satu

48 4 0
                                    

"uhhh.." suara lenguhan terdengar dari bibir kecil seorang gadis bersurai hitam. Kelopak matanya bergerak dan terbuka menampakkan iris mata gold yang indah dan mempesona. Tatapannya menajam dan dingin. Ia memegang kepalanya pelan, bola matanya membesar seakan terkejut dan dengan cepat kembali seperti semula.

"Aku tidak menyangka akan terlahir kembali." Ucapnya seraya tersenyum tipis.

Gadis itu Myesha seorang pembunuh bayaran yang sangat ditakuti di dunianya dulu sekarang menempati tubuh Vlora. Gadis berumur 17 tahun yang diperlakukan tidak adil oleh orang tua dan saudara tirinya. Ia dianggap aib oleh mereka dikarenakan lahir diluar nikah, atau dengan kata lain anak haram. Tidak hanya itu ibu Vlora juga memperlakukannya dengan kejam dan meninggal karena sakit keras. Hidupnya sangat tragis, bukan hanya ayah kandung tidak menerima kedalam keluarganya. Bahkan ibu kandungnya juga memperlakukannya dengan kejam seolah bukan anaknya. Hanya saudara tirinya yang baik, selalu memberinya senyuman yang menghangatkan hati Vlora yang kosong. Hingga hari itu tiba, masa apocalypse dimana semua manusia merasa putus asa dan moralitas mulai terkikis. Zombie mulai bermunculan dan memangsa manusia. Vlora merasa takut, namun saudara tirinya, Meera tersenyum lembut dan menenangkannya. Bahkan walaupun orang tua dan kakaknya tidak menyukai keberadaan Vlora, Meera tetap menjaganya. Sikap Meera menghangatkan hati Vlora.

Meera salah satu manusia berkemampuan khusus, Api. Sehingga Ia diperlakukan hormat oleh orang lain, sedangkan Meera menanggapinya dengan senyuman ramah dan rendah hati. Vlora merasa tidak berguna dan gagal menjadi sosok kakak untuk Meera sehingga mulai bertekad melindunginya, dan tanpa disangka ternyata Ia juga memiliki kemampuan khusus, air. Ia merasa senang dan mulai mengikuti Meera dalam perburuan perbekalan. Meera tetap menjaga dan memperlakukannya dengan baik namun hari itu tiba.

Meera dan kelompoknya berhadapan dengan zombie tingkat 3. Meera yang saat ini ditingkat 2 merasa takut. Semua kelompok nya mati satu demi satu hingga menyisakan Meera dan Vlora. Vlora merasa takut namun Ia menahannya dan meraih tangan Meera.

"Meera jangan takut, kakak akan menjagamu." Meera menoleh dan menatap Vlora penuh ejekan, tidak ada lagi kelembutan dimatanya yang membuat Vlora terkejut.

" Kakak? Bah..! Sejak kapan aku menganggapmu kakak? Aku menjagamu cuma ingin menaikkan citraku di depan orang." Tatapannya penuh ejekan dan niat jahat.

"Untung nya sekarang kamu ikut jadi aku bisa mengorbankan kamu.. oh ya kakak~~" Meera dengan cepat mendorong Vlora ke arah zombie dan berlari meninggalkannya.

Vlora terbangun dan mendapatkan dirinya kembali tujuh bulan sebelum kiamat itu muncul. Namun mentalnya yang lemah membuat nya memilih mati dan tidak ingin kembali yang membuat Myesha dapat memasuki tubuhnya.

"Hem sungguh malang nasibnya, samar-samar aku merasakan bahwa kamu membenci mereka." Myesha aka Vlora bergumam. Ia bangkit dan medekati kaca seukuran badan. Terlihat sosoknya yang kecil dan rapuh walaupun begitu tidak menghilangkan kecantikannya.

Vlora mengangguk, "Tidak buruk." Ia kembali berjalan dan duduk bersila di kasur. Ia teringat bahwa dulu memiliki ruang yang terikat di jiwanya. Apakah akan terbawa hingga kesini. Ia mulai memejamkan mata dan merilekskan pikiran. Saat membuka matanya kembali ruangan kamar digantikan dengan sebuah tempat hijau yang luas dengan danau yang jernih disisinya. Tidak jauh dari danau ada pondok kecil. Ia berjalan dan memasuki pondok itu. Tampaklah berbagai senjata dari senjata api hingga senjata dingin. Vlora menyentuh nya dan mengangguk puas.

Semua barang nya terbawa kedunia ini. Vlora berjalan dan duduk menyila di karpet kecil di pondok itu.

"Saat ini aku terlalu lemah, aku harus meningkatkan kekuatan ku terlebih dahulu." Ucapnya seraya menutup matanya.

Beberapa jam kemudian, Vlora membuka matanya, tubuhnya berlumur cairan hitam dengan bau yang menjijikkan. Ia mengulurkan tangan kedepan dan keluar sebuah api kecil berwarna hitam pekat.

Vlora tersenyum tipis, " Ternyata kemampuan api nather juga mengikutiku, hemm tapi aku merasa ada satu kemampuan lagi yang belum terbangun, sepertinya saat hari itu tiba akan terbangun." Ia beranjak dan membersihkan diri.

Wajahnya sekarang menjadi lebih indah dan lembut, matanyapun tidak kosong namun penuh kedinginan dan arogansi. Rambutnya yang hitam tergerai dengan indah. " Yah sudah saatnya mengumpulkan persediaan." Dan menghilang dari tempat itu.

~~~~~~
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA:")

REBORN TO THE APOCALYPSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang