29. Ice cream

21 1 0
                                    

Selamat membaca💓
Banyak Typo bertebaran.

" Adit " panggil Ara.

" Kamu ngapain lari-lari gini? " Tanya Adit dan langsung menghampiri Ara.

" Hehehe tadi aku liat kamu terus aku ikutin kamu tapi kamu jalannya cepat banget jadi karena takut di tinggalin yaudah aku lari aja " jelas Ara.

" Jangan lari-lari lagi ya! " Perintah Adit.

" Ok " jawab Ara.

" Yuk pulang " ajak Adit dan menggandeng tangan Ara.

" Adit aku mau beli ice cream boleh nggak? " Tanya Ara.

" Yaudah tapi 1 aja " Adit mengizinkan Ara, mereka pun langsung menuju ke toko ice cream.

Setelah sampai hanya Adit saja yang turun untuk membelikan ice cream sedangkan Ara menunggu di mobil, Ara memesan ice cream coklat.

" Nih " Adit masuk ke dalam mobil dan memberikan ice creamnya ke Ara.

Ara mengambilnya dengan senang hati.
" Yeah makasih "

Tapi sebelum ia ingin memakan ice creamnya Adit menagih sesuatu.

" Jangan bilang makasih aja dong " ujar Adit sambil menunjuk pipinya dengan jarinya.

Muah
Ara mencium pipi Adit dan langsung  menjilati ice creamnya dengan semangat karena ia tidak di perbolehkan Adit terlalu sering memakan ice cream.

Adit kembali fokus menyetir dan sekali-kali melirik ke arah Ara untuk melihat pacarnya yang sedang menjilati ice creamnya.

" Adit ambil tisu " suruh Ara karena ia sudah menghabiskan ice creamnya ia sadar bahwa ia kalo makan ice cream pasti celemotan ke mana-mana di wajahnya.

Adit yang di suruh Ara tidak berniat mengambil tisu, ia memberhentikan mobilnya di seberang jalan.

" Kenapa berhentikan aku cuma minta ambilin tisu aja " Ara merasa aneh.

Tanpa basa-basi Adit langsung mencium Ara, sedari tadi ia ingin mencium pacarnya ini tapi ia menunggu saat yang tepat.

" Ugh " lenguhan Ara yang sudah kehabisan nafas, Adit pun menyadari ia pun langsung melepaskan ciumannya dan beralih membersihkan ice cream yang celemotan di sekitar mulut Ara.

" Enak " ujar Adit setelah membersihkannya dengan lidahnya. Ara yang mendapat perlakuan tersebut langsung memerah pipinya ia merasa malu tapi juga senang.

" Makasih " ujar Ara.

" Sama-sama " jawab Adit dan langsung kembali fokus menyetir mobilnya.

Tapi sebelum ia mengantar Ara pulang ke rumah Adit mengajak Ara ke markas gengnya terlebih dahulu.

Ara yang sadar bahwa ini bukan jalan ke arah rumahnya.
" Kita mau ke mana arah rumah akukan bukan lewat sini? " protes Ara.

" Sebentar ke markas aku bentar aku mau ngambil barang dulu " ujar Adit.

" Oooh... " Jawab Ara.

My Spoiled GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang