Derita anak sulung 1

6 3 0
                                    

"Huftt, besok..."

"Besok Lo kerumah gue" titahnya.

"Ngapain , abisin stok jajan Lo?hayuu"

"Yeuu pantesan jajan gue pada ilang , besok bantuin gue beresin buku² tentang psikolog punya gue " ucap nila lirih.

"Udah khatam semua Lo ntu buku, ngapain di beresin si?"

"Gue mau belok..."

"Astaghfirullah nila ,Lo kali goblok ya goblok aja jangan aneh aneh . Kerasukan setan ini mah" ujar Esti histeris , dengan segera ia mengambil segelas air putih membacakan ayat kursi dan alfatihah .

"Bismillahirrahmanirrahim , byurrr " dan bumm seluruh wajah nila basah .

"Esteh!!!! Lo apa apaan sih, basah semua Bagong!" Gerak nila , kesal karena Esti tiba² menyeburnya dengan air jigong .

"Ya elo tadi bilang mau belok, gue kira Lo bakal belok yg aneh aneh jadi ya gue sembur" papar Esti dengan polosnya. Iya polos tapi vangsat kan basah jadinya.

Nila menoyor kepala Esti" eh tolol! Lo kalo gue ngomong dengerin dulu! Gue belok tuh maksudnya , gue mau belok ke jurusan bisnis "

Esteh mengangguk " oh gitu , lah ngapa? bukannya dari esde Lo ngebet banget pengen jadi psikiater?"

"Bisnis keluarga bakal gue pegang, jadi mau gak mau gue harus kuliah bisnis " jawabnya lesu.

"Lah kenapa kagak arcel atau cellia aja?"pembahasan mulai fokus , esteh berusaha mencari tau .

"Au dah , katanya udah punya cita² masing-masing . Jadi mah gak mau gue deh "

Brakk

"ASTAGHFIRULLAH!!!"

"Esti!!!kamu ngapain!!!jangan berisik!!"teriak Ratih dari dapur.

"Lo ngapain dodol!!! Kaget gue ini"ucap nila kesal.

"Ya gue marah lah , mana bisa gitu . Lo juga punya cita cita nila , bukan adek Lo doang. Itu namanya gak adil " sungut nya dengan napas menggebu, seolah sedang lari maraton .

"Lo aja ngerasa gitu , apalagi gue "ucapnya lesu.

"Yaudah , gapapa . Lo belok ke jurusan yg lain bukan berarti Lo gabisa belajar psikolog lagi kan . Jalanin aja siapa tau jodoh Lo mas mas CEO nan tampan aihh" tuturnya kepada nilan, sedangkan nila mencibir kelakuan teman laknatnya.

"Tukang halu!" Sindir nila .ia bangkit menuju dapur menemui bunda Ratih.

"Bund , nila pamit pulang ya . Soalnya nila capek banget hari ini " adu nila pada bunda Ratih , bergelayut manja di punda Ratih yang sedang memasak.

"Kok cepet banget la, bunda lagi masak ini tunggu sebentar yak . Bentar lagi Mateng ko " ucap Ratih.

"Ehmm gak usah deh bund , tadi bibi masak kayaknya nanti nila makan dirumah aja kasihan bibi "jawab nila menolak tawaran bunda Ratih .Ratih mengangguk sebagai jawaban.

"Yaudah nila pamit pulang ya bun,titip salam sama ayah ya bund"pamitnya, kemudian menggaet tangan bunda Ratih. Diciuminya telapak tangan dengan lembut , andaikan bunda Ratih adalah ibu kandungnya.

Sedangkan Ratih mengelus lembut rambut nila dengan sayang" yaudah kamu hati hati di jalan ya neng , udah malam langsung pulang gausah keluyuran kemana mana "pesannya kepada nila ditambah senyuman manisnya.

"Oy teh , gue balik besok abis ambil raport jangan lupa kerumah gue!"perintah nila seraya menaiki motor kesayangannya .

"Yoii , tiati lu nyet !" Ucap Esti ketika nila tak lagi terlihat .

Derita anak sulungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang