⚜️
"Ana! "
Fahmi menoleh ke kanan kiri melihat sekelilingnya banyak anak Alaskar yang sedang mengobati luka mereka masing-masing. Ada pula yang sedang mengadakan konser abal-abal. Ada juga yang mabar. Dan banyak lagi.
"Lo kenapa sih cil? Berisik banget daritadi" Andika menatap Fahmi yang baru bangun dari tidurnya.
"Ana mana? " Fahmi bertanya kebingungan.
"Udah pulang lah, liat noh jam berapa" Danial menyahut.
Fahmi mengarahkan arah pandangnya ke jam dinding yang ada di markas. Jam menunjukkan pukul dua pagi. Sontak Fahmi semakin dibuat kebingungan dengan semua ini. Padahal tadi dirinya berada di jalanan dan sedang berkelahi, tapi saat bangun malah berada di markas. Apakah itu tadi hanya mimpi?
"Tadi lo pingsan di pukul Vanessa, Ana langsung bantuin lo buat minggir. Tadi habis ikut nganter lo kesini dia langsung pulang" Jelas Dean menyodorkan segelas air putih pada Fahmi.
Fahmi duduk dengan tegak lalu menerima segelas air putih dari ketua Alaskar itu. Melihatnya ikut duduk dengan secangkir kopi di tangannya membuat Fahmi perlahan mengingat sesuatu.
Fahmi meneguk air putih di gelas hingga habis, lalu meletakkannya di meja yang ada di hadapannya.
"Lo gak pulang, Nil? " Fahmi menatap Daniel.
"Lo bisa gak sih jangan manggil gue 'nil'. Nama gue di buat nyokap bokap gue udah bagus loh! Lo pikir gue kuda nil?! " Sungut Daniel marah.
"Mirip sih"
"Bangsat lo! "
"Peace bro" Fahmi mengangkat dua jarinya.
"Gue mau balik aja lah" Daniel berdiri dari duduknya.
"Dih?! Gitu doang baperan banget lo" Cibir Fahmi.
"Elo pikir aja deh ya! Selama ini elo selalu gitu! Gimana gak sakit atik gue! " Daniel berkata sedikit kemayu.
"Maaf deh, Nil"
"Tau ah! Terserah lo aja! Gue mau balik! " Daniel kembali tegas.
Daniel menyambar jaketnya yang ia sampirkan di sofa. Kemudian menyalami anggota inti Alaskar dan berpamitan dengan anggota yang lain. Danial keluar markas mengendarai motornya ke jalanan yang masih lumayan ramai walau saat ini belum jam biasa untuk memulai aktivitas sehari-hari.
Daniel berhenti saat melihat lampu lalu lintas berubah warna menjadi warna merah. Menyapu pandangannya ke sekeliling trotoar.
Pandangan Daniel berhenti pada sosok anak kecil yang tertidur di depan toko tutup dengan alas kardus dan berselimut sarung. Seketika hatinya terenyuh. Ingin turun dan menghampiri anak kecil itu tapi takut malah menganggu.
Daniel kembali menjalankan motornya saat lampu berubah warna menjadi hijau. Pandangannya sesekali masih melihat anak kecil tadi lewat spion dengan perasaan tidak tenang dan sedikit khawatir.
⚜️
"Diem lo! Eh itu Fania bukan sih? " Tanya Fafa memperhatikan seorang gadis yang berjalan sendirian di koridor sedang kesulitan membawa buku.
"Wih, gebetan tuh. Modusin sabi lah! " Goda Dean.
"Otewe nih! See you para anak curut! " Ucap Fafa kemudian segera ngacir pergi menyusul pujaan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembara Kembar Nakal || sfnauraaa
Ficção Adolescente"Jauhin gue! " "Kenapa sih kak Fafa jahat sama aku?! " "Bukan jahat, Ruby Zara Aurora. Gue risih sama lo! " "Kenapa sih kak? 'Kan aku cuma mau ber- terima kasih sama kak Fafa" "Cukup, sama-sama. Sekarang jauhin gue! " "Aku belum ngerasa cukup! Aku...