Perjalanan Pulang

7 2 0
                                    

Tiba-tiba.. 

"Kakak, apa itu? teriak Aiko. Cantika yang terkejut dan sedikit kesal lalu berkata berkata,  "Apa lagi ini. Apa yang sebenarnya aku temukan?" 

Ayah yang kaget mendengar ucapan cantika lalu berbalik badan melihat apa yang Aiko teriakan. Tak ada apapun yang terlihat oleh ayah, maka ayah bergegas  berlari menuju salah satu pohon yang tampak aneh sebab ada sesuatu yang bergerak disana. mereka yang lainnya hanya diam dan memperhatikan ayah yang berlari. Sementara itu ibu mulai membereskan semua yang berserakan setelah makan siang yang banyak keanehan yang terjadi dibantu oleh Airan. 

Athi dan Aiko menyusul ayah melihat apa yang sebenarnya ada dibalik pohon, baru lima langkah mereka melangkah ayah cepat-cepat berbalik ke arah mereka merangkul keduanya untuk segera kembali ke tempat ibu dan Airan yang masih sibuk terlihat.  Athi dan Aiko yang tidak mengeluarkan satu katapun hanya bergegas mengikuti langkah ayah yang makin cepat.

"Ibu, ayo kita bereskan kita segera pulang?" ucap ayah kepada Ibu.

Ibu yang kelabakan lalu terdiam dan berhenti sejenak dari beres-beres. Airan yang melihat ibu terdiam lalu ikut berhenti. 

"Kenapa? " tanya ibu yang belum siap untuk pulang dan masih ingin menikmati suasana liburan yang nyaman.

"Nanti ayah jelaskan, ayo bereskan dan kita pulang." jelas ayah singkat dan bergegas menyelesaikan beres-beres barang lalu memasukan semua barang ke mobil. Athi yang bingung ikut bergegas membantu ayah karena tidak tahu apa yang ayah sembunyikan setelah dari balik pohon.

Lima belas menit waktu yang cukup lama untuk membereskan semuanya lalu bergegas pulang menuju rumah. Selama sepuluh menit perjalanan tidak ada suara satupun yang terucap. Semua tidak berani berbicara, sampai akhirnya sebatang pohon di bahu jalan tumbang tiba-tiba, ayah mempercepat laju mobil tanpa menghirauka pohon yang tumbang.  Airan yang baru pertama lihat pohon tumbang antusias bertanya. 
"Ayah, apa itu? kenapa pohonnya tumbang?" 

"Oh, itu ada angin tadi kencang diluar." jawab ayah dengan terus menyetir tanpa menoleh sedikitpun.

"Tapi kenapa pohon yang lainnya tidak ada yang tumbang,  Yah?" tanya  Airan lagi.

"Pohon yang lainnya juga tidak bergerak, Yah." sambung Aiko.

Wajah ayah tampak kaku dan serius sekali menatap jalanan yang sepi. Ibu yang mulai paham ada sesuatu yang terjadi pada ayah memilih menjawab satu persatu pertanyaan anak-anaknya. 
"Kita tida merasakan anginnya kita di dalam mobil, pasti bergerak kita aja yang tidak nampak semua bergerak." jawab ibu . Athi yang mulai paham akan ibunya yang mulai berusaha menenangkan adik-adiknya lalu membantu menenangkan juga.

"Sudah-sudah ayo kita lihat hasil foto-foto kita tadi. Siapa yang paling cakep." ucap Athi kepada adik-adikny dengan menujukan foto pertamanya. Semua bersorak dan merapat untuk melihat foto di kamera yang sejak tadi dipegang Athi.

"Inikan, Kak Athi kenapa ada sinar-sinar dibalik punggungnya?" tanya Airan. Athi menepuk kepalanya pelan seraya berkata. "Apa lagi sinar-sinar ini? Kakak tidak mengetahuinya."

"Masa Kakak tidak menyadari sinarnya? itu jelas dibelakang kakak." ucap Aiko tak percaya.

"Persis dengan sinar yang tadi Airan lihat juga seperti itu, Dek." Sambung Airan.

"Sudah-sudah, itu hanya sinar lensa. Mungkin saat mengambil foto ayah tidak sengaja menggunakan efek sinar dari lensa atau bisa jadi sinar matahari yang terpantulkan, begitu." Terang Athi.

"Next, Kak." Pinta Airan  untuk melihat foto berikutnya setelah puas mendengarkan penjelasaan Athi.

"Wah, ini Airan cakep sekali." ucap Athi sambil memegang pipi adiknya yang menggemaskan. Airan yang malu mendadak mukanya memerah dan tak lupa selalu mengucapkan, "Terima kasih, Kakak cantik."

"Mana foto ayah dan ibu ya? tadi Aiko mengambil beberapa foto ayah dan ibu saat makan, coba deh liat lucu tau." Aiko dengan semangat menarik kamera yang dipegang Athi lalu mencari foto yang ia maksud. Athi dan Airan hanya saling pandang melihat kelakuan Aiko.

Ayah dan ibu yang mendengar kerusuhan langsung melihat kebelakang sejenak, lalu tersenyum dan tertawa bersama. 

"Ini, nih lihat. " Airan menunjukan foto ibu dan ayah yang saling suap-suapan makanan di tengah anak-anaknya sibuk makan. 

"Manisnya ibu dan ayah, uwuwuwu." komentar Athi dengan mencolek tangan ayah dan ibu yang sedang fokus memperhatikan jalan lalu tersenyum tipis dan melirik Athi beserta adik-adiknya.

"Ayah lagi kesambet itu makanya manis gitu , suap-suap ibu" ucap ibu sambil memperhatikan ayah yang fokus sekali menyetir. Semua anak bersorak kompak mengatakan "Masa?" 

Tiba-tiba.. 
"ciiiiiiiiiiiiiiit.." Decitan rem mobil seketika mengagetkan dan mengghentikan perjalanan. 

"Ayah?" teriak Athi lalu maju kedepan melihat apa yang membuat ayah mengerem mendadak. Setelah maju kedepan Athi makin terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat secara nyata.

"Iiiitu..." ucap Airan gugup.

Athi dan KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang