Cellia mengangguk tapi juga gemetar " hiks , gimana keadaan mama sama papa dok?" Tanya cellia terisak , yg kini didekap oleh arcell.
"Kedua orang tua kalian..."
3.Tiga
"Kedua orang tua kalian ... Ehm sebelumnya kami pihak rumah sakit meminta maaf yang sebesar besarnya. maaf , kami sudah berusaha namun luka yg di alami kedua orang tua kalian sangat parah sehingga ... Kecelakaan ini merenggut nyawa kedua orang tua kalian" papar dokter Liam dengan raut bersalah .
Sedangkan kedua anak kembar tersebut mematung , seketika semua terasa senyap . Otak pun terasa blank , apa apaan ini? Mimpikah?
Cellia menggeleng "gak, gamungkin mama papa udah meninggal . Ini mimpi kan?!?!"ucap cellia berusaha mengenyahkan pemikiran yg ternyata memang fakta.
Cellia terduduk di bangku besi, lututnya terasa lemas bak jelly begitu pula dengan arcell . Terdiam , dengan sorot mata yg sulit di artikan , sulit sekali rasanya untuk menerima kenyataan.
"Baiklah dek , kami persilahkan jika kalian ingin bertemu dengan korban untuk terakhir kalinya. Kami permisi dulu , dan maaf" ucap dokter Liam meninggalkan kedua anak kembar tersebut di ikuti beberapa suster.
Sepeninggal dokter Liam , arcell dan cellia bangkit . Berjalan tertatih menuju ruangan ,dengan diiringi Isak tangis pilu .
Beberapa langkah menuju brankar , langkah arcell terhenti berbeda dengan cellia yg sudah menghamburkan pelukan penuh duka.
"Kenapa harus sekarang?gue belum siap tuhan"ucap lirih arcell .
Arcell terdiam , sorot mata penuh luka menatap kedua orang yang sangat berarti tengah terbaring kaku. Ini terlalu cepat baginya , belum... Ia belum siap menerima ini semua , ia belum siap jika nanti tak akan ada lagi ocehan Laras untuk membangunkan nya , tak ada lagi waktu bermain PS dengan bhanu , tak akan ada lagi waktu dan kenangan yg ia buat bersama nya .
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Rumah megah nan kokoh bernuansa Eropa klasik ini kini di penuhi orang orang yang berduka , penuh tangisan , rasa kehilangan , dan kepedihan ditinggalkan dua sosok yg sangat berarti .
Puluhan orang ... ralat ratusan orang kini berada di kediaman Arditama , memenuhi ruang tamu yang sebagian berada di luar ruangan .
" Bhanu! Laras! Ya Allah nak hiks " ucap seorang wanita tua bersama pasangannya dengan penampilan yang sedikit acak acakan , mungkin karena terlalu sedih hingga ia yg biasanya tapi dan elegan kini tampak sedikit berantakan .
Kedua pasutri itu mendekati mayat bhanu dan Laras , mendekap erat penuh tangis . " Bhanu!Laras! Kenapa kalian harus duluan ninggalin bunda sayang hiks... Bunda gak mau kehilangan kalian nak hiks " ucap lirih wanita tua itu sembari mendekap anak dan mantunya.
Sedangkan sang pria tua tersebut menatap nanar kedua mayat tersebut , perih sebenarnya namun ia harus berusaha terlihat tegar .
" Yangti , mama eyang ... Cel hiks cellia gak kuat eyang , ini cuma mimpi kan?! Bilang sama cellia ini tuh mimpi eyang!!" Ucap cellia histeris yang kemudian di dekap oleh Rita - nenek arcell dan cellia , orang tua dari bhanu .
Rita memeluk erat cellia ,berusaha menenangkan " sayang kamu harus kuat ya , yangti ada di sini ... Kamu yg ikhlas yaa "
Pria tua itu - Ardi , mendekati sang cucu kesayangan . " Cece yg kuat yah eyang tau ini berat , tapi inilah kenyataannya . Sekarang Cece istirahat dulu yah sebentar lagi pemakaman dilaksanakan " ucap Ardi , cellia pun mengangguk lemah .
KAMU SEDANG MEMBACA
Derita anak sulung
Teen FictionIni tentang Drisana Nilaruna Candice A. yang berarti anak perempuan pertama yang memiliki tanggung jawab besar . kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya membuat tanggung jawabnya menjadi lebih besar . suka berpetualang , berjiwa bebas , ke...