Hujan sedari tadi belum juga reda, malah bertambah deras, setelah kepergian sang papa gadis kecil itu berjalan menuju sisi tangga dan duduk disana sambil memeluk lututnya. Sungguh ia sangat kedinginan sekarang ini, biasanya saat hujan seperti ini mamanya akan ke kamarnya dan memeluknya. Keadaan rumah itu sangat sepi para pembantu tinggal di paviliun belakang rumah dan yang pasti mereka semua sedang tertidur sekarang, tanpa mengetahui apa yang terjadi kepada majikan mereka.
DUARR
Hingga akhirnya suara petir menyambar kembali terdengar membuat tubuh gadis kecil itu bergetar dan membuat wajahnya pucat, sepertinya ia ketakutan sekaligus kaget. Pandangan matanya kosong tetapi air matanya terus mengalir. Ia terus seperti itu sampai terdengar suara dari luar rumah yang bersautan dengan air hujan.
Ting tong ting tong
Terdengar suara bel rumah berbunyi dan pintu di gedor.
"Saga! ini mama buka pintunya Ga!"
Tidak ada sahutan dari dalam, wanita paruh baya itu terus menekan bel dan memanggil penghuni rumah. Tetapi sepertinya tidak ada yang berniat membukakan pintu untuknya, hingga kemudian ia membuka pintu rumah itu yang ternyata tidak terkunci. Ia berjalan masuk ke dalam dan meneliti keadaan rumah itu. Rumah itu tampak sepi hanya ada lampu temaram di sisi ruangan. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.
Deg
Jantungnya berdetak dengan cepat melihat pemandangan di samping tangga. Di sana terlihat cucu kesayangannya sedang duduk sambil memeluk lututnya dengan tubuh bergetar. Dengan cepat ia melangkahkan kakinya menuju ke arah cucunya.
"Lea" Panggilnya dengan lirih, ia berjongkok di hadapan anak itu. Ia meraih tubuh kecil itu ke dalam pelukannya.
"Sayang kamu kenapa? Ini oma nak".
Lirihnya mendekap erat anak itu. Badan anak itu benar-benar bergetar hebat. Sang oma merenggangkan sedikit pelukannya kemudian menatap wajah anak itu. Kosong, itulah yang menggambarkan pandangan mata anak itu, jangan lupakan air matanya yang terus bercucuran.Hatinya teriris melihat keadaan cucunya yang seperti ini, entah apa yang telah dilakukan oleh anak dan menantunya, terhadap gadis kecil ini hingga membuat anak ini menjadi seperti ini. Ia kembali memeluk gadis kecil itu dengan erat sambil membisikan kata-kata penenang. Hingga beberapa saat kemudian terdengar suara lirih dari gadis kecil itu.
"O-oma".
Sang oma menunduk menunggu apa yang akan dikatakan oleh cucunya itu.
"M-mama, papa, m-mereka ninggalin Lea s-sendiri oma" Ucap anak itu, dan langsung saja sang oma membawa anak itu kembali kepelukannya mendekapnya dengan erat, seolah ingin memberitahu anak itu bahwa ia tak sendiri, ada sang oma yang sangat menyayangi anak itu dan akan selalu bersamanya.
"Sayang tenang ya, ada oma disini kamu aman nak".
Cukup lama mereka berpelukan sampai tiba-tiba sang oma dikagetkan karena anak dipelukannya ambruk. Ia sangat panik kemudian segera menggendong cucunya keluar rumah, bermaksud membawanya ke rumah sakit.
"Pak Lukman, cepat buka pintunya pak kita kerumah sakit sekarang!" Tintahnya pada supir pribadinya.
Sang supir pun segera membukakan pintu mobil untuk sang majikan, ia juga ikutan panik melihat raut panik sang majikan serta gadis kecil di gendongannya yang sepertinya sedang pingsan."Pak cepetan pak!"
"Iya nyonya"
Setibanya mereka di rumah sakit gadis kecil itu langsung ditangani oleh dokter. Sang oma menunggu dengan cemas di depan pintu ruang rawat.
Setelah beberapa saat menunggu pintu ruang rawat terbuka menampilkan seorang pria dengan setelan dokternya, langsung saja sang oma menghampirinya dengan raut cemas."Dok, gimana keadaan cucu saya?"
"Begini bu, cucu anda baik-baik saja, dia pingsan karena shok, sebentar lagi dia akan sadar". Jelas dokter itu.
"Terimakasih dokter, apa saya boleh melihatnya dok?"
"Silahkan ibu, kalau begitu saya permisi".
"Iya dok"
Sang oma langsung saja memasuki ruangan bernuansa putih itu, ia kemudian menghampiri cucunya yang terbaring di brankar rumah sakit.
"Sayang, bangun nak ini oma". Ucapnya lirih di samping cucunya.
Ia mendudukkan dirinya di kursi samping cucunya sambil menggenggam tangan kecil itu, wanita paruh baya itu menunggui cucunya hingga tak sadar ia tertidur dalam posisi duduk.
Entah sudah berapa lama ia tertidur tetapi ia terbangun karena merasakan pergerakan di tangannya. Ia melihat jari kecil cucunya bergerak menandakan anak itu sudah sadar. Tatapannya kemudian beralih ke wajah anak itu. Tetapi ada yang aneh anak itu masih memejamkan matanya tetapi tubuhnya bergerak, terlihat dahinya berkerut dengan keringat dingin yang mulai keluar dari tubuhnya.
"Sayang kamu kenapa? Hei bangun nak!!".
Sang oma kalut, anak itu seperti sedang mimpi buruk, ia terus mencoba membangunkan cucunya hingga anak itu membuka matanya. Tetapi bukannya tenang ia malah tambah kalut, anak itu tiba-tiba saja menangis dengan kencang, langsung saja ia membawa sang cucu kedalam pelukannya.
Butuh waktu lama untuk anak itu berhenti menangis dan akhirnya tertidur. Setelah menidurkan cucunya ia kemudian menelpon anaknya untuk memberitahu keadaan putrinya sekaligus meminta penjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Beberapa saat telpon itu terhubung seseorang di seberang sana mengangkat teleponnya.
"Halo ma"
"Halo Saga kamu di mana?"
"Saga di luar ma lagi ada urusan"
"Ke rumah sakit sekarang! anak kamu masuk rumah sakit". Ucapnya dengan nada dingin.
"APA? L-Lea masuk rumah sakit ma?" Terdengar di seberang sana sepertinya anaknya syok mendengar berita ini.
"Iya cepat kesini mama kirimin alamatnya".
Tuttt
Sambungan diputuskan sepihak oleh Laras, Iya nama ibu Saga dan oma Lea itu Laras, lebih tepatnya Larasati Alterio.
-
-
-
-
Jangan lupa Vote Teuv💎

KAMU SEDANG MEMBACA
ALBARA
Romance[Buat yang mau baca ALBARA versi lengkapnya bisa baca di Dreame ya] ...... Gimana ceritanya jika seorang cewek cuek dan dingin di jodohin dengan cowok yang selas duabelas dengannya? Bagaikan dua kutub magnet meski sama-sama bisa menarik besi tetapi...