003

9 3 0
                                    

~~Happy Reading~~

"nilah mengapa bangsa ini tidak pernah maju! yeah karena anak-anak seperti kalian ini. Yang kerjaannya berantem bahkan pulang tengah malam. Tidak punya rumah kalian!" Tegas pak polisi.

Dan mereka hanya bisa tertunduk diam di kantor polisi.

"Punya rumah gak!!" Tegas pak polisi lagi. Yang Membuat mereka semua bersuara.

"Punya" jawab mereka serempak.

"Nama kalian siapa saya akan buat laporan buat kalian, nama kamu?" Tanya pak polisi pada lelaki bertubuh jakung itu.

"Janitra pak"

"Nama lengkap"

"Janitra Kusuma pak"

"Wajah bule ini, kamu bukan orang Indonesia?"

" Saya belahan pak, Daddy saya orang Canada dan mommy saya orang Indonesia pak" jelasnya.

"Oh, nama?"

"Mark aja pak, gak ada kepanjangnnya" sambungnya.

"Oke. Dan kamu orang luar juga" tanya polisi pada pemuda berwajah Eropa namun berdaran Indonesia.

"Bukan" ujarnya dengan nada yang terkesan dingin.

" Oh, nama?"

"Jervant" ujarnya.

"Ka..." Ucap pak polisi mengudara.

"Adicandra-ravindra" ada jeda dalam kalimatnya.

Seketika pak polisi dan semua petugas disana terdiam tak bersuara. Ada ketakjuban dan kebanggan juga ketakutan pada wajah mereka. Bagaimana bisa seorang keluarga Ravindra berada tepat didepannya. Adicandra Ravindra adalah anak dari seorang pengusaha terkaya dan terkenal bukan di Indonesia saja tapi diakui di negara Asia dan Amerika. Dikalangan pembisnis Batara Ravindra terkenal bukan hanya wajahnya yang tampan tapi juga kebaikan hati serta kejujurannya dalam bisnis.

"Ba-baiklah...dan namamu?"

"Saira Tanaya...Talulla" jeda saira dikalimatnya yang membuat Candra meliriknya.

"Oke selesai, jadi sekarang telpon orang tua kalian suruh mereka untuk menjemput kalian, tapi sebelum itu isi surat di kertas yang telah saya berikan tadi"

"Apa harus dengan orang tua" ucap Candra yang di hadiahi seringaian oleh jervant.

"Ayo telpon orang tua kalian atau mau saya masukan sel" geretak polisi.

Pemuda yang bernama Mark langsung berdiri dan menelpon orang tuanya, tentu dalam bahasa asingnya. Sedangkan Candra menghela napasnya dan menjauh dari tempat itu untuk menelpon seseorang. Tapi saira ia hanya diam di tempatnya pikirannya kacau, mustahil jika dia menelpon mamanya karena ia tahu betul mamanya tidak akan mengangkatnya dan wanita paruh baya itu pasti ada ditempat kasino itu lagi. Haruskan ia meminta bantuan Nararya,tidak. Sudah cukup saira merepotkan keluarga itu. Lalu siapa yang harus saira telpon? Haruskan ia tidur di sel malam ini.


••••°°~~°°••••

Semua orang tua telah datang tapi tidak dengan Jervant dan Candra mereka berdua malah memanggil seketaris dari salah satu keluarga mereka. Jonny ia adalah seketaris manajer keperyacaan ayahnya. Tapi bagi Candra ia adalah sosok kakak dan juga ayah untuknya. Sama halnya dengan Candra, Jervant pemuda berkulit putih itu juga memanggil seketaris ibunya, David. Hanya saira yang tidak.

Semesta, Ia Lelah [ Haechan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang