4√

272 48 4
                                    

☁️

Gerbang hitam menjulang tinggi itu terbuka, sebuah mobil sedan putih memasuki pekarangan rumah. Taeger yang sedari tadi menunggu, berdiri lalu berkacak pinggang, seperti seorang ibu yang siap mengomeli anaknya yang pulang malam. Memang Taeger berniat ingin mengomeli Jisya karena membuatnya menunggu terlalu lama.

Seorang gadis keluar dari mobil tersebut setelah memarkirkannya tepat di depan pintu.

Niat Taeger langsung sirna melihat wajah Jisya yang cukup berantakan, maskaranya luntur, pipinya memerah melebihi blush-on-nya, dan hidungnya pun memerah.

"Jisya? Lo nangis?!" Taeger mencengkram pundak Jisya cukup kuat untuk melihat lebih jelas wajah gadis itu. Namun Jisya membuang muka.

"Ngapain sih Lo di rumah gue?" tanya Jisya mengalihkan pembicaraan.

"Siapa yang bikin Lo nangis, hm? Lo disakitin sama siapa?" tanya Taeger seraya menangkup wajah Jisya agar menatapnya.

"Bukan urusan Lo!"

"Semua tentang Lo jadi urusan gue, Jisya, begitupun sebaliknya!" balas Taeger, "Oh atau teman-teman Lo yang bikin Lo nangis?"

"Bukan lah, ngaco!" elak Jisya sembari menghempaskan tangan Taeger dari wajahnya. Jisya berjalan melewati Taeger untuk masuk ke rumahnya. Tapi sebelum itu berhasil, Taeger kembali menahannya.

"Bilang sama gue, Jisya! Gue bakal hajar orang yang berani bikin Lo nangis!" ujar Taeger menggebu-gebu.

Lantas Jisya menatap Taeger tajam lalu tersenyum miring, "Emang Lo berani hajar bokap gue?"

Taeger menghembuskan nafas dengan kasar, ternyata orang yang sama. Benar, Taeger tak terpikirkan itu, siapa yang berani membuat Jisya menangis kalau bukan ayahnya sendiri? Hanya dia pelaku yang terus-menerus melakukan itu pada Jisya.

"Berani kalo Lo ngizinin," balas Taeger sedikit menantang.

Jisya menggeleng, "Nggak usah ngadi-ngadi deh!"

Taeger serius. Sudah berapa kali pemuda itu merasa amat sangat kesal pada ayah crush-nya sendiri, dan rasanya tangan itu ingin melayang ke wajahnya secara brutal. Tapi Taeger urungkan karena tidak ingin Jisya marah padanya.

Jisya mendorong Taeger yang menghalangi pintu. Jisya masuk di susul Taeger. Jisya menghentikan langkahnya lalu berbalik, menatap Taeger yang terlihat kebingungan karena Jisya berhenti mendadak.

"Mending Lo balik, Ger, gue capek, gue mau istirahat!" ujar Jisya dengan penekanan di setiap katanya.

"Istirahat aja, gue gak bakal gangguin Lo, malah gue bakal jagain Lo."

"Gak perlu, gue punya puluhan bodyguard. So, silakan keluar!" usir Jisya sambil menunjuk pintu.

"Jisyaaaa!!"

Jisya dan Taeger kompak menoleh ke pintu.

"Lo gak pa-pa kan, Sya? Ya Allah, kok Lo nekat banget sih nyetir sendiri pas lagi bad mood?!"

Jennie dan Rosie memeriksa tubuh Jisya dari atas sampai bawah dengan cara di putar kesana-kemari, kepalanya juga ikut di miringkan kanan ke kiri serta atas ke bawah. Sedangkan Lisa, anteng duduk di sofa sambil memperhatikan sikap lebay teman-temannya.

"Woi udah woi, gue pusing!" pekik Jisya kesal.

"Ck, lepasin cewek gue, bangsat! Kalian datang-datang langsung rusuh! Gara-gara kalian ngajak Jisya ke mall, Jisya jadi liat pemandangan mengerikan!" Taeger menarik Jisya ke pelukannya dan membawanya menjauhi Jennie dan Rosie yang sedang mendelik.

"Cih, pemandangan mengerikan," gumam Lisa seraya berusaha menahan tawa. Entahlah, Lisa hanya merasa gaya bahasa Taeger terlalu baku dan terkesan dilebih-lebihkan.

"Heh, kampret! Kita tuh khawatirin teman kita makanya kita langsung cek keadaan jisya. Dan juga, kita mana tau kalo bakal ada papa Jisya di mall. And, Taeger, gue saranin Lo sadar diri deh, main nge-klaim Jisya aja!" balas Jennie dengan suara tinggi.

Jisya memberontak membuat Taeger segera melepas dekapannya. Taeger menekuk wajah kesal, padahal ia merasa nyaman memeluk gadis itu dan ingin lebih lama berada di posisi itu, apalah daya Jisya anti physical touch.

"Udah sana kalian pulang aja, Jisya pengen istirahat!" ucap Taeger. Serasa yang punya rumah saja.

Jennie mendelik julid, gadis bermata kucing itu menatap Taeger tajam. Jennie berjalan mendekati Jisya kemudian bergelayut manja di lengan Jisya. Perilaku yang sering Jennie lakukan pada Jisya ketika menginginkan sesuatu pada gadis itu.

"Sya, gue nginap ya malam ini, gue pengen nemenin Lo," ujar Jennie.

"Hm, nginap aja," balas Jisya. Sontak membuat Taeger menganga lebar, tadi ia di usir, mengapa Jennie malah diizinkan menginap? Ini tidak adil!

"Gue juga!" celetuk Rosie.

Jennie, Rosie, dan Jisya menatap Lisa yang masih santuy. Lisa yang merasa ditatap pun menyahut.

"Iye, gue juga nginap."

"Anjir, Sya, gak bisa gitu dong! Masa Lo ngizinin mereka nginap sedangkan gue malah diusir!" protes Taeger.

"Bacot Lo! Ya masa gue ngizinin cowok tinggal di rumah gue, dah sana Lo balik," tutur Jisya. Bahu Taeger serasa lemas mendengarnya, Taeger menatap Jisya sendu. Tatapan yang malah membuat Jisya jijik.

"Tunggu apa lagi? Pulang sana, Lo udah di usir tuh sama tuan rumah," imbuh Jennie seraya menjulurkan lidahnya pada Taeger.

Taeger menatap Jennie tajam, begitupun sebaliknya. Tatapan sengit yang mengandung permusuhan.

"Awas lu ya," lirih Taeger, Jennie mengerti apa yang di ucapkan Taeger lewat pergerakan bibirnya hanya menampilkan senyum penuh kemenangan. Malam ini Taeger mengalah, tapi lain kali, Taeger pastikan akan menang dari Jennie. Sayangnya, selama ini Jennie banyak menangnya karena Jisya lebih memilihnya dari pada Taeger. Mungkin kemenangan Taeger hanya beberapa, dan bahkan bisa di hitung menggunakan jari.

Taeger menepuk dua kali pucuk kepala Jisya dan mengucapkan selamat malam sebelum pergi dari sana.

Fyi, Taeger dan Jennie sering kali bertengkar karena memperebutkan Jisya. Dari semester 1 sampai sekarang, setiap mereka bertemu, pasti akan adu mulut, Jisya pusing dibuatnya. Jisya heran, apa yang membuat mereka adu mulut setiap bertemu? Apa tidak bisa dibicarakan baik-baik? Mengapa harus ada drama debat tiap kali bersitatap? Apa mereka tidak bisa damai, sehari saja?

☁️

TBC
Sorry if there's a typo

Aku tunggu vote dan komen kalian, love u all.

6/10/21
Revisi: 22/8/23

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He And She \ VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang