Chapter 21 (18+)

1.2K 139 14
                                    

Kaki Gulf terasa seperti jelly, sepertinya kesadarannya akan hilang jika saja Mew tidak ada di sampingnya. Gulf sudah tidak bisa lagi merasakan kakinya menapak tanah ketika ia menyadari bahwa kini tubuhnya sudah berada di gendongan Mew. "Lain kali, kalo mau bohong itu yang keren dikit," Mew menatap wajah Gulf geli, membawa masuk tubuh Gulf kedalam mobil yang sebelumnya ia gunakan untuk datang kesini dari bandara. Untuk sekarang Mew akan membawa Gulf ke mansionnya, Gulf pasti merasa lelah saat ini. Ia juga masih memiliki urusan yang harus di selesaikan, Mew tidak akan pulang sebelum masalah yang satu ini terselesaikan.

happy reading

***

Mew menurunkan tubuh Gulf perlahan di atas tempat tidur. Laki-laki itu sudah masuk kedalam alam bawah sadarnya sejak beberapa jam yang lalu. Mansion milik Mew memang sangat jauh dari Bangkok, bangunan dengan gaya mondern semi vintage itu terletak di tengah kota Phuket. Dengan 15 kamar di antaranya terdapat 7 kamar tidur dan 7 kamar mandi, serta 1 ruang kerja miliknya. Mansion itu Mew dapat dari lelang beberapa tahun yang lalu, mereka mengatakan mansion seluas 4.500 meter kubik itu merupakan bekas tempat tinggal keluarga kerajaan 5 tahun yang lalu.

Perjalanan mereka memakan waktu 12 jam membuat Gulf terlihat sangat kelelahan, bahkan sebelum ia tertidur Mew terus membantunya memuntahkan isi perutnya. Meskipun begitu laki-laki itu terus menanyakan kemana mereka akan pergi, hingga Mew harus sampai pura-pura tidak mendengarnya.

"Mew," suara serak khas bangun tidur Gulf masuk kedalam indra pendengarannya ketika ia bersiap akan meninggalkan kamar luas itu.

"Ngga tidur lagi?" Mew kembali berjalan mendekati kasur perlahan. Memberikan segelas air putih yang berada di atas nakas yang langsung saja di teguk habis oleh Gulf. "Ini dimana?" Gulf mendongakkan kepalanya, menatap Mew yang berdiri di samping kasur jauh lebih tinggi. "Mansion gue," jawab Mew singkat. "Gue tau, tapi di daerah mana?" Gulf menatap kesal wajah Mew.

"Phuket," Mew menjawab lagi. Gulf mengerutkan dahinya bingung, "lo ngapain bawa gue kesini jauh-jauh?" Kini, sebaliknya Mew yang mengerutkan dahinya bingung menatap Gulf. "Lo kira gue bakal ninggalin istri gue di Bangkok pas dia muntah-muntah kayak begitu?" Gulf tidak menjawab, bibirnya memanggut maju kedepan beberapa centi kesal dengan jawaban Mew.

"Lo sebenernya kenapa kabur sih?" Mew membuka suaranya setelah beberapa detik keheningan mengisi.

Gulf kembali tidak menjawab, kini wajahnya berubah menjadi keras terlihat kentara bahwa ia tidak ingin berkomentar. "Honey," wajah Gulf yang sebelumnya menghadap lurus kedepan langsung menoleh kesamping mengikuti ibu jari dan jari telunjuk Mew yang tiba-tiba saja menarik dagunya. "Now what's inside your pretty mind, hm? I really want to know," Wajah Mew berada tepat di hadapan Gulf, matanya bergerak seperti sedang mencari jawaban di balik mata coklat gelap milik Gulf. Mew tidak pernah berhasil memahami cara berpikir Gulf, ia selalu terlambat selangkah. Seakan ia terus kalah memahami apa yang akan istrinya itu lakukan.

"Nothing much," Gulf menarik kepalanya mundur, kemudian kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur mencari posisi yang nyaman. Mew terkekeh kecil dengan cepat ia naik keatas kasur menindih tubuh Gulf kedalam kurungan lengannya. "Lo mau ngapain?" Gulf menatap Mew penuh waspada, matanya membesar memberitahukan dirinya bahwa ia berada di dalam bahaya. "It's been a while, honey. I miss you and beanbean too," Mew merendahkan nada suaranya, wajah laki-laki itu tepat berada di samping telinganya bahkan Gulf bisa dengan jelas merasakan hembusan nafas halus milik Mew pada kulitnya membuat bulu kuduknya berdiri tegak.

Omegaverse : Blood and Heart [MewGulf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang