Sembilan belas
Gilang mengajak icha ketempat yang biasa ia datangi. Yaitu tempat dimana anak-anak sukai dan kagumi. Tempat dimana didalamnya terdapat keceriaan dan kebahagiaan. Dan trmpat dimana gilang melarikan diri dari segala permasalahannya terutama dengan papa nya sendiri. Tempat yang mereka datangi adalah pasar malam.
Icha sedari tadi hanya menutup matanya saja karena ia disuruh oleh gilang. Gilang bermaksud ingin memberikan kejutan kepada icha. Gilang tertawa melihat icha yang sebegitu nyamannya ketika icha berada didekatnya. Sudah selama ini ia merasakan hal yang aneh, bisa dikatakan gilang mencintai icha.
Satu
Dua
Tiga
Sekarang lo bisa buka mata lo yang indah itu..
Suasana yang ramai lengkap dengan arena permainan yang sangat menarik perhatian icha kini ada dihadapannya. Sudah sepuluh tqhun yang lalu terakhir kali ia diajak oleh ayahnya ke pasar malam. Ia sangat merindukan suasana yang membawakan keceriaan untuk siapapun. Gilang yang melihatnya pun tertawa.
"Gilanggg!! Ini indah banget deh. Makasih ya"kata icha yang berniat untuk memeluk gilang namun sama sekali tidak bisa.
"Gue seneng lihat lo bahagia deh. Lo mau peluk gue nih ceritanya? Tapi gak bisa ya? Kasian deh lo"ledek gilang dengan tertawa
"Gilang!!! Gue serius kali"kata icha dengan kesal
"Iya maaf deh. Jadi lo seneng terus mau meluk gue ya?"tanya gilang kembali yang kini hanya dianggukan oleh icha.
"Eh bentar deh- waktu itu gue gak sengaja cium pipi lo kan? Kok kenapa lo gak bisa nyentuh gue lagi ya? Aneh emang,"
"Iya juga ya?. Gue juga bingung kenapa."
"Mendingan kita main wahana disini aja. Kan seru tuh"ajak gilang
"Tapi--gue takut lang"lirih icha.
"Takut kenapa? Ada yang aneh lagi?"
"Lo sama aja naik wahana ini sendiri dong? Emhh--anu--soalnya kan gue gak terlihat oleh siapapun
"Kan gue bisa lihat lo. Kenapa lo jadi takut. Santai aja kali."
"Lang.. Makasih lo udah nolongin gue selama ini. Gue berutang budi sama lo. Terutama soal raka"
"Cha, lo juga udah banyak bantu gue kan? Soal raka, kenapa lo gak jauhin dia aja? Hehe gue kayaknya suka sama lo deh--"singkat gilang
"Lo barusan bilang apa?"
"Lupain aja yang tadi"jawab gilang mengalihkan pembicaraan.
****
Sementara di tempat lain, raka sedang bingung memikirkan bagaimana nasibnya jika banyak orang yang tahu kalau dia lah yang menyebabkan seseorang tergolek lemah dirumah sakit. Selama dua tahun pula raka menjadi takut untuk menaiki mobil dan sudah selama dua tahun pula ia selalu saja berusaha untuk menebus kesalahan dengan mengunjungi icha dirumah sakit.
"Icha, gimana kalau lo tau kalo gue lah yang membuat lo koma selama ini. Apakah lo masih ingin bertahan demi gue? Apakah jika nantinya lo sadar gue akan mendapatkan balasannya? Gue masih terlalu takut untuk menyadari kebenaran itu. Gue minta maaf ya cha . gue gak bermaksud untuk membuat luka . lo pasti akan membenci gue"gumam raka yang sedang berbicara dengan raga icha di rumah sakit.
"Gue berharap lo cepat sadar, tetapi disisi lain gue mengharapkan lo pergi, cha. Karena gue gamau dimasukkan kedalam penjara. Gue takut mengecewakan orang yang gue sayangi. Gue sayang lo tapi gue ini pengecut"
"Gue pulang dulu, cha. Gue harap yang terbaik untuk lo aja"
***
"GIlanggg!!! Ini hari paling bahagia sumpahhhh"kata icha dengan senang.
"Hehe iya .tapi segitu bahagianya lo ya, cha?"tanya gilang
"Makasih lo udah baik banget sama gue. Andai aja lo selamanya kayak gini. Kurangi sikap kasar sama dingin lo itu. Tapi lo baik banget deh sama gue. Gue seneng banget"
'Hehe jadi gue kasar ya? Gue bakalan berubah deh demi lo"kata gilang
"Lo udah punya seseorang yang spesial ya? Siapa ?"
"Ada, tapi kayaknya dia udah melupakan gue deh. Tapi ada penggantinya kok. Dia lebih camtik dan baik"
"Siapa"
"Kalo lo gimana cha? Mau jadi orang spesial dihidup gue?"
"Apaan sih jangan ngaco deh"
'Gue serius. Lo mau?"
"Gue gak bisa jawab apa-apa. Yang jelas gue nyaman sama lo."
"Makasih lo udah nyaman sama gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You See Me ? [selesai]
Teen FictionKOMA. Bagi gadis itu adalah perjuangan untuk mempertahankan segala nya. Dirinya tidak ingin melihat keluarga nya menjadi berduka. Amanda larissa, gadis itu masih terlelap dengan santai memandangi dirinya sendiri. Berharap takdir tidak akan membawa...