Abaru terbebas dari harimau sialan dan dua puluh menit perjalanan tampak putih besar melintang di jalan. Athi yang melihat karena diseru ayah tampak ketakutan tak tertahan. Putih besar melingkar di jalan raya tanpa bergerak.
"Ular putih?" tanya ibu memperhatikan tanpa berkedip.
"Iya, Bu. Ular putih. Kita tunggu dia selesai menyebrang baru lanjutkan perjalanan." jawab ayah dengan menarik tuas remnya perlahan.
Mereka berhenti lagi dan kali ini tampak tenang, sesekali ayah meminta makanan ringan yang belum sempat dimakan selama di puncak. Mereka makan dan minum sesekali bercanda dan tertawa di dalam mobil. Nasib naas tidak ada siapapun di jalanan.
"Ayah, kenapa ular itu tak bergerak?" tanya Aiko dengan tetap mengunyah makanan dari toples yang dipegang Athi. Ayah pun bingung kenapa dia tidak bergerak, ayah mencoba memberi klakson agar ular bergerak namun, usaha ayah sia-sia dia sama sekali tak bergerak.
"Ular itu tampaknya sedang makan, coba perhatikan lilitan badannya yang perlahan membulat ke tengah." jelas ayah diperjelas dengan tunjuk ke arah seekor rusa yang sedang tergulung.
Semua mata tertuju pada ular putih yang melingkar ditengah perjalanan tidak ada keanehan lainnya hanya seekor ular yang melingkar mencoba menghabiskan makanannya.
Ayah yang sudah memiliki keberanian memutuskan untuk melepas rem dan tiba-tiba ular kembali melintang dan rusa lenyap seketika. Ayah melajukan mobil dan dan mereka melewati dengan aman dan nyaman.
Masih ada 15 menit lagi sebelum sampai rumah ibu memutuskan untuk mampir ke salah satu rumah makan Padang langganan untuk membeli beberapa lauk karena dirasa hari cukup malam dan perjalanan sangat melelahkan.
Melewati beberapa hal aneh yang tak bisa ditebak dan tak pernah kepikiran bahwa akan mengalami hal-hal aneh seperti hari ini.
Malam mulai datang, senja telah lama hilang 20.00 wib adalah waktu mereka tiba di rumah makan sungguh perjalanan yang sangat panjang untuk kali pertama. Biasa bisa ditempuh satu jam perjalanan sekarang malah lebih dari dua jam untuk menempuh jalan pulang.
Raut wajah ayah tampak lelah, beberapa kerutan di wajahnya juga tampak bertambah."Ayah ini satu botol teh dingin untuk ayah." ucap Airan yang baru saja berlari menuju ibu kemudian berbalik ke mobil hanya untuk mengambilkan ayah sebotol teh dingin. Ayah yang sangat membutuhkan langsung mengambil dan meminumya tak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada Airan.
Semantara ibu masih d rumah makan, terlihat dari kaca depan. Ayah yang memperhatikan lalu meminta Airn untuk kembali ke tempat ibu dan membeli beberapa potong dendeng untuk ayah. Airan hanya mengangguk dan pergi meninggalkan mobil menuju ibu.
Ibu yang hampir selesai dan telah menuju kasir akhirnya balik kembali memesan empat potong dendeng pesanan ayah . Airan hanya tersenyum dan sekarang ia menunggu ibu dan kembali ke mobil bersama ibu. Tangannya meraih ujung baju ibu dan menarik pelan tanda ada yang ingin disampaikan. Ibu yang belum sadar akan tarikan pelan tersebut lalu menyambut tangan Airan dari ujung bajunya lalu tersenyum.
Airan yang paham ibu tidak ngerti kode langsung bilang, "Bu, Airan mau kerupuk jangek itu dan juga kuah sate." Ibu yang kebingungan karena belum pernah sebelumnya beli kerupuk dan kuah sate saja terdiam sejenak lalu menuju pelayannya dan mencoba memesan apa yang diinginkan Airan.
Pelayan tersenyum seraya mengatakan, "Tunggu sebentar, Ibu akan segera kami siapkan. Bisa kok Bu nanti kuah satenya dipisah untuk ibu. Airan yang mendengar lalu riang dan sedikit meloncat dan berkata, "Hore." Ibu dan pelayan yang melihat hanya tersenyum melihat tingkah Airan yang sangat menggemaskan.
Setelah semua pesanan usai dibayar ibu dan Airan kembali ke mobil dan ayah yang heran melihat kegirangan tampak jelas di wajah Airan lalu bertanya kepada ibu lalu ibu menjelaskan selama perjalan.
Athi yang lelah ketiduran dalam perjalanan tidak ada yang tega membangunkannya. Meskipun adiknya sudah riuh bersorak karena sebungkus kerupuk pun tak membangunkannya. Ibu dan ayah hanya tersenyum bahagia melihat anak-anaknya yang luar biasa kuat menghadapi hari ini dan juga pemberani. Ayah dan ibu sangat salut dengan apa yang dilakukan tiga beradik pada hari ini.
"Kapan-kapan kita ulangi lagi,Bu." ucap ayah. Ibu hanya menggelengkan kepala lalu mengatakan, "Besok-besok jangan gunung, Yah laut aja." Aiko yang menyimak lalu menyambung, Iya, jangan gunung lagi. Laut aja di laut gak bakalan ketemu harimau atau ular aneh itu lagi."
"Siapa bilang?" tanya ayah mulai usil.
"Laut mana ada harimau, Ayah." ucap Airan membantu kakaknya yang tampak kesal dengan jawaban ayah.Akhirnya 20.15 wib mereka tiba di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athi dan Kehilangan
FantasyAthi adalah anak pertama dari tiga bersaudara mengikuti liburan bersama keluarga dan mengikuti permainan mencari harta karun yang sudah direncakan oleh kedua orang tua mereka dan mereka bermain dengan riang dan bahagia. Sampai suatu saat Athi menemu...