Lamaran yang tidak diinginkan

13 1 0
                                    

         Didalam sebuah kamar yang begitu Aesthetic, seorang gadis cantik yang khas dengan iris mata berwarna hazel mewarisi ummi' nya yang memiliki darah timur tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

         Didalam sebuah kamar yang begitu Aesthetic, seorang gadis cantik yang khas dengan iris mata berwarna hazel mewarisi ummi' nya yang memiliki darah timur tengah. Suasana yang indah itu tampak tak selaras dengan hati sang gadis, berulang kali ia membolak balikkan tubuh mencoba mencari sebuah ketenangan dalam dirinya. Alma menatap langit langit kamar nya, hati nya masih saja resah pasalnya Azzam putra dari teman abah nya akan datang melamar minggu depan, tak seperti kedua kakak nya yang setuju saja dengan keputusan abah ketika akan dijodohkan, Alma malah menghindar ketika Abah dan Ummi' nya membahas pelaksanaan lamaran nya dengan Azzam. Diwaktu bersamaan ia juga kesal terhadap sahabat nya yang tak pernah memberi kabar sejak kepindahan nya ke Amman 2 tahun lalau untuk menuntut ilmu disalah satu Universitas disana.

Tok...Tok...Tok

"Siapa?" Tanya Alma "Ini Ummi'"
Alma banglit lalu membukakan pintu untuk Ummi' nya
"Ada apa Ummi'?" Alma mengikuti Ummi' nya yang duduk ditepian ranjang
"Ummi' mau memastikan kesiapan kamu untuk hari H minggu depan" Hati Alma kembali dilanda keresahan mendengar perkataan Ummi' nya
"Umh.... Sebelumnya mohon maaf Ummi' bukan nya Alma gak mau dijodohin sama Gus Azzam tetapi..." Alma menghentikan ucapan nya, Ummi' nya menyeritkan dahi heran
"Kenapa nak?" Alma menghela nafas lalu kembali melanjutkan perkataannya
"Tetapi Alma tidak bersedia menjadi istri Gus Azzam" Ummi' nya seketika kaget mendengar kalimat yang diucapkan oleh Alma.
"Ada apa nak? Apa ada masalah? Coba kamu ceritakan ke Ummi!" Alma menundukkan kepala dalam.
"Maaf Ummi' Alma hanya ingin menjelaskan nya kepada Abah karena ini menyangkut aib gus Azzam juga" Ummi' mengelus punda putri nya pelan
"Nanti akan Ummi' minta Abah untuk berkumpul diruang keluarga, Mbak Aira juga sedang dalam perjalanan kesini" Tutur Ummi' nya
"Tapi Ummi'... Abah mungkin akan tetap melanjutkan lamarannya" Sahut Alma
"Insyaallah Ummi' kalau alesan kamu tidak bersedia menjadi istri Azzam itu adalah alasan yang benar benar menggoyahkan hati kamu untuk menolak lamaran nya"
Alma mengangguk lemah
"Ummi' mau ngaji di mushola putra, Abah juga disana, Kalo bosen dirumah nyusul saja"
"Alma jaga rumah saja Ummi" Ummi' tersenyum lalu berjalan keluar kamar menuju mushola putra yang berada didayap kanan, Alma kembali menutup dan mengunci pintu kamar nya.

Drrrt...Drrrt...Drrrt, Alma segera mengambil smartphone nya yang berada dibawah bantal

"Gus Azzam" Bacanya ketika melihat panggilan masuk dari seseorang yang akan dia tolak lamarannya.

"Assalamualaikum" Salam Alma

"Waalaikumussalam, jadi bagaimana perasaan kamu Alma? Sebenyar lagi aku datatang melamar" Alma Menyeritkan dahi nya

"Maaf gus tapi saya tidak merasakan apa pun" Jawab Alma dengan santai nya

"Yang benar?" goda Azzam

"Hufft...Sudahlah gus, gak perlu gombalin saya, saya gak bakal luluh" Ucap Alma sedikit kesal

"Masa gak luluh sih digombalin calon suami?" Azzam mengenmbangkan senyumnya diseberang telpon

Astagfirullah haladzim, pede nya kebangetan piker Alma

"sudah ya gus saya sedang sibuk" Ucap Alma agar bisa segera menutup telepon dari Azzam "WAssalamualaikum" Alma segera memutus sambungan telepon itu secara sepihak, ia sudah tidak tahan lagi dengan ocehan Azzam. Berhari hari ia memikirkan tentang lamaran ini tapi hasilnya masih saja seperti sebelumnya bahwa ia masih bersikukuh pada pendiriannya untuk menolak lamaran Azzam yang merupakan putra dari teman dekat Abbah nya. Alma menghembuskan nafas berat, kalua ia tahu kejadian nya akan jadi seperti ini mungkin saat itu Alma bisa memilih untuk menolak dengan alas an bahwa dia belum siap. Ia melirik jam dinding kamarnya

15.27

Alma bangun dari ranjang lalu memutuskan untuk segera menunaikan sholat asharnya yang tertinggal akibat macetnya jalan ketika ia pulang dari kampus

"Jadi apa alasan kamu mau membatalkan lamaran Azzam?" Tanya Abah.

Diruang keluarga seluruh anggota keluarga Alma telah berkumpul, ada Aira kakak keduanya beserta suami dan juga Alvin yang hadir jauh jauh dari sarang – jawa tengah, namun sayang Aufal tidak bisa dating karena aturan pesantren yang begitu ketat.

"Alma minta maaf karena memutuskan untuk membatalkan lamaran dari Azzam, Alma juga minta tolong untuk menyampaikan perminta maafan Alma ke keluarga besar pak taufik. Tutur Alma

"Tentu saja abah memaafkan kamu nak, nanti abah sampaikan ke pak taufik, sekarang abah mau dengar apa alasan kamu membatalkan lamaran ini, apa yang mengganggu pikiran kamu?"

Alma menggelengkan kepala "Tidak ada yang mengganggu pikiran Alma bah hanya saja seminggu yang lalu saat kita menghadiri acara dikediaman pak taufik, Alma izin ke ummi' untuk berjalan jalan sebentar ketaman kompleks karena merasa bosan, tapi bukannya bosannya hilang malah Alma mendengar sesuatu yang mungkin saat itu tidak baik untuk Alma dengar" Alma menundukkan kepala nya dalam takut abah nya marah pengakuannya itu

"Apa itu dek?" Tanya Alvin

"Ternyata Azzam sudah menjalin hubungan dengan Salwa kerabat jauhya yang juga teman kampus Alma" lanjutnya

"Apa kamu merasa jadi orang ketiga diantara mereka?" Tanya Ummi'

Alma menggeleng "Bukan itu Ummi', yang menjadi keputusan Alma membatalkan lamarannya itu karena Salwa mengandung anak Azzam"

Seluruh anggota keluarga yang hadir tercengang atas apa yang Alma katakan

"Apa kamu punya bukti kuat nak?" Alma mengangguk seraya mentap abah nya lalu menyerahkan ponsel ny kepada Alvin

"Alma sempat merekamnya karena saat itu Alma juga sedang iseng melakukan pemanasan vocal"

Alvin segera memutar bukti rekaman suara diponsel Alma

Tapi kak Azzam aku sedang mengandung anak kakak, apa kakak mau aku menghilangkan anak ini?

"Apa itu Salwa?" Tanya Aira kepada Alma, Alma Mengangguk

Jangan salwa jangan kamu gugurin anak kita, aku janji setelah aku beberapa bulan menikah dengan Alma aku akan menceraikannya lalu aku akan menikahimu. Bagaimana? Bisakan kamu menunggu kakak?

Alvin mematikannya cepat lalu mentap abah nya "Alvin setuju lamarannya dibatalkan" Ucap Alvin tegas diikuti yang lain, Abah mengangguk lalu menyutujui pembatalan lamaran ini

"Maafkan abah ya nak" Ucap Abah lalu memeluk Alma erat

"Ini bukan salah abah" Alma tersenyum, Alvin mengisaratkan semuanya untuk meninggalkan Alma dan abah diruang keluarga.

"Abah salah memilih calon suami kamu nak, bahkan Abah melepaskan yang pantas dan memilih yang tidak pantas" Abah meneteskan air mata, melihat itu Alma juga ikut meneteskan air mata

"Maafkan Abah nak" Ucap Abah pelan "Iiih Abah udah gak apa apa, seharusnya kita bersyukur Allah udah nunjukin Alma suatu kebenaran kan yang berarti lamaran ini bukan jalan nya" Alma menenangkan Abah nya, Abah menghela nafas sejenak

"Abah tau apa yang kamu mau, tapi sebelumnya mari kita luruskan masalah ini Bersama pak taufik" Alma tersenyum lalu Kembali memluk abah nya "Makasih Bah"

Alma mengembangkan senyumnya , malam ini keputusannya telah disetujui seluruh anggota keluarga, mungkin mulai mala mini Alma bisa bebas dari masalah lamaran yang telah beberapa hari ini memenuhi pikirannya. Hujan yang sedari tadi beraksi akhirnya reda menandakan bulir bulir air juga setuju dengan keputusan yang telah dibuat oleh Abah malam ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Harapan Dan Cinta (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang