"Ka, gimana sama Bu Dokter Bunga?"
Pertanyaan itu membuat Saka kini menoleh ke arah Bundanya. Dia hanya tersenyum sekilas lalu meneruskan makannya. Minggu pagi, dia memang pulang ke rumah. Tapi selalu ditagih pertanyaan oleh sang bunda."Mas Saka tuh malu-malu meong Bunda."
Celetukan adik bungsunya membuat Saka hanya menggelengkan kepala. Kali ini sang ayah yang biasanya diam juga ikut berkomentar "Bunga udah nyelametin Anggun juga loh, Ka. Terus itu perjodohan antara Bunda kamu dan sahabatnya harus dicoba. Ayah juga setuju."Lagi, Saka hanya tersenyum. Dia tidak ingin membicarakan masalah ini dengan keluarganya, baginya Bunga dan dia masih banyak halangan banyak.
"Kamu masih belum bisa lupa? Bunda sedih kalau kamu... "
Saka terkejut dengan pertanyaan sang Bunda. Dia menatap bundanya dan menggelengkan kepala "Bun, aku udah ikhlas. Hanya saja, mungkin butuh waktu lebih lama untuk bisa menjalin hubungan lagi dengan seorang wanita. Resiko berada di sisi aku yang membuat aku masih belum bisa menjalin hubungan lagi." Seketika suasana di meja makan menjadi sunyi. Sebab, mereka semua tahu apa yang terjadi di masa lalu dan membuat Saka menjadi pesimis begini.
****
Siangnya, Saka mendapat telepon dari sahabatnya, Abimanyu. Sahabat dari masa sekolah dulu itu meminta, bertemu dengannya.
"Tumben, ingat sama aku."Abimanyu yang datang bersama sang istri, Gendhis tersenyum mendengarnya.
"Sombong. Ini kenapa aku males nemuin kamu." Celetukan Abimanyu itu mendapat senggolan tangan dari istrinya yang membuat Abimanyu terkekeh. Bertempat di sebuah cafe, Saka menemui Abimanyu dan sang istri. Dia ikut senang melihat sahabatnya itu kini tersenyum lebar, setelah apa yang mereka lalui. Saka paham betul, karena dia ada di sana di saat tersulit sahabatnya itu.
"Mas ndak boleh gitu. Mas Saka, ini kan udah berjasa banget sama kita."
"Iya sayang, bercanda. Mana mungkin aku jahat sama Saka. Ntar aku nggak ditolongin lagi gimana?"
Mereka, berdua bertatapan mesra membuat Saka kini tersenyum. Dua sejoli di depannya ini sudah mengalami rintangan yang sangat berat. Bahkan Saka sangat salut dengan kesabaran Abimanyu ketika sang istri mengalami amnesia. Abimanyu tetap sabar dan setia, mendampingi Gendhis."Emang gitu, Ndis. Dia emang jahat."
Celetukan Saka membuat Abimanyu menatapnya tapi kemudian terkekeh lagi."Kapan gitu ngasih kita undangan? Lama banget, diantara aku, Ari dan kamu, nah kamu sendiri yang belum."
Kali ini Saka hanya menggelengkan kepala. Lagi-lagi pertanyaan dan pembahasan tentang hal itu. Dia menghela nafas lalu menatap Gendhis dan Abimanyu.
"Gimana kalian bisa bersatu dengan semua hal yang kalian alami?"
Kali ini Saka melihat jemari Gendhis dan Abimanyu saling terkait. Sangat mesra dan membuatnya iri. Andai dia bisa begitu dengan Bunga."Yang penting ya Ka, jangan mudah menyerah. Atau jangan kebanyakan mikir. Jalani aja. Toh kalau memang sudah jodoh, mau apapun rintangan nya kita bisa lewati."
Ucapan bijak itu membuat Saka terdiam. Dia ingin mengamini ucapan Abimanyu tapi semua bayangan masa lalu masih membuatnya trauma. Apalagi, kemarin saat Bunga berada dalam bahaya dan dia sendiri yang ada di sana, membuat Saka tidak ingin melibatkan Bunga ke dalam kehidupannya. Bunga berhak hidup dengan bahagia dan tenang serta aman."Dan juga, jangan putus asa, andai kesulitan itu datang untuk kalian berdua. "
Kali ini ucapan Gendhis dan Saka menganggukkan kepala."Makasih sarannya. Semoga ya bisa nyusul kalian."
Ucapan Saka itu terpotong dengan bunyi keras dari arah jalanan. Seketika seluruh penghuni cafe langsung menghambur keluar. Termasuk dirinya dan juga Abimanyu serta Gendhis.
Ada kecelakaan mobil tepat di depan cafe. Keadaannya kacau karena, padatnya lalu lintas. Saka segera mendekat untuk melihat situasinya, saat itulah dia melihat Bunga dan seorang pria sedang sibuk menyelamatkan korban kecelakaan yang kini dibaringkan di atas trotoar. Saka mulai mendekat, tapi Bunga sepertinya memang sedang sibuk. Bahkan terlalu sibuk untuk melihat keadaan sekitar. Dia bisa melihat, Bunga dan teman prianya yang sepertinya berprofesi sama dengan Bunga kini tampak serius. Saka tidak mau mengganggu. Dia memutuskan untuk melangkah mundur dan mengamankan semuanya.
****
Karena kecelakaan itu menyebabkan dua orang meninggal, dan 4 luka-luka. Saka akhirnya ikut mengantar korban terluka menggunakan mobilnya karena Bunga butuh membawa ke rumah sakit segera. Saat Saka, menawarkan diri, Bunga tampak terkejut. Tapi kemudian hanya menganggukkan kepala dan mereka langsung meluncur ke rumah sakit.Di dalam mobil, Saka bisa mendengar percakapan Bunga dengan Adi yang ternyata memang teman sejawat Bunga. Saat akhirnya sampai di rumah sakit, Saka menunggu semuanya.
"Minum?"
Satu botol air mineral tepat ada di depannya. Dia duduk di ruang tunggu IGD. Mendongak, Saka menemukan Bunga yang sepertinya baru saja berganti baju karena tadi bajunya sempat terkena percikan darah.
"Makasih."
Saka, menerima dan kini membiarkan Bunga duduk di sampingnya. Saka baru saja memberi kabar kepada Abimanyu kalau semuanya sudah baik-baik saja. Karena sahabatnya itu tadi terus bertanya kepadanya lewat ponsel."Gimana keadaan mereka?"
Saka membawa satu korban dan 3 yang lainnya dibawa mobil lain dan semua sudah ditangani oleh dokter."Alhamdulilah, nggak ada yang fatal. Tadi hanya butuh segera, mendapatkan infus, Dokter Adi menangani mereka dengan baik. Aku sendiri sedang cuti."
"Owh. Dan kamu tadi sedang bersama Dokter Adi?"
Ada sebersit cemburu di hati Saka karena mendengar Bunga, menyebut nama dokter itu.
Bunga, menganggukkan kepala lalu tersenyum "Kebetulan tadi tuh kami emang ada janji gitu. Udah lama, banget nggak ketemu, terus dia mulai tugas di sini lagi."
Ada senyum cerah di bibir Bunga, hal itu membuat Saka tersenyum miris. Apakah Bunga dan Dokter Adi...
"Temen lama kamu?"
Pertanyaan itu muncul begitu saja. Bunga, menatapnya lalu tersenyum "Iya. Dia temen satu angkatan dulu."
Saka hanya diam mendengar semua itu. Saat dia, akan bertanya lagi, Bunga tiba-tiba dipanggil oleh Dokter Adi yang membuat Bunga berpamitan kepadanya. Melihat interaksi Bunga dan teman lamanya itu, Saka merasa tersisih. Dia memang bukan siapa-siapa bagi Bunga.
Bersambung
Habis dibangunin Nabila nih... Ketik aja deh sekalian, nunggu subuh.Semangat yuk beri komentar yang baik, ya biar vibesnya, juga positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKA
RomanceSAKA BUMI RESPATIH dan BUNGA ANYELIR PUTRI dipertemukan dalam keadaan yang tidak terduga. Dalam suatu kasus yang sedang ditangani Saka. Wanita yang pernah diselamatkannya adalah Dokter Bunga yang akhirnya menyelamatkan nyawanya. Bisakah dua orang d...