Nesa baru saja menyelesaikan kelas terakhirnya hari ini yaitu mata kuliah ekonomi politik. Baru saja ia bangun dari kursi dan hendak meninggalkan ruangan tiba-tiba saja handphone yang ada di saku celana jeansnya bergetar.
Aksa is Calling...
"Hallo ra" Sapa suara dari seberang sana.
"Kenapa sa?" Tanya Nesa sembari duduk di bangku besi.
"Udah selesai kelasnya?"
"Barusan banget, pas lo telfon gue masih dikelas"
"Mau makan siang apa? Gue sama Lintang mau ke FISIP nih"
"Apa aja bakalan gue makan kok, laper banget nih" jawab Nesa sembari mengelus perutnya yang sedari tadi berbunyi minta diisi.
"Yaudah nanti abis nyari makan gue langsung kesana"
"Gue tunggu di belakang gedung FISIP aja ya, dahhh"
Setelah memutus sambungan telfon, Nesa bergegas dan langsung menuju tempat yang ia sebut tadi dan duduk di salah satu bangku yang kosong. Belakang gedung FISIP ini memang sengaja dibuat nyaman dengan disediakannya bangku-bangku untuk sekedar ngobrol, makan atau bahkan diskusi kelompok.
Perempuan yang dipanggil ra barusan bernama lengkap Dineshcara Kishika atau biasa dipanggil Nesa namun tidak dengan Aksa, sahabatnya yang satu itu biasa memanggilnya Sara sedari SMP. Ya, mereka bersahabat sejak masih berseragam putih biru. Nesa adalah mahasiswa semester lima jurusan Ilmu Politik. Nesa memang sudah bersahabat dengan Aksa sedari SMP tapi perempuan itu juga masih punya tiga sahabat lain semenjak ia menjadi mahasiswa baru di Universitas ini yang tak lain adalah Lintang, Rendy dan juga Rio.
Suasana siang ini ramai, banyak bangku-bangku yang diisi oleh mahasiswa-mahasiswa berbagai jurusan dari FISIP. Sembari menunggu Aksa dan Lintang, Nesa memainkan ponselnya hanya untuk sekedar membuka instagram, mengecek whatsapp dan line lalu berakhir scrolling timeline twitter.
Menjelajahi dunia twitter membuat Nesa terlena sampai tidak sadar bahwa Aksa dan Lintang sudah duduk dihadapannya.
"Gak sadar tuh dia kita udah duduk didepannya daritadi" ucap Lintang sambil melipat tangannya diatas meja dengan menatap perempuan berkemeja hitam dihadapannya.
Lintang Mahawira atau biasa dipanggil Tatang oleh teman-teman dekatnya. Mahasiswa perpajakan semester 5. Hobi dan pandai bermain gitar, mudah dekat dengan perempuan, diantara empat laki-laki Lintang lah yang paling banyak mengoleksi mantan. Berparas tampan namun terkesanp f*ckboy dan paling brengsek diantara yang lain karena sering bergonta-ganti pasangan, pasangan bobo lebih tepatnya. Berkulit putih dan bermata sipit karena ibunya adalah orang tionghoa namun memeluk agama islam saat menikah dengan ayah Lintang.
"Ra!" panggil Aksa sembari menyentuh ponsel Nesa.
Nesa mengadahkan kepalanya dengan cepat, matanya mengerjap dan mulutnya menganga namun beberapa detik kemudian ia tersenyum lebar memamerkan deretan giginya hingga matanya berubah menjadi segaris.
"Eh kalian" serunya sumringah.
"Beli apa nih?" tanya Nesa sambil membuka kantong kresek putih yang ada diatas meja. Terdapat 3 sterofoam dan juga 3 botol air mineral didalamnya. Setelah mengeluarkan isinya, Nesa membuka satu sterofoam miliknya dan semakin menyunggingkan senyum lebarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soleil
Teen Fictiontentang siapa yang paling lama bersama, siapa yang pernah menjadi orang yang sangat dicintai namun rumit untuk dijadikan pelabuhan terakhir, juga hadirnya seseorang yang mampu menumbuhkan perasaan tak terduga.