Hari ini seperti yang mereka rencanakan, mereka akan berlibur ke pantai. Perjalanan dari rumah ke pantai kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 2 jam lamanya.Asahi yang sedari tadi hanya fokus kepada handphone nya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun, sampai tidak sadar Winter terus memperhatikannya. Dari kemarin Asahi dan Winter tidak saling bicara, keduanya terlihat sangat asing. Itu yang di rasakan Winter, dia bertanya-tanya apa salahnya? Kenapa Asahi jadi seperti ini?
"Tumben nih kalian diem-dieman, biasanya ribut mulu" Cibir Ayah
Asahi dan Winter sama-sama diam, keduanya pura-pura fokus kepada handphone nya masing-masing
"Anak-anak, sampai di sana ibu sama ayah ga bakal bisa langsung have fun. Ibu sama ayah ada jadwal meeting di sana, kalian kalo mau langsung main-main berdua aja ya"
Tidak ada yang merespon perkataan ibu, Asahi dan Winter tetap fokus dengan handphone mereka
~
"Winter Asahi, bangun yuk udah sampe" Ucap Ibu sambil menggerak-gerakkan badan Winter dan Asahi
Keduanya pun terbangun dengan posisi kepala Asahi ada di pundak Winter
"Udah nyampe bu?" Tanya Winter sambil mencoba mengumpulkan nyawa
"Iya sayang, ayo"
Sadar kepala Asahi ada di pundaknya, membuat jantung Winter tidak aman. Demi apapun Winter ingin seperti ini lebih lama.
Tak lama kemudian Asahi pun bangkit dari posisinya "Sory, kepala gua berat"
Gua? Bukannya mereka sudah memutuskan untuk saling memanggil dengan panggilan 'aku kamu' ?
Winter hanya bisa menganggukan kepalanya, lagi-lagi memikirkan apa salahnya? Sampai membuat Asahi berubah seperti ini
Rencananya mereka akan menginap di sana satu malam saja, karena Ayah dan Ibu sibuk dengan pekerjaannya
"Abis check in, Ayah sama Ibu mau langsung meeting" Kata Ayah
"Meeting nya di hotel ini juga kok" Sambung Ibu
Winter tidak tahu jika Ayah dan Ibu nya hanya memesan dua kamar saja. Satu kamar untuk Ayah dan Ibu, dan satu lagi untuk Winter dan Asahi
"Nih kamar kalian no 12" Ucap Ibu sambil menyerahkan kunci ke Winter
"K-kalian? Kita tidur berdua?" Tanya Asahi dengan wajah memerah
Ibu tidak sempat menjawab karena tiba-tiba saja ada telepon masuk
Asahi tersedak air ludah nya sendiri, mengingat keduanya bukan saudara kandung dan Asahi sedikit ya..... mungkin ada perasaan dengan Winter, mungkin.
"Yaudah kalian istirahat sana" Ujar Ayah
Asahi dan Winter pun langsung menuju kamar nomor 12. Saat membuka pintu, Asahi merasa lega karena melihat ada dua ranjang di dalam
Winter masih berdiri di depan pintu sambil menunduk
"Lu ga masuk?"
"Hah? Oh i-iya"
Winter pun masuk dan langsung merebahkan badannya di ranjang, matanya terasa panas, Winter merasa sangat sakit mendengar Asahi yang lagi memanggilnya "Lu"
"Bang"
"Hm"
"Winter ada salah apa sih sama abang?"
"Ga ada" Sambil berjalan menghampiri Winter, mengelus lembut kepala Winter
"Abang kok jadi gini lagi?"
Asahi membuang nafasnya dalam, membaringkan badannya sambil memeluk erat Winter
"Mulai sekarang jangan terlalu deket sama Karina ya"
Winter membalikkan badannya menghadap Asahi "Kenapa?"
"Aku minta maaf, udah cuekin kamu dan berperilaku kayak gitu. Aku cuma kesel aja, ternyata Karina itu anak dari Ayah Aku" Jelas Asahi sambil memainkan rambut Winter
Winter mengerti, memeluk balik Asahi dan menenggelamkan wajahnya di dada Asahi
"Iya, Winter maafin. But, abang ga harus segitunya sama Winter. Abang bisa langsung cerita kalo ada apa-apa, oke" Sambil mengadahkan kepalanya
"Iyaa"
~
"Mau ice cream ga?" Tanya Asahi
"Mau mau"
"Bang, ice cream nya dua ya"
Asahi dan Winter kini sedang bermain-main di tepi pantai, mood keduanya sama-sama bagus sekarang. Bahkan orang-orang yang melihat mereka pun ikut tersenyum melihat senyum mereka
"Duduk di sana yuk deket pohon kelapa, ada kursinya tuh" Ajak Asahi
"Boleh"
"Nah, adem kan kalo kayak gini" Ucap Asahi sambil melahap ice cream
"Bang"
"Kenapa sayang?"
What? Winter meledak, danger danger . Winter membeku, "Sayang" ? Siapapun, apa Winter tidak salah dengar?
"Kenapa?" Asahi mengelus kepala Winter
Danger again. Rasanya ingin menenggelamkan diri_batin Winter.
"G-ga"
Asahi tersenyum nakal melihat yang Winter salah tingkah.
"Aku mau ngomong boleh?" Tanya Asahi
"Itu kan lagi ngomong"
"Hahaha iya juga"
Tolong, melihat Asahi tertawa semanis itu membuat siapapun melting
"Aku tau kita sekarang itu saudara, tapi gaada salahnya kan kalo aku punya perasaan sama kamu"
Mata Asahi tiba-tiba menjadi teduh, lagi-lagi jantung Winter tidak aman
"H-hah gimana?" Winter memastikan kalau dia tidak salah dengar
"Aku suka sama kamu Winter"
"Plak" Winter menampar dirinya sendiri
"Aw sakit, ternyata bukan mimpi"
"T-tapi kita ga mungkin pacaran kan bang?" Tanya Winter
"Why not? Asalkan cuma kita yang tau" Sambil tersenyum
"Uhuk uhuk, serius?"
Asahi mencium pipi Winter "Yes"
Flying Winter Flying. Demi apapun Winter masih tidak menyangka sekarang dia dan Asahi pacaran? this is not a dream
"Emang kamu have the same feelings as me?"
"IYALAH" Jawab Winter lantang membuat Asahi tertawa
"Abisin tuh ice cream nya cair" Ujar Asahi
"Hehehe iya"
___________________
Maaf late update guys, I'm really busy huhu. Thanks yang udah kasih vote, see u ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother | Asahi & Winter
Ficção Adolescente"Mau tau gimana rasanya suka sama saudara tiri? sini gue ceritain" -Winter