝘮𝘍𝘦𝘴. 𝘐𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵 𝘚𝘢𝘯𝘨 𝘗𝘳𝘰𝘥𝘶𝘴𝘦𝘳 �...