Delapan

2.4K 153 1
                                    

Delapan

Oke. Dipart ini gue mau kasih sesuatu yang mengejutkan kepada kalian. Hehe karena part ini ada di angka fav gue wkwk. Siapa yang suka angka delapan? *oke abaikan saja*

Icha mengikuti langkah kaki gilang yang sedari tadi berjalan tanpa berhenti. Selama ia mengikuti gilang, semua murid pun diam ketika gilang melaju di hadapan mereka. Icha mengkerutkan dahinya. Ia sempat berpikir mengapa semua orang takut kepada gilang.

Gilang hanya bersikap seperti biasanya, sudah setiap hari ia selalu saja disegani oleh seluruh murid. Ia adalah anak pemilik sekolah ini, pantas saja jika ia sangat ditakuti oleh murid karena jabatan orang tuanya.

Gilang memberhentikan langkahnya didepan pintu kelasnya. Ia menoleh ke arah icha dengan menaikkan alisnya sebagai tanda kalau icha harus mengikutinya masuk hingga kedalam kelas. Gilang juga tau kalau hanya dirinya yang bisa melihat icha. Tidak ada orang lain.

"Gue minta lo baca buku ini. Gue akan bantu lo untuk membuka lembaran selanjutnya. Tapi lo harus baca dan jangan lupa nanti gue ulangan. Gue gamau tau nilai gue harus dapat seratus! Ngerti?"bisik gilang kepada icha yang sedari tadi diam saja.

"Iya gue tau. Mana gue baca dulu"

"Anak pinter. Lo tenang aja. Gue akan bantuin lo kok. Jangan takut dan jangan raguin gue"

"Iya bawel"

Icha membaca dengan teliti lembar demi lembar buku sejarah milik gilang itu. Ia sudah mulai mengerti dengan pelajaran sejarah milik gilang. Gilang hanya tertidur dan tidak memperdulikan icha yang sedari tadi berada disampingnya dengan sibuk membaca bukunya itu.

Icha masih saja membaca buku itu, sesekali gilang menanyakan kepada icha untuk melanjutkan kehalaman yang lainnya. Icha menghafal kalimat demi kalimat untuk membantu gilang dalam menyelesaikan ulangan sejarah.

"Apa dengan menyuruh gue kayak gini lo bisa pinter?"tanya Icha

"Gue nyuruh lo buat baca bukan untuk kepo-in gue. Paham?"singkat Gilang

"Apa ini akan berhasil?"

"Ya akan. Secara gak ada yang bisa untuk melihat lo selain gue"

"Tapi ini kan gak bisa membuat lo untuk menjadi paham dengan pelajaran ini"

"Bawel banget lo. Oke kalo gitu gue gak akan mau bantuin lo. APAPUN ALASANNYA"

"Iya gue minta maaf-- gue akan bantu lo. Tapi please lo juga akan membantu gue"

*****

Bel masuk pun berbunyi. Guru yang mengajar sudah memasuki kelas dan siap untuk mengadakan ulangan harian. Gilang nampak sudah siap, jelas saja ia sudah menyuruh icha untuk belajar agar nilai ulangannya bagus.

"Baik anak-anak. Sekarang masukkan semua buku yang berhubungan dengan sejarah. Jangan ada yang menconteknlagi. Terutama kamu GILANG.jangan sampai ibu menangkap basah kamu disaat kamu menyontek. Mengerti?"

"Iyabu, saya mengerti"jawab gilang ddngan singkat.

"Dan tingkatkan lagi nilai kamu gilang jika kamu ingin lulus darinsekolah ini"

"Baik bu"

Icha yang mendengarnya hanya tertawa saja. Ia tidak menyangka kalau orang seperti gilang yang sangat ditakuti oleh seluruh siswa kalah dalam hal pelajaran. Gilang yang melihatnya hanya menatap tajam wajah icha. Ia meminta icha untuk memberikannya jawaban dengan benar.

"Icha, siapakah raden patah itu?"tnya gilang yang berbisik kepada icha yang berada disampingnya.

"Raden patah merupakan salah satu raja dari kerajaan demak yang memerintah selama delapan belas tahun. Dari 1500-1518. Pada masa pemerintahannya---"

"Pelan-pelan dong, cepet banget sabar"sahut Gilang

"Oke. Pada masa pemerintahannya, kerjaaanndemak menjadi besar dan menjadi pusat penyebaran agama islam yang penting"katq Icha

"Udah?"

"Iya udah seinget gue sih gitu. Makanya belajar."

"Jangan nyindir juga sih"teriak Gilang yang membuat guru nya melihat kearahnya dengan tatapan menyeramkan.

'Mampus gue'batin gilang yang menunduk ketika guru itu menghampirinya.

Can You See Me ?    [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang