Mentari sedang berada di puncak titik bertenggernya. Tetapi, sepasang netra [eyecolor] itu masihlah membuka penuh, tidak setengah 'pun dari kelopak pucatnya mulai menutup tanda akan kantuk yang bertengger. Walau, pada hari yang biasanya dia akan lelap dalam tidur selama beberapa jam sebab malam nanti [name] akan kembali pada misi lainnya dalam memburu iblis.
Lagipula ini adalah hari yang biasa dianggap sebagai hari besar bagi beberapa manusia-hari jadi seseorang. Hari di mana seorang manusia dibawa ke dalam sebuah eksistensi setelah entah berapa lama dibalut ketiadaan hampa yang nyaman dalam rahim ibu. Sebelum akhirnya dilahirkan, lalu dibentuk dalam tahapan-tahapan tertentu yang mestilah tiap-tiap individu ini lewati agar bisa menjadi seseorang atau sesuatu yang benar-benar "manusia" atau setidaknya dapat disebut sebagai "manusia".
Itu sebabnya kini [Name] berada di sini, di Rumah Kupu-kupu. Sebab anggota termuda dari keluarga Kocho yaitu Kanao sedang merayakan hari jadi-nya walau sebatas perayaan kecil-kecilan.
Sekedar makan beberapa macam makanan enak, tidak lupa minuman yang sekiranya cukup istimewa untuk disajikan dalam perjamuan, dan tentu, tentu saja tidak lupa mereka berdoa bersama di awal perayaan. Walau doa yang dipanjatkan hanyalah doa biasa-hal-hal yang umum tercantum dalam permohonan hari jadi, seperti kesehatan, keberuntungan, maupun kebahagiaan- tetap saja untuk sesaat, sedikit saja, suasana sempat diliputi hangat dengan kilau-kilauan memercik di hati tanpa membuat silau hingga harus menutup mata seolah permohonan yang diucap-ucapkan nurani itu semata harapan kosong berlebihan.
Kanao tampaknya lebih menyukai hal yang sederhana seperti itu. Terlihat dari air mukanya yang walau berekspresi selalu datar seperti biasanya tetapi pipinya memerah dan mata ungu kosongnya merefleksikan kilauan yang memercik.
Sebagaimana hal-hal baik pada umumnya yang mestinya diperhatikan agar senantiasa bisa menjaga segalanya sesuai pada jalur semestinya-[name] tahu akan hal itu dan itu sebabnya ia berusaha berfokus akan kejadian baik yang sedang terjadi di hadapannya saat ini.
Sambil sesekali, mungkin-mungkin saja kalau .. setidaknya hari ini, cukup satu kali pada moment saat ini, izinkan [name] kehilangan diri sendiri. Biarlah ia menjadi manusia dalam cara yang lain. Api kehidupan yang ironisnya menyakiti dan mencambuk dalam wujud dendam baru itu setidaknya ingin ia redam sesaat. Untuk kali ini saja, ia ingin mencinta, serta membaur dengan keadaan, membiarkan kehangatan di luar menyelinap masuk dan melebur ketika menyentuh hatinya setelah dingin menyebar sebab api dendam itu padam dan menyisa hampa belaka.
Gadis itu ingin untuk bisa tidak memikirkan apapun, lalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang baik, hal-hal yang sesuai dengan apa yang seharusnya. Ia ingin bisa menikmati makanan-makanan yang tersedia tanpa terhambat rasa mual dan jijik-berasal dari asam lambung yang menahan sebab tekanan pada psikis.
Pada kali ini, [name] agak ingin membiarkan dirinya ditelan oleh lautan hangat yang setara dengan mentari pagi di luaran sana yang sedang dengan anggun sesuai kodratnya menyinari dengan takaran kalor yang cukup. Sangat cukup hingga begitu gadis berhelai [hair colour] itu melihat kilaunya yang keemasan, benaknya seakan mengajaknya kembali menjadi anak-anak. Bermain dan berlari, begitu bebas dan bodoh-tapi biarlah. Sebab terkadang kebodohan bisa dianggap sebagai berkah manusia. Ya, aneh memang kedengarannya. Tapi, bukankah asik tidak perlu memikirkan apa-apa dan fokus saja pada apa yang menjadi kesenangan lalu menumpuk hal-hal baik dan mendirikan istana kristal darinya?
-ah, jika saja .. rasa pahit di hatinya benar-benar bisa dihilangkan-atau sekedar di redam sesaat saja .. mungkin apa-apa yang terbayangkan itu sudah benar-benar terjadi saat ini. [Name] akan main permainan sederhana dengan Kanao, lalu berbincang dengan yang lainnya, mungkin sedikit bercanda. Lalu-lalu gadis itu akan makan-makan hingga mungkin berat badannya sedikit naik-tapi itu bisa diatasi dengan olahraga dan mengolahnya jadi otot yang mana akan menguntungkan dalam karirnya sebagai pemburu iblis. Sungguh fantasi eskapisme indah mengundang candu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nostalgia (Sanemi x Reader)
FanficNostalgia. Perasaan hangat saat mengingat atau mengenang kembali masalalu. Terasa indah namun menyakitkan. Bagai belenggu yang mencegah seseorang untuk maju menghadapi takdir yang membentang. Bagi Sanemi, perasaan itu terlampau indah nan berharga. J...