"Jadi ceritanya Ayah bisa tau kalo itu Alana bukan Ilona gimana?" tanya Ilona penasaran.
"Banyak yang aneh deh. Kalian tuh beda banget" jelas Dega. Pria itu menegakkan tubuhnya, "Nih ya, Ilona itu barbar, sedangkan Alana kalem. Lona juga gak bakal nurut kalo mau disuruh apa - apa sama Bundanya, tapi Alana beda. Terus pas Alana diajakin tanding balap sama Saturnus, dianya nolak" Dega menggantung kalimatnya sebentar, "Kalo itu Lona, Ayah tau dia gak bakal nolak"
"Satur ngajak tanding? Yang bener? Terus gimana?" tanya Ilona penasaran.
"Cuma mau buktiin aja" celetuk Saturnus.
Pemuda itu setia menemani sang kekasih di RS. Sedangkan inti Vandalas yang lain beserta Devan sudah pulang atas perintah Saturnus dan Dega.
Alana juga sudah pulang dengan Tiara. Tadinya mereka ingin ikut menunggu Ilona di RS, namun Dega menolak mengharuskan mereka berdua untuk menunggu dirumah saja.
"Saya akui, strategi kamu bagus. Kamu bisa selamatin putri saya tanpa melukai putri saya yang lain" Dega menepuk bahu Saturnus.
Yang dimaksud hanya memasang senyum kecil sembari melirik kearah Ilona, "Makasih om"
Dega bangkit dari posisinya yang tadinya duduk disebelah Saturnus menjadi berdiri mendekati ranjang putrinya,
"Bara gimana?" tanya pria itu pada Saturnus.
"Sudah ditangani polisi" jawab Saturnus.
Dega mengangguk, "Saya mau jenguk dia. Kamu jaga Lona disini, jangan apa - apakan putri saya"
Saturnus mengangguk kemudian bangkit untuk menyalami ayah dari kekasihnya itu.
Dega menepuk kepala putrinya pelan, "Kamu sama Satur dulu ya. Nanti Ayah datang lagi"
"Iya Ayah"
🌠🌠🌠
Xavier berdiri dipinggir jalan diatas trotoar sembari memperhatikan kendaraan yang berlalu - lalang. Pemuda itu merasa sedikit bosan diruangan adiknya tadi, jadi ia memilih untuk jalan - jalan keliling RS.
Memang Ilona satu RS dengan Xeira, namun berbeda lantai. Juga tempatnya lumayan jauh.
Pemuda itu mengeluarkan sebatang rokok dari bungkus yg ia ambil dari sakunya, mengarahkan pematik api pada ujung benda bernikotin itu. Menyesap asapnya dalam - dalam, menikmati di setiap hirupan nafas. Kemudian dengan perlahan dihembuskannya. Sungguh tenang.
Mata tajam pemuda itu seketika fokus pada gadis yang sedang berjalan sendirian disebrang. Gadis pendek dengan rambut coklat sebahu yang sangat familiar dipikirannya.
Xavier terus mengamati tubuh itu hingga menghilang dibalik pintu minimarket yang tak jauh dari sana. Ntah kenapa pemuda itu seakan terhipnotis lalu melangkah menyebrang jalan menyusul si gadis.
Tiba di minimarket, pemuda itu mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan,
"Kok gue disini?" gumamnya. Xavier menoleh kearah pintu masuk minimarket kemudian menggeleng pelan.
Sudah terlanjur masuk juga, lebih baik ia membeli minuman dan beberapa makanan ringan untuk adiknya.
Tepat saat Xavier membuka lemari pendingin, terdengar suara yang memanggil namanya dari sebelah kiri.
"Kak Xavier?"
Tubuh pemuda yang dipanggil menegak setelah berhasil mengambil kaleng soda, ia menoleh kearah si pemanggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATURNUS [COMPLETED]
Teen Fiction"Gue muak sama lo! Gue udah capek! Gue bahkan pernah mimpi lo hilang dari bumi, dan itu mimpi paling indah di hidup gue!" "Ah masa? Kalo gue pergi beneran nanti lo nangis gimana?" "Gak akan!" ---- Saturnus Virzea Araja, pemuda cuek namun galak yan...