#04

28 0 0
                                    

⚜️

"Bukannya kucingnya pak Danang ya, Dad? " Tanya Liona mengelus kucing di pangkuannya.

"Mungkin iya, coba liat kalungnya itu namanya siapa? " Leo balik bertanya.

"Paijo" Liona membaca deretan huruf di kalung yang melingkar di leher kucing putih itu.

"Iya kucingnya pak Danang" Kata Leo mengingat nama kucing salah satu tetangganya itu.

"Yaudah kembaliin gih, Fa" Liona menyodorkan kucing yang di pegangnya pada Fafa.

"Aaa! Mommy-Mommy No! No! No! Yaallah ampuni dosa-dosa hamba! Aaa! Mommy jauhin! " Teriak Fafa histeris di tempatnya duduk.

"Udah Na! Anak sendiri lo jahilin mulu" Dhea menegur.

"Hehe, iya deh iya. Tapi ya, Mommy masih heran deh sama kamu Fa" Ucap Liona kemudian kembali memangku kucing putih berkalung hitam itu.

"Heran kenapa sih Mom? Dari dulu 'kan Fafa emang gak suka sama kucing" Fafa perlahan kembali tenang.

"Nih ya, eyang uti eyang kung aja suka loh sama kucing! Oma juga biasa aja, opa yang suka. Daddy juga suka-suka aja, apalagi Mommy! Terus kok kamu bisa gak suka sama kucing itu gimana? Eh! Atau jangan-jangan kamu bukan anak Daddy sama Mommy? Jangan-jangan pas kamu di rumah sakit, kamu ditukerin?! " Liona menerka-nerka.

"Heh! Mommy tuh mulutnya gak boleh kaya gitu! Kalau aku anak yang tertukar sama yang lebih kaya mah gak papa, lah kalau ntar ternyata sama orang miskin? 'Kan berabe! Gak bisa manfaatin harta Mommy Daddy lagi dong! " Ucap Fafa lesu.

"Heh! Berarti selama ini kamu jadi anak Daddy sama Mommy karena kaya? Karena cuma mau manfaatin harta dari kita aja gitu?! " Cerca Liona yang dibalas anggukan sekali oleh Fafa dengan watadosnya.

"Dasar anak matre! Sini kamu! "

"Kabur! Mommy berubah jadi singa! " Teriak Fafa berlari kencang menuju kamarnya.

"Nyebelin banget punya anak kaya Fafa! " Liona mendengus.

"Namanya juga anak-anak, Na. Emang umur segitu lagi lucu-lucu nya" Ujar Liora.

"Lo pada gak kangen kita liburan bareng gitu kah? Gue kok pengen liburan bareng lagi ya. Liburan yuk? " Usul Anggela setelah menelan biskuit di mulutnya.

"Boleh, gue juga udah lama gak liburan. Ngurus rumah mulu" Liona mengeluh.

"Halah! Ngurus rumah juga cuma gitu, mana mungkin nyonya besar istri bos Leo dijadiin babu" Seru Dhea.

"Tetep aja gue ngerasa capek dan pasti suntuk di rumah mulu" Liona mengelak.

"Yaudah sih kalau emang mau liburan bareng ayok! Gas! " Aldi menyahut.

"Kemana nih? " Dandi bertanya.

"Yang aman-aman aja deh, kasihan Lea perutnya udah gede banget itu. Takut kenapa-kenapa" Saran Anggela.

"Atau nunggu Lea lahiran dulu aja deh? " Aisya memberi pendapat.

"Jangan deh, nanti malah makin repot Lea nya. Kudu ngurus bayi dan kudu nunggu bayi nya kuat dan boleh dibawa pergi jauh" Ucap Liona.

"Kalau ke pantai aja gimana? Gue lagi pengen nih" Alea buka suara.

"Boleh! Nurutin bumil aja, biar bayi nya nggak ileran nanti. Mau kapan? " Sahut Dhea.

"Gue sih terserah. Mau ajak anak-anak sekalian? " Liona bertanya sambil menaikkan satu alisnya.

"Menurut gue tergantung mereka juga sih mau atau enggak nya" Ujar Anggela.

Kembara Kembar Nakal || sfnauraaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang