1

23 5 3
                                    

Mimpi. Biasanya kita anggap itu hanyalah bunga tidur belaka. Akan tetapi jika kita memimpikan menikah dengan seseorang bahkan belum kenal sama sekali apa itu wajar? Takut nya saja itu adalah pertanda kalau kita jodoh. Amin. Inilah yang di alami si Viona alias Vivi. Gadis tembem dan cantik ini pernah memimpikan seseorang yang sama bahkan sampai menikah. Akan tetapi dia hanya menganggap itu hanya bunga tidur belaka. Tapi ia tepis begitu saja saat ia bertemu dengan orang yang ada dalam mimpi. Bagaimana kelanjutan nya?

___________________________________________

Memiliki wajah yang cantik, berkulit kuning langsat, tubuh yang ideal merupakan dambaan para wanita bukan. Apa lagi terlahir dari keluarga yang kaya raya.

Ya itulah kehidupan Viona Putri Briliana Wijaya alias si Vivi. Gadis yang hidup dengan gelimang harta dan sexi. Vivi terlahir dari gen Wijaya. Orang yang paling kaya di kotanya. Dia sekarang duduk di bangku kelas 2 SMK 5 Sila.

"Hoaammmm. Uhh." Vivi terbangun dari tidur panjang nya.

Tok tok tok. Suara ketukan pintu terdengar keras di telinga.

"Woy bangun kebo. Ini udah jam berapa?" Teriak seseorang di luar kamar.

Vivi membuka mata nya malas. Kemudian mata cantik nya melihat ke arah jam..

"What? Udah hampir jam 6? Mati gue. Ada ulangan lagi. Huft." mata nya terbuka seketika. Kemudian dia bergegas pergi ke kamar mandi.

5 menit sudah ia melakukan ritual pagi nya. Hanya 5 menit? Itu bukan mandi menurut Vivi akan tetapi hanya cuci muka. Ya Vivi hanya cuci muka tanpa mandi bahkan ia lupa menggosok giginyaa.

Dengan tergesa-gesa ia menuruni tangga sampai ia lupa bahwa ada beberapa orang di meja makan.

"Makan dulu sayang." sapa seseorang dengan lembut nya.

Vivi berhenti sejenak dan menatap mereka dengan mata marah. .

"Lo kenapa?" tanya seseorang yang tak kalah cantik dengan nya.

"Kenapa kalian gak bangunin Vivi si. Kan Vivi jadi telat." omel nya sambil berkacak pinggang.

"Udah gue bangunin tapi lo kaya kebo gak bangun-bangun." jawab orang tadi.

"Sini sayang makan dulu."

Vivi menghampiri mereka. Kemudian menduduk kan bokong nya di kursi.

"Vivi. Kebiasaan jangan begadang yaa. Nonton drakor nya kan bisa nanty lagi." Nasehat seseorang pria paruh baya.

"Pah. Ishh apa an sih. Kan Vivi kan suka drakor. Kalau gak lihat drakor tuh kaya gak makan 1 tahun. " jawab nya manja. Ia kemudian makan dengan lahap.

"Dasar. Terlalu dramatis. Gak makan 1 tahun ya lo mati."

"Pah tuh liat ka Mauren. Jahat bener jadi orang. Masa dia ngedoain Vivi cepet mati." adu Vivi.

Kedua orang tuanya hanya menggelengkan kepalanya. Mereka selalu melihat kejadian ini setiap waktu. Memang ke dua adik ini sulit akur, akan tetapi jika lama gak ketemu mereka akan kangen-kangenan setengah mati.

"Lo anter gue." titah Vivi.

"Mana mau gue. Kan kita gak sejalur."

"Ish pokoknya lo anter." rengek Vivi.

"Manja amat jadi cewe. Sono pesen ojol kan beres." Mauren Putri Lilian Wijaya. Kaka Vivi yang sama-sama otak nya kaya Vivi. Tapi lebih mandiri Mauren si karena udah kerja.

"Biar mama sama papa yang anter." kata papa Vivi.

"Gak. Males ah di anterin kalian. Nanty pada melongo melihat mobil papa." Kata Vivi ceplos. Dan mereka seketika tertawa renyah mendengar ucapan Vivi..

Jodoh Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang