Pagiku, Cerahku

24 3 4
                                    

Chapter 3 - Pagiku, Cerahku

Pagi menyapa dan sinar matahari menerpa jendela apartemen Baekho.

Setelah merasakan sengatan nyeri di dadanya semalam, Baekho hanya langsung istirahat ke kamarnya dan tidak mengejar anak itu.

Jam menunjukkan pukul 6:30 pagi yang artinya sudah waktunya bagi Baekho untuk bangun dan mulai bersih-bersih diri.

Baekho adalah seseorang yang rajin dan disiplin. Dia akan bangun pagi dan mulai beres-beres kemudian mandi dan sarapan lalu pergi ke kantornya.

Tapi hari ini, hal pertama yang Baekho lakukan ketika dia membuka mata dan sadar adalah melompat dan lari ke kamar tamu.

Benar, Baekho menghampiri Minhyun yang masih terlelap dalam tidurnya.

Awalnya Baekho hanya ingin memastikan kalau-kalau dia pergi, tapi karena melihat Minhyun dari sedikit celah pintu yang masih berada di kamar nyaman itu,  dia lega dan ingin menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.



















Rumah sudah bersih dan sarapan sederhana telah dibuat. Itu hanya toast yang belum diberi mayonaise ataupun saus, karena menurut Baekho akan lebih baik jika Minhyun yang menaruhnya sesuai seleranya sendiri nanti. Tidak lupa 2 gelas susu yang sudah berada di sebelah piring.

Baekho pikir, alangkah baiknya membangunkan Minhyun sekarang karena mereka berdua harus mandi. Waktunya akan pas jika mereka berdua mandi sekarang dan kemudian bisa menyantap sarapan ini bersama.

Sejujurnya, Baekho sedikit gugup memikirkan bagaimana caranya dia membangunkan Minhyun.

"Haruskah aku hanya memanggilnya?"

"Apa tidak apa-apa jika aku menepuknya sedikit?"

"Atau aku hanya duduk dan menunggu sampai dia bangun dengan sendirinya?"

Tangan Baekho sedikit bergetar dan berkeringat saat sudah berdiri di depan pintu kamar tamu.

"Sial, kenapa aku takut dengan rumahku sendiri"

"Kamu pasti bisa Baekho. Tarik napas, buang"

"Satu.. Dua.. Tiga.."

Pintu sedikit berderit dan Baekho sepelan mungkin mengatur napasnya, tapi Minhyun terlihat aneh. Dia seperti tidak tidur dan tubuh Minhyun basah penuh keringat.

Baekho langsung mempercepat langkahnya untuk memeriksa dan benar saja, saat Baekho menempelkan tangannya ke dahi Minhyun, tangan Baekho menjerit kepanasan.

Kepala Minhyun yang tiba-tiba menggeleng ke kanan dan ke kiri serta napasnya yang tidak teratur membuat Baekho berpikir bahwa dia harus membangunkan paksa anak ini.

"Minhyun.."

Baekho sedikit menepuk pelan dadanya.

"Minhyun.. Bangun.."

'Tidak!! Baekho.. Jangan, jangan pergi!!!"

"Minhyun.. Aku disini, bangun.."

"Tolong jangan membuatku takut.. Bangun.. Aku disini"

'Aku mohon jangan pergi!!'

Teriakan Minhyun yang tiba-tiba membuat Baekho tersentak dan menangis khawatir lalu memegang erat tangan Minhyun.

"Minhyun, aku mohon. Tolong bangun"

"Minhyun!!! "

Baekho berteriak, tidak bisa lagi menahan Minhyun yang terus menyuruhnya untuk tidak pergi sedangkan dia sedang berada tepat di sebelahnya. Teriakan Baekho membawa Minhyun kembali ke alam sadarnya dengan sedikit terkejut dan terengah-engah.

Back To Me ; BaekMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang