part4

7 3 0
                                    

Mereka yang mendengar teriakan fadilah dan pingsan ditempat terpaksa harus digendong dan ditidurkan ditanah yang rata agar bisa diberi pertolongan pertama, beberapa menit kemudian fadilah sadar dari pingsannya dan langsung memeluk Fifah dengan ketakutan.
“Kamu gapapa dil?” tanya fifah khawatir

“Enggak, gua takut” jawab fadilah

“Tenang, ada kami semua, kamu enggak sendirian” ucap fifah

“Gua mau udahan aja, gua udah enggak kuat” ujar Fadilah,

Rahman dan yang lain saling menatap satu sama lain memikirkan apakah harus berakhir sampai disini atau mereka semua lanjut, kalo mereka melanjutkan artinya mereka egois dan tidak peduli akan ketakutan fadilah, dan kalo mereka berhenti sudah terlalu jauh. Rahman menarik Vais, Nova, dan Rahmad untuk berdiskusi mengenai masalah ini.

“Jadi gimana?, mau berhenti disini aja atau kita lanjut?” tanya Rahman pada mereka bertiga

“Kita lanjut, tanggung udah terlalu jauh buat berhenti” jawab Nova

“Kita berhenti aja, gua merasa kasihan sama fadilah” jawab Rahmad

“Kita lanjut bg , benar apa yang dikata Nova kita udah terlalu  jauh buat berhenti” jawab Vais.

Disisi lain Fifah dan Indi sedang menjaga fadilah agar dirinya tidak melihat makhluk mengerikan itu lagi dan Rahman memutuskan untuk memanggil Fifah biar Indi yang menjaganya sementara.

“Ada apa?” tanya Fifah

“Gimana fah? Mau lanjut apa berhenti?, mereka berdua milih lanjut dan Rahmad milih buat berhenti” jawab Rahman

“Kalian enggak kasian sama fadilah?, Gua takut dia bakal kena mentalnya, sekarang aja dia masih ketakutan” ucap Fifah

“Ya, kami kasihan, tapi gimana fah? Udah terlalu jauh buat berhenti” ujar Nova.

Indi datang dengan muka panik dan tergesa-gesa, nafasnya tidak beraturan karena ia harus sedikit berlari mendatangi mereka.

“Ada apa In?” tanya Fifah

“Itu ka..., ka... fadilah...” ucap Indi

“Fadilah kenapa In?, kalo ngomong yang jelas” ujar Rahman

“Ka fadilah..., tolong” ucap Indi dengan tidak jelas

“Kenapa In, fadilah kenapa In?” tanya Fifah

“Tenangin dulu diri kamu, baru bilang ada apa oke” ucap Rahmad,

dan Indi segera menenangkan dirinya, beberapa saat Indi sudah tenang dan langsung bilang pada yang lain bahwa fadilah sedang ketakutan karena melihat hal ‘itu’

“Ka fadilah lihat hal itu ka, Indi takut makanya aku lari” jelas Indi

“Kamu tinggal dia sendirian?, kamu udah gila ya?” tanya Rahman.

tanpa menunggu jawaban dari Indi, dirinya segera berlari menuju fadilah, saat tiba ditempat Fadilah Rahman melihat Fadilah jalan tak tentu arah, karena ketakutan,Rahman mendekati Fadilah dan berusaha menenangkan Fadilah, tapi Rahman di dorong oleh Fadilah,hingga Rahman terjatuh. Karena melihat Rahman terjatuh Fifah langsung mendekati Fadilah, dan hal yang sama juga dilakukan Fadilah kepada Fifah, Fifah yang tidak mau temannya kenapa kenapa, langsung menarik Fadilah kedalam pelukannya dan menenangkan sahabatknya itu, Fadilah masih saja meronta ingin pergi dari tempat ini, karena Fadilah melihat makhluk menyeramkan berada di belakang Fifah, Fifah meresa ada yang memperhatikannya, langsung menutup mata Fadilah agar sahabatnya itu tidak melihat makhluk itu, karena mesara tak kuat lagi, Fifah memberikan kode Kepada Rahman agar menenangkan Fadilah, Fifah meninggalkan Fadilah dengan Rahman dan yang lainnya,Fifah pergi ke tenda, dan mengambil kalung yang biasa dia gunakan saat masih kacil, kalung itu sebenarnya bukan apa apa, hanya saja itu pelindung diri agar makhluk tak kasat mata, tidak menyentuhnya, dengan cepat Fifah memakaikan kalung itu kepada sahabatnya, dan seketika itu juga Fadilah menjadi tenang dan tidak melihat makhluk itu lagi, Fadilah memeluk Rahman dengan erat, karena masih takut, Rahman yang merasa sesak, berusaha melepaskan pelukan Fadilah, Fadilah pun langsung melepaskan pelukannya, dan meminta maaf kepada Rahman.

HUTAN KERAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang