Chapter 5

1.2K 119 4
                                    

Shani POV

"SHANI INDIRA NATIO!"Aku menghentikan langkahku dan menoleh kesamping dan melihat si aneh itu berdiri sambil menatapku.
"KELUYURAN MALAM-MALAM! KAU TAU JAM BERAPA SEKARANG?"Ucapnya dan aku hanya mengerutkan kening mendengar ucapannya itu.
"Mengapa cara bicaranya mirip dengan kakaku?"Batinku.
"Bukan urusanmu."Ucapku dengan acuh dan aku hendak berjalan namun sebuah tangan menahanku.
"Seorang gadis keluar malam-malam tanpa pengawalan. Kau tau diluar sana berbahaya bukan."Ucapnya aku hanya menatapnya malas.
"Aku tidak peduli dan itu bukan urusanmu. Lepaskan tanganmu dan tanganku!"Ucapku sambil mencoba mencoba melepaskan cengkraman tanganya namun dia lebih kuat.
"Itu urusanku, sekarang aku bodyguardmu!"Ucapnya. 

Drrrttt....Drrrttt....

Dia melepaskan cengkraman lalu meraih ponselnya dan membaca sesuatu membuatku penasaran.

"Tunggu sebentar."Ucapnya kemudian mengambil sesuatu dan kembali.
""Kau tau ini apa? Kau tau apa yang akanku lakukan?"Ucapnya aku kembali mengerutkan kening melihatnya mengambil tongkat kecil yang biasa kakaku pakai untuk memukulku.
"Ya, lalu?"Ucapku dengan malas.
"Kakakmu baru saja mengirim pesan, jika kau berulah aku berhak melakukan ini."Ucapnya membuatku kaget.

Tunggu maksudmu apa? Apa dia akan memukulku seperti yang kakaku lakukan?

"A-apa yang akan kau lakukan?"Ucapku tapi dia hanya diam sambil mendekat kearahku kemudian menyeretku dan membalikkan tubuhku ke gagang kursi. Kemudian dia memukulku seperti kakaku memukulku.
"WHAT ARE YOU DOING?!"Ucapku berbalik namun dia kembali membalikkan tubuhku dan kembali memukulku hingga 10 kali pukulan.
"Huhuhu sakit!"Geramku membalikkan badanku menatapnya dengan tatapan mematikan.
"Apa? Itu hukuman karena kau menyelinap."Ucapnya tersenyum senang.
"KAU INI SIAPA HAH? BERANINYA KAU MELAKUKAN INI PADAKU?"Ucapku marah dan aku melihat dia tersenyum, apakah dia sudah gila orang marah malah senyum.
"YOUR BODYGUARD."Ucapnya kembali tersenyum.

"HAH?"Rasa kesal membuatku merebut tongkat itu dan memukul tubuhnya dengan tongkat itu.
"Sakit!"Ucapnya memberontak dan dia mencoba kembali merebut tongkatnya kemudian aku menendang kakinya hingga jatuh ini adalah kesempatan membuatku leluasa memukul tubuhnya.
"HOI HENTIKAN"ucapnya tapi aku hanya diam saja sambil lanjut memukulinya.
"I KILL YOU, I KILL YOU, I KILL YOU!!!"Aku terus memukulinya tampa ampun.

Author POV

Setelah apa yang dilakukan Gracia, Shani merasa sangat kesal kemudian dia menyerang Gracia dengan menendang dan memukulinya dengan bertubi-tubi.

"I KILL YOU, I KILL YOU, I KILL YOU!!!"Ucap Shani, Gracia yang kewalahan mencoba kabur tapi Shani menahannya dan mendorongnya ke sofa.
"Cukup Indira aku menyerah!"Ucap Gracia, namun Shani hanya mengabaikannya kemudian duduk di atas Gracia dan mengacak-acak rambutnya. Gracia yang kewalahan mengambil kedua tangannya lalu membalikkan dan menjatuhkan tubuh Shani. Dengan cepat mengambil borgol dari saku celananya kemudian memborgol kedua tangan Shani.

"KENAPA KAU INI SANGAT MENJENGKELKAN!"Ucap Gracia dengan nafas yang terengah-engah.
"LEPASKAN AKU SIALAN!"Ucap Shani marah kepada Gracia karena tangannya di borgol.
"Jangan harap! Anak nakal sepertimu sudah sepantasnya aku borgol."Ucap Gracia kemudian mendesah lalu menjatuhkan tubuhnya ke sofa mencoba mengembalikan ketenangannya.
"Cih apa-apaan ini! Setelah kau berani memukulku, kau sekarang memborgloku? Kau di pecat sekarang juga, dan lepaskan tanganku jika kau tidak ingin mati."Ucap Shani dan hanya di balas senyuman oleh Gracia.

"Itu tidak berlaku bagimu kecuali kakakmu yang memecatku."Ucap Gracia dengan senyum manisnya.
"Cih! Aku bersumpah akan membunuhmu sekarang!"Ucap Shani dengan keras.
"Bunuh saja kalau kau bisa."Ucap Gracia dengan senyumannya lalu bangkit menatap Shani.
"Kau ingin lepas dari borgol"ucap Gracia lagi dan Shani mengangguk.
"Aku bisa saja melepaskanmu asalkan kau mau bersikap baik padaku."Ucap Gracia dengan senyumannya lagi.

"Tidak akan sebelum aku MEMBUNUHMU!"Ucap Shani menekan kata membunuh membuat Gracia tertawa.
"Baiklah jika itu maumu,"Ucapnya kemudian bangkit dan berjalan menuju Shani lalu meraih tangannya dan menyeretnya secara perlahan.
"Kau ingin membawaku kemana?"Tanya Shani bingung.
"Penjara!"Ucap Gracia membuat Shani kaget.
"Ya tentu saja kekamarmu lah Indira cantik!"Ucap Gracia sambil tertawa lalu membawa Shani ke kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Bingung, Shani menatapnya.
"Apa?Tanya Gracia melihat tatapan bertanya Shani.
"Kau tidak ingin melepaskan borgol ini?"Tanya Shani dengan lembut, Gracia kaget mendengar suara lembut Shani.
"Tidak sebelum kau bersikap baik."Ucap Gracia lagi.

*******************

Gracia POV

Karena rasa lelah yang amat sangat aku mulai merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Hari pertama bekerja aku sudah dihadiahi oleh serangan menakutkan dan malam ini juga aku kecolongan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kedepannya nanti. Aku memijat tubuhku yang tadi merasakan pukulan olehnya yang ya menyakitkan juga.

"Jika dia terus melakukan ini nasib tubuh kecilku diambang kerusakan huhuhu."Ucapku sedih, aku berdiam diri sejenak kemudian melirik jam tangan. Ini sudah sangat malam dan sudah seharusnya aku tidur akan tetapi aku harus memeriksa Indira terlebih dahulu. Aku pergi menuju kamar Indira lalu membuka pintunya secara perlahan dan melihatnya sedang tertidur dengan tangan yang masih diborgol , aku ketawa melihatnya. Dia masih bisa tidur dalam keadaan seperti itu dan aku harap hal ini membuat  sedikit efek jera untuknya. Aku menutup pintu lalu kembali kekamarku untuk tidur.

05:30AM

  Aku bangun lebih pagi dari biasanya , setelah melirik jam aku meraih kunci lalu berjalan menuju kamar Indira. Aku lihat dia masih tertidur pulas. Aku menghampirinya kemudian membuka borgol dengan sangat hati - hati karena tidak ingin menganggu tidurnya. Setelah selesai aku memandang wajahnya sejenak dan tanganku bergerak menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya. Ku perhatikan setiap fitur wajahnya, dia benar - benar cantik bahkan saat dia tidurpun dia terlihat sangat cantik. Tidak terasa jantungku berdetak dengan cepat dan merasakan perasaan yang aneh.

Perasaan apaan ini? Mengapa jantungku begitu berdebar? Apa mungkin.... Ya sudahlah!

Aku bangkit kemudian melihat sekelilig kamarnya yang begitu berantakan. Aku menggelengkan lepala lalu meninggalkan kamarnya untuk menyiapkan sarapan khusus untuknya. Di dapur, saat membuka lemari es persediaan makanan kosong dan hanya ada sayuran.

Aku menggaruk kepala dan berpikir sejenak untuk memasak apa
"Ah nasi goreng saja!"Ucapku tersenyum dan mulai menyiapkan semuanya.

Shani POV

Cahaya matahari yang menyengat membuatku membuka mata secara perlahan. Aku berdiam diri sejenak untuk mengumpulkan nyawaku kemudian menyadari tanganku yang sudah terlepas dari borgol.

Kapan Gracia masuk dan melepaskan borgol ini? 

Aku melirik jam dinding, ini pukul setengah enam dan aku harus mempersiapkan diri untuk pergi kesekolah. Aku bangkit dari tempat tidur dengan malas lalu membuka pakaian, melemparnya sembarangan dan segera pergi kekamar mandi.

Lima belas menit kemudian, selesai membersihkan diri aku menutup tubuhku dengan handuk lalu berbalik untuk keluar dari kamar mandi.

"AAAAAAAAAAAAAA!!!"

TBC


my favorite bodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang