Chapter 13

215 26 4
                                    

Hari ini adalah hari minggu. Cuaca hari ini begitu cerah. Langit begitu indah dengan warna birunya. Matahari bersinar dengan terangnya. Burung-burung bernyanyi seperti paduan suara yang indah. Bunga-bunga mulai bermekaran. Udara begitu segar di rasa. Angin mulai berhembus. Menggoyang-goyangkan rambut seorang gadis yang tengah menghabiskan waktunya. Gadis itu tengah duduk di sebuah bangku taman. Sembari mendengarkan musik dari headsetnya. Sesekali tangannya bergerak mengikuti alunan musik. Bibirnya juga berucap mengikuti lirik lagu tersebut.

"Yeah, you got that yummy-yum
That yummy-yum, that yummy-yummy
Yeah, you got that yummy-yum
That yummy-yum, that yummy-yummy
Say the word, on my way"

Gadis itu memutar lagu dari penyanyi favoritnya, Justin Bieber. Yuki sangat menyukai Justin Bieber, dan jika di lihat sekilas, Stefan begitu mirip dengan Justin. Dan gadis itu begitu bersyukur menjadi kekasih Stefan. Yuki merasa seperti berkencan dengan seorang Justin Bieber.

"Ekhm"

Deheman dari seorang laki-laki tak membuat Yuki bergeming. Padahal, laki-laki tersebut sudah duduk di sampingnya, tapi gadis itu masih fokus dengan musik yang dia dengarkan. Laki-laki tersebut menatap kesal kepada Yuki.

CUP!

Tiba-tiba wajah Yuki berubah menjadi merah. Gadis itu membuka hedsetnya. Dengan wajah kesal dan malunya, dia menatap laki-laki di sampingnya. Yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya, Stefan.

"Ish.. loe ngapain nyium gue?!" Teriak Yuki kesal. Berbeda dengan Stefan, laki-laki itu tampak santai. Tidak terganggu dengan suara cempreng Yuki.

"Terserah gue dong, bibir juga bibir gue. Mau nyium loe kek, loe kan cewek gue" ucap Stefan santai

"Woy.. ini tuh negara Indonesia, bukan budaya kita bermesraan di depan umum. Apalagi ciuman" ucap Yuki dengan galaknya

"Tapi bermesraan di tempat sepi kan?Mau kita coba?" Tanya Stefan menggoda Yuki, membuat gadis itu semakin di buat kesal olehnya

"Susah si ngomong sama cowok mesum" ucap Yuki dengan wajah judesnya

"Jadi gemes deh" ucap Stefan sembari mencubit kedua pipi Yuki, gadis itu semakin berteriak karena kesakitan

"Stefan, lepasin!" Teriak Yuki meringis

Stefan melepaskan cubitanya, lalu memeluk gadis itu dengan lembut. Membuat Yuki menjadi tenang. Berbeda dengan jantung mereka yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Malu Stef, semua orang liatin kita" ucap Yuki berbisik

"Gue nggak perduli apa kata orang, yang gue perduli cuma loe. Gue nggak tau apa jadinya gue tanpa loe, mungkin gue bisa mati" ucap Stefan sendu

"Loe tenang aja, gue nggak bakal ninggalin loe, gue janji" ucap Yuki semakin mempererat pelukannya. Mereka berdua tersenyum senang. Kecuali seorang laki-laki yang tengah mengawasi mereka. Verrel. Laki-laki itu menatap Yuki dan Stefan dengan tatapan yang sulit di artikan. Entah kenekatan apa yang akan Verrel lakukan. Tidak ada yang tau seperti apa Verrel yang sebenarnya. Laki-laki itu menggepal tangannya dengan kesal.

"Sial!"

***

Hari ini cukup panas, padahal hari ini hari senin. Semua siswa siswi melakukan Upacara pengibaran bendera sang merah putih. Yuki mengelap keringat yang terus menetes.

"Panas banget sih" ucap Yuki kemudian, lalu gadis itu mengibaskan tangannya. Tak lama kemudian, seseorang menyodorkan sebuah kipas, tanpa menoleh Yuki pun menerimanya. Karena sudah tidak tahan dengan panas hari ini.

"Thanks" ucap Yuki kemudian

"Loe keliatan cantik kalau lagi berkeringat, jadi makin cinta deh gue" bisikan laki-laki itu membuat gadis itu merinding, meski tidak menatap wajahnya. Yuki sudah tau siapa pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan Stefan, pacar kesayangannya.

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang