Selamat... Pagi...

51 4 7
                                    

'Baekho.. Tidak..'




'Baekho tolong jangan pergi..'




'BAEKHO!'


Minhyun bangun dan sedikit berteriak. Nafasnya keluar masuk dengan cepat dan tidak beraturan. Tanpa sadar, dia mulai menangis lagi, menangisi mimpi yang sama. Mimpi buruk yang sama yang selalu muncul setiap malam sejak dua tahun yang lalu.

Minhyun kemudian duduk, menekuk lututnya kedepan dan menutupi wajahnya. Menangis tersedu-sedu sendirian karena mimpinya.

Sampai kapan aku harus menderita seperti ini? Sampai kapan aku harus terus-terusan mengalami mimpi buruk seperti ini setiap malam?!

Suara isakan Minhyun membuat kelopak mata Baekho berkedut, dan akhirnya tersadar.

"Oh.. Sudah bangun?"

"Selamat pagi?.. "

Minhyun tidak merespon? Apa dia masih mengantuk?

Baekho mendekat dan duduk. Perlahan terdengar suara isakan tangis yang berat.

"Minhyun.. Kamu.. Menangis?"

"Minhyun.. Aku disini.."

"Haruskah aku langsung memeluknya?
Ah tidak-tidak, dia akan semakin terkejut jika aku menyerangnya tiba-tiba!"

Baekho ragu lagi, tangannya mengepal lagi. Dia benar-benar tidak bisa memutuskan apakah sentuhan diperlukan di keadaan seperti ini.

Pada akhirnya, tangannya bergerak pelan menepuk bahu Minhyun.

"Minhyun.. Aku ada disini..."

Dengan masih terisak dan menangis ditambah suaranya yang terpenggal-penggal. Minhyun memperlihatkan wajahnya, wajahnya yang sangat merah dan matanya yang membesar karena bengkak.

'Baek.. Ho.. Aku.. Lelah..'

'Sampai.. Kapan.. Aku.. Harus.. Mengalami.. Ini?'

'Kenapa.. Kamu.. Masih.. Belum.. Mengingatku..'

Baekho linglung. Tidak peduli seberapa keras dia mencoba, dia tetap tidak bisa menemukan Minhyun di memori masa lalunya. Dia tidak mengenal Minhyun, dan dia meyakini itu. Bahwa mereka belum pernah bertemu sebelum ini.

Di tambah posisinya yang belum seratus persen bangun dari tidurnya, membuat otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Buat aku mengingatmu kalau begitu..."

Baekho sedikit lantang saat mengatakannya dan dia tidak menyangka akan mengatakannya selantang itu. Dia dengan cepat menyesali apa yang baru saja dia katakan.

Tangisan Minhyun terhenti seketika dan mata Minhyun menatap lurus ke Baekho.

'Menurutmu aku tidak? Aku mengikutimu selama dua tahun penuh dan tidak ada sedikitpun ingatanmu tentangku yang muncul'

'AKU BAHKAN HANYA MEMAKAI SERAGAM SEKOLAHKU BAEKHO! AKU MENGECAT DAN MENATA RAMBUTKU SAMA PERSIS SEPERTI DULU!'

Minhyun mengatakan semuanya dalam sekali tarikan nafas dan lehernya seolah tercekik pada kalimat akhirnya.

"Minh--"

'Aku akan pergi mandi' ucap Minhyun yang buru-buru langsung berdiri tetap dengan wajah bengkak tangisannya.











--------------------










Minhyun sudah siap dengan menggunakan pakaian Baekho yang sudah dia ambil kemarin, berjalan sedikit pelan dan tidak yakin karena dia membentak Baekho tadi.

"Oh? Sudah siap? Ayo sarapan bersama"

Baekho menepuk kursi di sebelahnya, memberi tanda kepada Minhyun untuk duduk.

'Um.. Maaf karena tadi--'

"Tidak apa-apa, kamu pasti sangat terkejut kan?"

"Hanya sereal dan susu tidak apa-apa kan? Aku tidak terbiasa memakan sesuatu yang berat untuk sarapan"

Minhyun mengangguk dan mendekat, rasa takut dan bersalah menyelimuti dirinya karena telah mengatakan hal yang menyakitkan kepada Baekho saat dia bangun tadi.

"Tidak apa-apa, makan sarapanmu"

'B-b-baik'

"Oh iyah, apa kamu akan ikut ke kantorku hari ini?"

'Aku ingin pulang...'

Baekho mengangkat alisnya, dia ingin pulang? Bukankah dia akan mengikuti Baekho pergi kemanapun?

"Ingin aku mengantarmu pulang?"

Minhyun menggelengkan kepalanya dan sedikit tersenyum menghadap Baekho.

Baekho merasakannya, dia merasakan senyuman yang sangat menyakitkan di wajah Minhyun. Tapi.. Entahlah dia tidak memiliki keberanian apapun untuk langsung mendominasi Minhyun, ditambah status hubungan mereka yang belum jelas. Jadi untuk kali ini, Baekho akan membiarkannya.





--------------------





Sarapan telah selesai dan Minhyun pulang menaiki taksi yang supirnya telah diberi uang oleh Baekho. Baekho bahkan memberi Minhyun uang saku juga, berlagak seperti ayah yang mengantarkan anaknya berangkat ke sekolah dan menyuruhnya untuk membeli makanan yang enak. Sementara Baekho langsung pergi ke kantor.





------------------



Sudah lima jam sejak dia berada di kantor, tiba-tiba dia merasa hampa.

"Aish ini sangat kosong! Dan sangat sepi!"

'Apakah anda memanggil saya, pak?'

"Oh iyah, bagaimana dengan jadwalku hari ini? Apa aku tidak memiliki pertemuan apapun?"

'Investor asing menunda pertemuan hari ini menjadi lusa, jadi hari ini anda hanya perlu menandatangani file didalam map berwarna ungu yang sudah saya berikan tadi, pak'

Baekho hanya mengangguk.

"Ah sekertaris kim.. Ngomong-ngomong.."

'Iyah, pak?'

"Um.. Bisakah kau mengosongkan jadwalku di tanggal 9 nanti.? Aku hal yang sangat penting"

'Maaf, tapi tanggal 9 adalah besok, pak.'

"BESOK KATAMU?"

Baekho buru-buru mengecek dari monitor komputernya. Dan benar saja hari ini tertulis tanggal 8 Agustus. Ulang tahun Minhyun nanti malam!

"Sial sial sialll, apa yang harus aku lakukan."

Baekho mengumpat dan mengutuk di dalam pikirannya sendiri, berpikir bahwa dia sangat bodoh karena tidak mengecek tanggal.

Oh? Uh? Baekho linglung tidak tau harus memulai persiapan darimana. Haruskah dia menyewa tempat paling mahal dan berkelas? Hotel? Kapal? Kembang api?

Baekho bergegas ke telepon genggamnya, membuka aplikasi pencarian dan menulis semua hal yang ingin dia tanyakan,



Cara merayakan ulang tahun calon pacar




Cara mengejutkan calon pacar di hari ulang tahun




Hadiah yang cocok untuk orang yang dekat tapi belum menjadi pacar




"AASSHH!! BODOH KENAPA SEMUANYA ISINYA SAMA!"

Coklat, bunga, boneka. Coklat, bunga, boneka.

Benar bahwa Baekho akan membelikan semuanya tapi dia menginginkan hadiah yang lebih intens. Hadiah yang setidaknya agak mengikatnya, bahwa dia adalah milik Baekho tanpa harus mengatakan bahwa dia adalah milik Baekho.

"Baik, aku hanya akan mencari hadiah terlebih dahulu sekarang! Dan aku akan mencarinya sendiri."

Bel pada telpon kantor di pencet dan Baekho meminta sekertaris Kim untuk menyiapkan mobilnya.

Back To Me ; BaekMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang