Chapter 16

2.6K 186 23
                                    

Shani POV

"Semuanya sudah siap!"Seru Cinhap yang menyimpan beberapa hidangan di atas meja makan.

"Hore!"Aku meraih piring kemudian mengambil beberapa hidangan. Tak lama Gracia keluar dari kamarnya dan bergabung bersamanku.

"Selamat makan!"Serunya.

"Itu, Cinhap!"

"Ya?"
"Ambil piringmu, kita makan bersama."

"Ehh! T-tapi aku hanya..."

"Pelayan?"Potongku.

"Aku tidak peduli, cepat ambil piringmu atau aku akan memecatmu!"

"OKE!"Aku tersenyum.

"Mengejutkan!"Seru Gracia.

"Apanya?"

"Gadis nakal dan kasar sepertimu bersikap baik terhadap pelayan? Mengejutkan bukan?"Aku memutar bola mataku malas.

"Bagiku Cinhap bukan seorang pelayan, dia lebih pantas menjadi adikku. Ah Cinhap, apa boleh aku bertanya sesuatu?"

"Biarkan dia makan terlebih dahulu."Aku melirik Gracia dan melayangkan sendok tepat di kepalanya.

"Ya, apa itu?"

"Mengenai kehidupanmu, keluargamu, dari mana kau berasal? Aku ingin tau?"

"Ah itu... Aku sedari kecil hidup di sebuah panti asuhan di bandung, aku tidak memiliki orang tua atau pun keluarga. Saat ini aku hanya hidup seorang diri."Aku melebarkan mata.

"Ya ampun, maaf... Seharusnya aku tidak bertanya tentang hal itu."

"Nggak apa-apa, itu sudah biasa."

"Lalu jika kau tidak mempunyai keluarga, bagaimana jika aku mengadopsimu untuk menjadi adikku? Apa kau tertarik?"

"Aku sarankan kau harus menolaknya. Menjadi adik untuk bocah ini, itu tidak baik untukmu."Aku kembali melirik Gracia dengan kesal.

"Sepertinya kau belum tau bahwa aku sangat ingin memiliki seorang adik dari dulu?"

"Aku tau! Beby pernah mengatakannya."

"Lalu jika kau sudah tau bisakah kau diam? Aku sedang merayunya!"

"Apa aku tidak boleh bicara? Aku hanya tidak ingin nasib Cinhap sama sepertiku. Everyday dia akan membuatmu menderita Cinhap, jangan terbuai oleh rayuannya!"Menghela nafas panjang, aku mengambil setumpuk nasi kemudian memasukkan ke mulut Gracia dengan paksa hingga mulutnya penuh.

"Maaf, jangan dengarkan dia. Bagaimana Cinhap, kau mau? Hidupmu akan terjamin jika kau mau menerimanya."Dia tampak berpikir.

 "I-itu... Sebaiknya kita bahas nanti saja, aku lapar."Dia melahap makanannya membuatku cemberut. Melihat Cindy meningatkanku pada calon adikku yang gagal terlahir di dunia karena ibuku meninggal.

"Itu, Gracia!"

"Apa?"

Aku meraih surat dari Bu Anin dan menyerahkan surat itu padanya.

"Apa ini?"

"Surat untuk rapat orang tua besok. Bisakah kau hubungi kakakku untuk menghadirinya."

"Ah baik. Aku akan menghubunginya nanti.


Seperti biasanya, jam malam Gracia memaksakku untuk belajar dan entah mengapa aku menurutinya. Tapi di sela-sela keseriusanku saat membaca buku, bulu kudukku berdiri merasakan angin berhembus kencang dari luar dan pintu kamar mandi terbuka secara perlahan dengan sendirinya, membuatku takut. Menelan ludah, aku sudah tau pasti hantu itu kembali mengangguku. Perlahan aku bangkit dari kursi dan benar saja, sosok hantu waktu itu berdiri di depan kamar mandiku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my favorite bodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang