satu hari berlalu, saat ini lea sedang terduduk menunggu taksi lewat, lebih tepatnya ia termenung. baru satu hari sejak jake sakit, namun hidup lea sudah terasa sangat gersang, bagian bawah mata gadis itu hitam, kantung matanya membesar akibat terus menangis dan kurang tidur. semalaman ia berjaga di kamar suaminya, kalau saja jake perlu sesuatu. pagi tadi, lea kembali ke rumah untuk mengambil perlengkapan dan pakaian jake, karena terburu-buru pergi ke rumah sakit semalam, lea tak sempat mempersiapkan apapun. semuanya disimpan wanita itu di dalam tas besar yang sejak tadi ada di pangkuannya. lea makin larut dalam pikirannya, kenapa sejak dahulu ia tak curiga soal obat-obatan yang jake konsumsi padahal seluruh obat itu tergeletak di meja samping kasur? apa saja yang lea masa depan lakukan? lea mengutuki dirinya sendiri, dahulu dan sekarang, ia tetap bodoh, kalau saja ia bisa peka lebih awal, jake pasti bisa dioperasi lebih cepat dan tak perlu merasakan sakit berkepanjangan.
puan itu menghela nafas lemah, kenapa jalanan sangat sepi? tidak ada taksi yang lewat sejak tadi, lea harus segera pergi, jake pasti membutuhkannya, "halo, gadis cantik" sapaan tak asing membuat kepala lea menoleh, itu perempuan pemilik kafe! lea menutup mulutnya terkejut dengan satu telapak tangan, "ibu? kenapa anda bisa ada di sini?" tanyanya masih penuh keterkejutan, si ibu membalas dengan kekehan, "kamu sendiri, kenapa bisa ada di sini?" jawabnya, lea mengatupkan mulut, benar juga, semuanya memang tak masuk akal sejak awal. wanita itu mendudukkan diri di samping lea, "hari yang cerah untuk melakukan perjalanan" kata wanita itu lalu keduanya hening lagi, lea menyadari maksud dari ucapan insan di sampingnya, segera hatinya merasa geram, "kalau ibu ingin aku kembali ke masa lalu sekarang, aku tidak bisa, dan tidak akan mau, jake sedang membutuhkanku, kau bisa menemuiku lagi di hari lain, kalau jake sudah sembuh" sebut lea tegas, hampir saja perempuan itu beranjak dari duduknya, sebelum matanya menangkap jam pasir yang dikeluarkan si wanita tua dari kantung pakaiannya.
"tidak ada hari lain, tidak ada harapan, semuanya percuma kalau tidak bertindak sekarang juga" ibu itu bicara, menyerahkan benda kecil itu ke genggaman lea, lea terdiam lagi, matanya mengamati jam pasir di tangannya. berbeda dari kondisi saat terakhir ia melihat benda itu, kini butiran pasir di sisi atas nyaris habis, sepertinya dibutuhkan beberapa jam saja untuk semua sisa pasir yang ada berpindah ke bawah, lea memutar otak, jangan katakan padanya, "ini jumlah usia jake?!" lea berteriak. lea tak berharap pertanyaannya dibenarkan, namun saat melihat kepala wanita di sampingnya bergerak ke arah atas bawah, jantung lea seakan keluar dari tempatnya, satu air mata lolos membasahi pipi, hawa itu mulai terisak. setelah itu, tidak ada yang berbicara.
"kamu bisa ada di masa ini, semua karena keinginan jake. pagi itu jake berdoa untuk tetap bisa menghabiskan sisa waktunya bersamamu tanpa membuatmu curiga tentang penyakitnya. alhasil, hadirlah dirimu dari masa lalu yang tak tahu menahu soal apapun, jadi kalian bisa tetap bersama tanpa kau bertanya apapun padanya. namun, akhir-akhir ini dimensi seakan digoncangkan. semalam, ketika rasa ingin tahumu mulai muncul, ternyata, kekuatan perasaanmu lebih besar dari doa yang jake naikkan. kamu sudah mulai jatuh cinta padanya, ya?" usai buka suara panjang lebar, pertanyaan dilontarkan wanita itu pada lea, yang ditanya masih menangis, tatapannya sengit, "iya! aku cinta padanya! aku sangat mencintainya, jadi tolong, tolong beri aku satu kesempatan lagi" lea berteriak lagi dalam tangisnya, perempuan itu kelepasan kontrol diri. ayolah, adakah manusia yang tetap tenang saat tahu suami yang dia kasihi akan pergi? terlebih lagi lea sedih, ia sedih saat ia diperbolehkan mengetahui akhir hayat suaminya tapi tak bisa berbuat apapun untuk mencegah.
perempuan tua tersenyum, ia senang mendengar pengakuan lea. "hidup selalu berjalan sesuai pilihan, bila sebuah kelahiran bisa ditunda, kematian juga bisa. selain kesetiaan, teori cinta adalah pengorbanan, yang satu harus direlakan agar yang lain tetap hidup" sebutnya, matanya berfokus pada perut lea yang sudah sedikit membuncit. lea berkedip berulang kali, maksudnya, ia harus merelakan bayinya agar bisa tetap bersama jake? lea tak bisa terima, ia ingin bersama keduanya, ia seakan dipermainkan oleh wanita tua ini, lea bersiap mengeluarkan protes, "tak banyak waktu, tentukan pilihanmu sekarang, bus sudah hampir tiba, kalau tak ingin kembali, cukup tutup saja matamu" ujar wanita tua itu. nafas lea tercekat, ini tidak adil! bagaimana bisa seorang ibu merelakan anaknya? sesuatu yang sudah hidup di dalam dirinya selama tiga bulan, buah cintanya dan jake yang sudah mereka tunggu kehadirannya delapan tahun lamanya? namun di sisi lain, apalah arti hidup lea tanpa jake, wanita itu tak yakin ia bisa bertahan tanpa suaminya, lea diterpa dilema, klakson bus merah jadul itu berbunyi tanda kedatangannya kian dekat, dada lea berdebar teramat kencang, sampai akhirnya gadis itu memilih untuk tetap membuka kedua matanya hingga bus yang lewat memenuhi pemandangannya, dan sekali lagi seperti sejak terakhir kali, segalanya kembali menjadi hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
love theory | jake
Fanfictionkehidupan lea terasa begitu hampa sampai ia bertemu suami tak terduganya di masa depan. complete, october 2021.