Dear diary
Uhm, hi?
This is Watanabe Haruto.
Or you can call me travis.
This is not Jang Wonyoung or vicky.
I'm vicky boyfriend.
Gue baru selesai baca diary ini, and gue mutusin buat nulis di halaman terakhir buku ini, well i guess this gonna be a last chapter.
Sesuai dengan doa dan harapannya Wonyoung, gue berhasil join ke tim basket nasional.
Gue berhasil karena doa dan support dari wonyoung. She really support me.
But now she's gone.
Dia ninggalin gue dengan rasa penyesalan dan rasa bersalah yang sampai sekarang terus menghantui gue.
Harusnya gue jemput dia kerumah, harusnya dia ngak gue izinin pergi sendiri ke lapangan, harusnya gue ada disana untuk dia.
Tapi, takdir berkata lain.
Wonyoung pergi, ninggalin gue sendirian disini dengan semua kenangan kami yang selalu berputar kayak kaset rusak di kepala gue.
Katanya lo bakal selalu ada untuk gue?
Selalu genggam tangan gue?
Selalu ada untuk support gue?
Tapi nyatanya apa?
Lo pergi ninggalin semua kenagan kita disini
Lo pergi ngingkarin semua janji yang udah li buat
Lo ninggalin gue, selamanya.
Sekarang gue mencoba untuk ikhlas
Ikhlas melepas kepergian lo
Ikhlas menerima takdir tentang kita
Ikhlas menjalani hidup gue yang terasa hampa tanpa kehadiran lo
Semenjak lo pergi, semuanya udah kerasa beda, ngak lagi sama.
Terimakasih untuk 1 tahun berharganya.
Terimakasih karena mengisi hidup gue dengan kebahagiaan.
Terimakasih karena sudah mau menerima hati gue dan ngejaganya dengan baik.
Terimakasih karena udah jadiin gue sebagai cinta pertama dan terakhir lo.
Walaupun raga lo udah ngak bisa gue sentuh, tapi kehadiran lo selalu ada di hati gue.
Sekali-kali datang ya ke mimpi gue, gue kangen banget.
Cuma di alam mimpi gue bisa meluk lo dengan erat.
Sebentar aja, untuk sekedar melepas rindu.
Terimakasih Jang Wonyoung atas kehadiran lo dalam hidup gue.
Happy anniversary yang ke dua tahun sayang!!
I'm really proud to be your boyfriend.
I love you, forever.
Rest well bby.
P.S. Our last photo.
Travis
