Dan Hujanku...

24 3 4
                                    


Suara petir yang tiba-tiba menyambar dan rintik keras membuat mereka berdua melompat.

Baekho takut dengan petir. Dia ingin bersembunyi di belakang badan Minhyun tapi dia menahannya dengan kuat. Baekho harus menjaga harga dirinya bukan?

Di sisi lain, Minhyun sudah dan sangat tau bahwa Baekho takut dengan petir. Dan biasanya Baekho tidak akan membiarkan Minhyun bergerak satu cm pun dari sisi Baekho dan terus memeluk erat badannya.

Minhyun tersenyum saat melihat kali ini Baekho menahan agar dia tidak terlihat lemah di depan Minhyun.

'Baekho... Hujan..' Tegur Minhyun dengan sedikit desahan senyum

"Oh.. Um... Ehem ehem.. Kenapa tiba-tiba hujan turun"

'Kamu tetap akan pergi ke kantor?'

"Aku akan menelpon sekertaris kim terlebih dahulu"

Baekho mengambil telepon genggamnya dan menelpon sekertaris Kim.

"Halo, sekertaris Kim. Bagaimana jadwalku hari ini?"

'Anda tidak memiliki pertemuan apapun, pak. Hanya berkas yang saya berikan kemarin saja yang perlu anda periksa'

"Bisakah kau membuatkan versi dokumen dan mengirimkannya lewat email? Sepertinya aku tidak bisaa pergi ke kantor hari ini"

'Baik, pak'

"Terimakasih"

Baekho tersenyum kepada Minhyun sambil menggelengkan teleponnya. Minhyun membalas senyumannya dan meminum susu.












--------------------










Hujan masih belum reda dan Baekho berada di kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Dan Minhyun hanya duduk di kamar tamu sambil melihat hujan dari jendela.

Minhyun berterimakasih kepada hujan karena sudah menjebak mereka berdua di tempat yang sama hari ini. Setidaknya dengan sedikit kemajuan.

Petir menyambar dengan suara yang sangat keras membuat Minhyun sedikit terkejut dari lamunannya.

"IBUUUUU!!!!!"

Sebuah teriakan terdengar dari luar kamar tamu dan Minhyun bergegas keluar untuk melihatnya.

'Baekho? Baekho....'

Minhyun bingung apa tidak apa-apa untuk menerobos kamar Baekho? Tapi saat hendak melangkahkan kakinya mendekat ke kamar Baekho, sebuah gundukan besar terlihat di depan matanya.

Wajah khawatir Minhyun berubah menjadi senyuman saat melihat Baekho yang sudah bersembunyi dibalik sofa empuk yang terletak di ruang tengah.

Minhyun mendekat dan menekuk lututnya sambil memberanikan diri untuk menepuk punggung Baekho.

'Baekho.. Aku disini.. :) '

'Kemari, aku akan memelukmu'

Mereka berdua berpelukan. Tepatnya Minhyun yang memeluk Baekho, dan Baekho meringkuk di dada hangat Minhyun.

'Kamu tau bahwa kamu terlihat seperti bayi besar?'

'Kamu terlihat seperti bisa membunuh hanya dengan menjentikkan jarimu saat di luar'

'Tapi di dalam, kamu tidak lebih dari seorang bayi lucu yang manja'

"iisshhh"

Baekho mendorong Minhyun dan mendesis. Tidak bisa di pungkiri, image kuat yang Baekho bangun selama ini agar tidak ada yang berani merendahkannya serasa runtuh seketika di hadapan Minhyun.

Back To Me ; BaekMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang