#01

225 12 2
                                    

⚜️

"Anjing! " Geram seorang gadis yang jatuh berlutut di tanah.

"Ana! "

"Lo gak papa? " Tanya seseorang yang lain setelah datang menghampiri.

Gadis bernama Ana itu menggeleng pelan. Matanya perlahan menutup dengan bibir bagian bawahnya yang ia gigit.

Fahmi segera berdiri. Menghampiri seseorang yang menusuk perut Ana tadi.

"Bangsat! Sini lo, Ko! Jangan cupu dong, lawannya cewek! "

"Kenapa? Lo suka ya sama dia? Gue udah tusuk duluan, lo cemburu? " Tantangnya dengan kepala yang diangkat tinggi.

"Bajingan! "

Fahmi maju. Mengeluarkan semua kekuatannya untuk menghajar seseorang yang sudah melukai salah satu temannya dengan membabi buta.

Anggota Alaskar yang lain pun masih sibuk dalam peperangan itu. Tidak berhenti memukul, menendang, menikam dengan senjata, semua mereka lakukan demi menjunjung tinggi harga diri mereka.

"Woi! Bubar! Bubar! Ada polisi dateng! "

Seluruh manusia disana seketika kalang kabut mendengar teriakan salah seseorang yang mengatakan bahwa ada polisi yang datang. Berpencar menuju motor mereka masing-masing kemudian segera pergi sebelum polisi tiba.

Suara deru motor saling bersahutan malam itu. Satu jenis motor yang sama memenuhi jalanan. Kecepatan tinggi tidak dapat dihindari. Kini mereka harus menyelamatkan diri dari polisi.

"Bertahan, Na" Fahmi menggenggam tangan Ana yang melingkari perutnya.

⚜️

Langkah kaki terburu-buru menggema di sepanjang koridor rumah sakit malam itu. Fahmi yang sebelumnya duduk di kursi tunggu segera berdiri saat teman-temannya yang lain datang.

"Kita harus bales dendam! " Seru Dean, sang ketua Alaskar.

"Bener! Avigator udah keterlaluan! " Sahut yang lain merasa tidak terima.

"Bang! "

"Astaga Fa?! Lo ikutan gelut tadi? " Danial bertanya sedikit terkejut melihat kedatangan Fafa bersama Fari dengan kondisi wajah yang lebam.

"Iya dong! 'Kan gue gak pengecut"

"Fa, lo masih esempe. Jangan aneh-aneh dulu kek" Geram Dean.

"Alah lo lebay deh bang! Udah mau masuk esema inimah, bukan esempe lagi" Fafa berdecak.

"Lo juga ikutan, Ri? " Tanya Dean dibalas anggukan kepala oleh Fari.

"Gue pikir kalian bakal nurut diem di markas, taunya malah ikut-ikut an" Dean geleng-geleng kepala.

"Obatin dulu sana! " Suruh Danial melempar plastik berisi obat-obatan dan langsung di tangkap oleh Fafa.

Fafa memberikan plastik tersebut kepada Fari yang berdiri di sebelahnya kemudian kedua tangannya terangkat di pinggang.

"Eh bang! Danial juga masih esempe loh" Protes Fafa.

"Gue harusnya udah esema! Karna gue setia sama lo aja, jadi gue nemenin lo dulu di esempe" Sahut Danial.

"Halah! Tai banget lo setia" Fafa mencibir.

Kembara Kembar Nakal || sfnauraaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang