part 6

13 3 3
                                    

Teriakan Indi membuat mereka semua bergerak mencari takut terjadi apa-apa , dan yang menemukan pertama kali fadilah, niat membantu namun ditolak oleh indi karena indi masih kesel dengannya.

“Tunggu sebentar ya, aku manggil rahman atau vais biar bantu kamu, tunggu bertahan sebentar” ucap fadilah berteriak sedikit agar indi bisa mendengarnya.

Fadilah pergi memanggil vais dan rahman untuk membantu indi agar bisa keluar dan selamat dari jurang kematian

“Vais, Rahman, itu tolong bantu indi, dia udah mau jatuh ke dalam jurang, tolong, ayo ikutin aku” ujar fadilah,

dan kedua orang itu mengikuti kemana fadilah pergi, beberapa menit kemudian mereka bertiga sampe ditempat indi berada, tanpa berbasa-basi lagi mereka berdua langsung menolong indi. Setelah indi berhasil naik, mereka langsung memutuskan kembali ketenda dan mungkin harus menetap semalam lagi, beberapa menit kemudian mereka berempat sampe ketenda dan indi langsung masuk kedalam tenda untuk mengecek keadaan sang kakak dan ternyata sang kakak sudah sadar.

“Kakak, gapapa kan?” tanya indi

“Gapapa ko” jawab fifah.

Sedangkan diluar tenda, rahman menarik fadilah kepojok agar bisa bicara leluasa dan menanyakan kejadian tersebut.

“kenapa enggak langsung tolong indi tadi? Kenapa harus manggil aku sama vais?” tanya Rahman

“Aku udah mau nolongin indi tapi dia nolak, jadi aku panggil kalian berdua” jawab fadilah

“Oh iya, fifah udah sadar? Dia gapapakan?” tanya fadilah khawatir

“kayanya sih udah, ya dia gapapa” jawab Rahman,

dan terjadi keheningan diantara mereka berdua hingga bang Rahmad datang mengagetkan mereka berdua, tapi mereka nggak kaget sama sekali, ya kali kaget orang udah keliatan.
1...
2...
3...
“Dorrr” teriak rahmad didepan mereka

“oh, dikira bakal kaget kali kalo digituin, enggak ya” ucap fadilah dan pergi dari sana untuk balik ketenda

“fadilah kenapa tuh man?” tanya Rahmad

“gak tau” jawab rahman

“Ayo cari kayu bakar buat ntar malam, ini mumpung masih siang” ajak Rahmad

“yaudah ayo” ujar rahman.

mereka berdua bergegas mencari kayu bakar, beberapa jam setelahnya dan dirasa cukup mereka balik ketenda. Saat tiba di tenda, mereka melihat Indi dan Fadilah bertengkar, dan Fifah berusaha melerainya,karena kondisi Fifah yang belum stabil, dia malah terjatuh karena dorongan dari dua orang itu, melihat kejadian itu Rahmad dan Rahman segera memisahkan mereka, dan menjauhkan satu sama lain, mereka sama sekali tidak pedulikan Fifah yang terjatuh, tapi vais datang tepat pada waktunya, dan membantu Fifah untuk berdiri,

" Lu gak papa kan." Tanya Vais

" Iya ngak papa." Jawab Fifah

" Lain kali kalo ada orang berantem tu, lari aja, daripada lu celaka kan." Ujar Vais

" Ya kali gua lari, biarin mereka berantem gitu aja?" Ujar Fifah

" Ya kan kondisi lu belum stabil pe'ak." Jawab Vais

" Ya santai aja kali, nggak usah ngegas." Ujar Fifah

" Habis lu bikin gua kesal, pantat aman nggak tuh?." Tanya Vais

" Cuma sakit sedikit," jawab Fifah sedikit malu

Seketika vais tertawa mendengar jawaban Fifah, sedangkan Fifah hanya diam karena malu,disisi lain Rahman dan Rahmad berusaha mendamaikan Indi dan Fadilah, tapi indi tetap keras kepala, dan terus menyalahkan Fadilah.u

" Udah lah dek, akhiri pertengkaran ini,semua kejadian ini bukan salah Fadilah, tapi ini kecelakaan." Ujar Rahmad

" Iya, kalo kak Fadilah nggak buat ulah, kak Fifah nggak bakal celaka." Ujar Indi

" Jaga omongan kamu dek, kenapa kamu jadi kek gini, melimpahkan semua kesalahan ke Fadilah?" Tanya Rahman

" Iya betul, kita semua disini salah, karena tidak bisa menjaga mereka dengan baik." Ujar Rahmad

" Malah bawa kita, kalo kak Fadilah nggak lepas itu kalung, ini semua nggak bakal terjadi bang." Ujar Indi

" iya aku salah, aku yang nggak ngehargai pemberian Fifah,emang aku pantas di salahin hiks hiks hiks." Ujar Fadilah sambil nangis

HUTAN KERAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang