04

324 44 3
                                    

Pagi ini seperti biasa bangun tidur fajri langsung berwudhu dan menunaikan kewajibannya sebagai umat islam.

"Aamiin," ucapnya seraya mengusapkan kedua telapak tangannya pada wajah. Menyelesaikan acara berdoanya, ia kemudian melipat sajadah dan menyimpannya di sandaran kursi belajar.

Masih memakai sarung ia duduk di pinggir kasur dan membuka ponsel, di lihatnya beberapa pesan dan notifikasi internet masuk ketika ia menghidupkan data.

|fiki
Si aji kemana gak nongol tuh anak

|Sony
Palingan lagi kangen-kangenan sama bapaknya

|fiki
Bapak? Siapa? Abi maksud lo

|Sony
Bukan, elah pacarnya kak gani, secara deket banget mereka.

|Sony
Fani, sorry typo

  32 pesan baru

Fajri hanya tersenyum, hobi sekali mereka menggibahkannya padahal ia bisa melihat percakapan mereka kapanpun.

|Anda
|Gue tau ya para bawahan

Setelah membalas pesan, ia segera mencarger ponselnya yang tersisa lima belas persen.

Ia kemudian mandi dan bersiap berangkat sekolah, fajri tengah mematut diri di depan cermin.

Tersenyum saat menata rambut, ia selalu merasa pd ketika berkaca, seolah merasa kalau dirinya emang paling tampan.

"Ternyata bener kata mereka, gue ganteng manis lagi."

Yang fajri maksud adalah para gadis di sekolah baik teman satu angkatan maupun kakak kelas, selalu membicarakan ketampanannya yang kata orang paripurna.

Fajri mungkin paling bodoh di keluarganya hanya karena memilih jurusan ips di saat kembarannya masuk kelas ipa. Tapi di kelasnya fajri termasuk anak pintar hingga masuk tiga besar.

"Bener kata fiki, gue harus mencintai diri sendiri dan berjuang buat diri sendiri!"

'Tok tok tok'

"Fajri, udah bangun? Kita sarapan!"

Suara shandy di luar sana membuat acara pamer terhadap diri sendirinya buyar, ia melangkah membuka pintu dan terdapat shandy dengan pakaian santainya.

"Iya Bang, udah bangun. Lho gak kuliah?"

"Nanti siangan dikit, ya udah ke bawah yuk!" Shandy hanya memakai kolor hitam di atas lutut dengan kaos oblong putih atasannya.

"Ouh, bentar ambil tas dulu."

Keduanya berjalan beriringan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan bersama.

Seolah melupakan kejadian kemarin malam, fajri tersenyum dan duduk di tempat biasa, di samping kiri shandy.

"Masih punya muka Lo? Caper!" Fajri hanya mengangkat alis tak perduli. Mulai sekarang ia akan belajar bodo amat sama omongan orang.

"Jangan mulai deh fen, ayok sarapan. Nanti kalian telat!" tegur shandy yang duduk di samping kanan fenly, di depannya umi dan di samping umi ada Fania yang hanya menggeleng maklum dengan tingkah ketiga adiknya yang selalu ribut ketika bertemu.

FAJRI In Secret FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang