Sudah 20 menit berlalu.
Gadis pemilik kelopak mata besar diselingi bulu mata panjang nan indah itu terlihat rapi dengan dasi yang melingkar di leher serta tas ransel di punggung rampingnya, duduk di sudut pojok baca samping kelas.Whats up
Anda
Dimana Lo pada? Gue daritadi udah nyampe
Gio
P ijin gue lagi muntaberMario
Boong Lo tomat! Alpha in aja Ca. Btw gue di kantin bentar gue kesonoSamara
Gak turun gue bunuh Lo Gioasu. Me tho sa!Gio
Masalah nya gue belum fisika bu tompel sat!Samara
Ya turun makannya gue kasih contekan. Gercep keburu berubah pikiran gue.Gio
OTW!Khansa menggelengkan kepala akan hal itu. Punya temen gini amat ya. Melihat temannya yang tak kunjung datang akhirnya Khansa berinisiatif untuk menunggu mereka di dalam kelas saja, baru dua langkah.
"Eh tunggu" seseorang memegang pundak Khansa refleks ia langsung memutar tubuhnya "Lo tau kelas XI MIPA 4 gak?" suara berat agak serak.
Laki-laki berperawakan tinggi, putih serta memiliki alis tebal dengan tas ransel setengah gantung di pundak.
"Siapa Lo?" Khansa mengernyitkan dahi. Asing nih orang.
"Gue Samuel siswa baru di kelas itu" mengulurkan tangan ke Khansa sebagai tanda perkenalan.
"Khansa" mengambil uluran tangan itu. singkat, padat, dan jelas.
"Lo tau gak btw?" belum sempat Khansa menjawab Samara dan Mario datang."Gio belum dateng juga?" Ujar Mario kemudian melihat sosok laki-laki sebayanya di depan Khansa, Samara memutar bola mata dari arah Khansa ke laki-laki tersebut diikuti alisnya naik.
Seolah tahu eh mungkin memang tahu, ia langsung mengulurkan tangan ke Samara dan Mario "Kenalin gue Samuel". Samara dan Mario bergantian berjabat tangan menyebut nama masing-masing.
"Oh iya btw kita sekelas dan nih kelas kita" ucap Khansa menunjuk ruang kelas sebelahnya.
"Hm?" mengangkat sebelah alisnya seakan tak percaya, "Kenapa? Lo gak percaya?"Mengangkat bahu dan alisnya
"That's good" laki-laki bernama Samuel itu pun berlalu pergi meninggalkan ketiganya, arah mata mereka mengikuti Samuel sampai tubuh tinggi itu benar-benar hilang"Dih bocah siapa sih?" Ucap Samara, Khansa menyilang kedua tangannya di dada menjawab dengan malas "Siswa baru. Yaudah kuy masuk" mereka menyusul masuk ke kelas.
"Nih bu tompel gak ada apa gimana sih?" Celetuk Gio buru-buru melihat contekan dari Samara.
"Gak tau" ujar Samara di sebelahnya singkat sembari memainkan ponsel. Iya jelas saja sudah hampir 1 jam mereka di dalam kelas namun tak satupun guru masuk.
Panggilan kepada ketua kelas XI MIPA 4, Silahkan menuju sumber suara sekarang juga.
"Bismillah free class!" teriak para siswa.
Mendengar hal itu Khansa sebagai ketua kelas XI MIPA 4 yang dimaksud langsung turun ke lantai 1 mendatangi sumber suara yang berasal dari ruang piket.
"Permisi bu, saya ketua kelas XI MIPA 4"
"Baik, ibu mau sampaikan bahwa Bu Sukijah beserta guru mapel lain kalian hari ini tidak masuk karena ada rapat jadi tolong kelas kalian kondusif dan belajar sendiri dulu ya"
"Baik Bu makasih informasinya".Khansa melenggang kembali ke kelas untuk mengumumkan hal tersebut. Terlihat suasana kelas yang tak kondusif membuat Khansa sulit untuk membuka pembicaraan, "semuanya!" mengetuk papan tulis dengan peghapus. Suasana kelas akhirnya sedikit hening
"Gue mau bilang kalau hari ini Bu Sukijah dan guru mapel lain gak ada jadi kita free class" seluruh siswa-siswi pun bersorak gembira juga Gio. Ia sampai sujud syukur mendengar kalimat itu seperti yang kalian tahu Bu tompel ialah Bu Sukijah musuh berat Gio.
"Oke gue absen ya" Khansa mencentang satu persatu nama siswa-siswi XI MIPA 4 sampai pada pertengahan absen ekor mata Khansa beralih mendapati laki-laki tubuh tinggi berjalan santai memasuki kelas dengan meneguk minuman di tangannya.
"Dari mana lo?" Tegur Khansa membuat langkah cowok itu terhenti, ia Samuel.
"Gue?" menunjuk dirinya sendiri "Gue dari kantin why?" kalimat tanpa dosa itu mengundang tatapan tajam Khansa, ia mengangkat tubuh berdiri mendekati Samuel "Lo liat sekarang jam berapa?"
melihat arloji di tangan kirinya,
"Jam delapan kurang" ucapan Samuel semakin membuat Khansa menatapnya dingin dan tajam.Ia membuat jarak diantaranya semakin dekat "Gue tau lo anak baru, tapi gak usah seenaknya" berbisik.
"Guys!" Seluruh sorot mata tertuju padanya, tidak ada yang bisa menentang jika Khansa sudah bertindak.
"Kenalin nih siswa baru di kelas kita" melirik datar ke Samuel "kenalin diri lo"
"It's okay dude, calm" ucapnya tersenyum miring memasukkan tangannya ke saku celana abu-abu itu. "Oke guys kenalin gue Samuel Haydar biasa dipanggil Samuel gue siswa pindahan dari LA" sontak para siswa-siswi berbisik kagum
"Wah gila pasti orang kaya"
"Ganteng bat asli"
"Anak-anak pejabat nih", kenapa pada alay sih?.
Seusai itu khansa menyerahkan pulpen dan buku absen ke Samuel "list nama lo di absen paling bawah kalau lo gak mau alpha, dan satu lagi jam istirahat sepuluh kurang bukan delapan kurang" sambungnya sebelum melangkahkan kaki menuju tempat duduknya di sebelah Mario.
Sementara siswa-siswi yang tadinya ricuh dengan obrolan mereka kini terdiam kaku melihat aksi Khansa.
Samuel melirik gadis itu singkat kemudian mengikuti instruksi Khansa.
"Sa, dia orang yang semalam gue omongin"
Gio melirik Samuel di sebelah sana kemudian menatap Khansa empat mata membuat gadis itu menaikkan sebelah alisnya "terus?""Anak baru udah lo gituin, tamu adalah raja sa" kata-kata Gio membuat risih telinga Khansa
"Terus menurut lo mentang-mentang dia anak baru dia bisa seenaknya gitu, gue harus berlutut gitu?. Lagian peraturan yah tetap peraturan" Khansa mendengus kesal."Tuh bibir kalau gue tonjok biru gak ya?" Ujar Mario kesal menunjuk bibir Gio
"Apasih om nyambung aja"
Pletak! Jari lentik Samara berhasil menyentil bibir Gio "Lo kalau ngomong kek kentut bego, tuh bocah emang dari awal datang udah songong lo aja yang gak ada tadi"
"Mampus!" Cetus Mario, sementara Gio meringis kesakitan, sebuah sentilan kecil namun perih.
Khansa hanya bisa menggeleng kepala melihat ketiganya terus adu cekcok sementara gadis itu memilih diam mendengarkan musik favorit lewat earphone daripada harus mendengar suara berisik makhluk-makhluk itu.
Sorot mata Khansa memburu seluruh ruangan kelas.
Tentram, waktunya tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KhanSamuel
Teen Fiction"lepasin tangan gue" matanya begitu merah. Derai air mata terus mengalir deras, melepaskan cekalan tangan dari laki-laki itu "Sa!" Ia terus mengejar Khansa yang memburu pergi "Udah! Cukup, cukup sampai disini El" "Asingkan aku El, anggap semuanya ga...