Derita anak sulung 2

12 3 0
                                    

"Iya benar bu"ucap Laras datar , sedikit risih .

"Baiklah silahkan duduk pak Bu , jadi gini mohon maaf sebelumnya aruna itu sering sekali bolos sekolah , terlibat tawuran beberapa kali , bahkan berkelahi dengan ketua OSIS sehingga harus di rawa di rumah sakit " terang Bu Susi mengadu perbuatan buruk dari Aruna.

Tentu saja hal itu membuat Laras dan bhanu menunduk malu , dan menggeram marah .

"Tapi , alasan Aruna tidak di keluarkan yaitu karna dia adalah anak yang berprestasi dan juga meskipun dia cukup berandalan attitude atau karakter yg Aruna miliki sangat bagus bahkan tuna adalah anak yg sopan "

Shit!peduli setan! Bagi Laras dan bhanu sekali memalukan tetap saja memalukan .

"Bu , bisa langsung di berikan saja raportnya? Saya masih ada meeting"ucap bhanu dingin dan tegas , sebenernya ia muak tapi ada daya . Semua ini hanya untuk image nya seorang bukan karena Aruna.

Tercengang?! Satu kata yg menggambar kan ibu Susi , bagaimana bisa ada orang tua yg tak peduli tentang anaknya . Masih dengan ketercengangan nya Bu Susi memberikan raport milik runa dan di tanda tangani oleh bhanu .

Setelah semua selesai dengan segera bhanu dan Laras pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Brakk!!!

Dengan kasar bhanu melemparkan raport milik runa tepat dihadapannya . Aruna yg sedang menunggu di mobil pun terkejut , namun ia abaikan . Karna penasaran ia pun membuka dan melihat perjuangan akhirnya selama 3 belajar .

"Wihh , bagus juga nilai gue . Ah emang encer otak gue , traktir teteh ah ntar" gumam Aruna bangga terhadap hasil jerih payahnya.

Laras yg sedikit mendengar ucapan runa pun mencebik "dih gitu doang , harusnya kamu tuh kaya arcell prestasinya udah nasional . Kalo cuma gitu mah gak guna!" Sarkas Laras .

Aruna menatap Laras dengan tatapan yg ntah apa artinya , sakit sebenarnya tapi ia tak peduli .

Dengan santai Aruna menjawab " wow.seorang ibu Larasati pembisnis dan pemilik restauran terkenal Peduli terhadap saya?! Sungguh hal yg sangat langka" bertepuk tangan dengan raut wajah keterkejutannya

" anyway kalo udah tau prestasi arcell lebih bagus kenapa harus saya yg jadi tumbal hmm?!" Imbuh Aruna terkekeh sinis .

Sontak Laras membalikkan tubuhnya ke kursi belakang "asal kamu tau! Saya nggak pernah berharap punya anak sulung perempuan!!! Bahkan saya nyesel kenapa kamu lahir duluan kenapa gak arcell aja!"pekik Laras menatap benci terhadap Aruna.

Aruna yg yaaa sedikit merasa sakit hati , sedikit lho yaa . Mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain yg terpenting tak menatap sang ibu . Eh apakah Laras benar ibunya?!

" Andai saya bisa memilih , mungkin saya gak akan mau jadi anggota di keluarga ini . Keluarga yg kaya raya tapi miskin kasih sayang , keluarga yg paling menjaga image tetapi buruk dalam mendidik saya , keluarga yg penuh kebahagiaan namun sekedar sandiwara belaka. Andaikan saya bis memilih mungkin saya lebih bahagia hidup dalam keluarga sederhana namun terdapat banyak kasih sayang , kehangatan , dan yg pasti didikan yg baik "ucap Aruna lantang , namun tanpa mau melihat kedua orang tuanya .

Bhanu yg merasa tersindir pun ,sedikit menoleh ke arah belakang " dengar Aruna ,kamu masih hidup dan dapat hidup dengan layak itu haruskan bersyukur!!! Masih mending kamu , kami akui sebagai anak . Jika tidak mungkin sudah saya buang kamu!!!"

Begitu pula dengan Laras , kedua pasutri itu terus berdebat hebat dengan seorang gadis yg sedang mencoba untuk kuat .

Tanpa mereka sadari , perdebatan tersebut membawa mereka dalam suatu petaka yang besar .

Sekitar persimpangan jalan raya yang amat sangat ramai akan lalu lalang kendaraan, mereka justru larut dalam esmosi yg menggebu .

Bhanu yg juga terbawa emosi tak terlalu fokus untuk mengendarai mobil yg mereka tumpangi , hingga mereka.....

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

2. Dua

Hingga mereka....

"Aaaaaaaaa" teriakan ketakutan menggelar keluar dari mulut keluarga kecil tersebut .

Brakk

Kecelakaan pun tak dapat dihindari , mobil yang mereka tumpangi menabrak sebuah truk bermuatan berat .

Orang orang sekitar heboh menyaksikan dan membantu menyelamatkan korban .

Yg kini Aruna rasakan adalah gelap , bumi seakan berputar sangat cepat , suara bising yang memekakkan telinga, sakit... Seluruh tubuhnya teramat sakit hingga bernapas pun seakan ia tak di beri kesempatan menghirup O2 .

Dengan lirih Aruna membuka mata , menatap Laras dan bhanu yg sudah berlumuran darah .

Dalam hati , runa hanya mampu mengucap tuhan. Tolong jangan ambil nyawaku , aku tau aku adalah hamba yg penuh dosa . Tapi tolong berilah hamba satu kesempatan , tanggung jawab ku di dunia ini sungguhlah besar tuhan. Jangan kau ambil sekarang tuhan....

5 menit kemudian , 3 ambulance berdatangan menjemput korban yg terkapar lemah , suara sirine yg menyeramkan saling bersahutan menuju rumah sakit .

Di sebuah rumah sakit ternamaan di Jakarta , dalam ruangan IGD yang terpisah Aruna , Laras dan bhanu berusaha untuk bertahan hidup begitu pula dengan dokter dan para medis lainnya yg berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan hidup mereka lebih lama .

"Hallo benar dengan anak dari bapak bhanu dan ibu Larasati?" Ucap seorang suster dalam percakapan melalui ponsel .

"Iya bener , saya anak dari bapak bhanu dan ibu Larasati . Ada apa ya?ini siapa?"

"Mohon maaf sebelumnya , saya dari pihak rumah sakit Medika ingin memberitahukan bahwa bapak bhanu dan ibu Laras serta anaknya mengalami kecelakaan "

Beberapa detik berselang ,tak ada sahutan dari sambungan telepon .

"Hallo ,mas? " Ucap suster memastikan .

"Baiklah , ibu Laras dan bapak bhanu serta anak perempuannya di rawat di rumah sakit Medika " pungkas suster tersebut.

15 menit kemudian , dua remaja berlarian tergesa-gesa , peluh dan nafas yang menderu , rasa takut , khawatir , dan sedih bercampur menjadi satu .

"Mbak , atas nama bapak bhanu dan ibu Laras di rawat di ruang mana?"tanya seorang remaja cowo , kisaran tinggi sekitar 185± , dengan gingsul manisnya.

Ia Arcell , Arcellio daviandra xaquille A. Anak laki-laki kesayangan bhanu dan Laras , adik laki-laki dari seorang Aruna , dan kembaran dari cellia.

"Sebentar ya mas saya cari dulu " ucap seorang suster sembari memeriksa data.

Arcel yg melihat cellia khawatir pun menggenggam erat tangan mungil kembaran cantiknya , berusaha menenangkan .

"Mba , bisa lebih cepet gak carinya!" Ujar cellia , atau lebih tepatnya Arcellia davina Syaquilla A. Yg merupakan kembaran dari arcell.

"Bapak bhanu dan ibu Laras di rawat di IGD ruang dandelion , sedangkan anaknya yg bernama ar-"ucapan suster tersebut terpotong , karena Cellia dan arcell lebih dulu berlari dengan terburu-buru. Tanpa peduli  Aruna dimana.

Selang beberapa detik setelah arcell dan cellia sampai di ruangan dokter yg menangani kedua orang tuanya itu keluar dengan raut wajah yang...

"Dok gimana keadaan orang tua saya?!?!"tanya arcell tak sabaran .

"Apakah kalian ini anak dari bapak bhanu dan ibu Laras?"tanya dokter yg diketahui bernama Liam , tertulis di nametagnya .

Cellia mengangguk tapi juga gemetar " hiks , gimana keadaan mama sama papa dok?" Tanya cellia terisak , yg kini didekap oleh arcell.

"Kedua orang tua kalian..."

Okeh TBC , sampai disini . Sayonara 🥀

Derita anak sulungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang