5. Under(Pink)Wear

54.4K 2.6K 32
                                    

Mario berdiri disebelah mobilnya, menatap bangunan didepannya tanpa henti. Hujan terus mengguyur seluruh tubuhnya, apa lagi yang dia tunggu?

Melangkah pelan kedalam apartemen itu. Menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai tiga.

******

Jemma bangkit dari sofa saat mendengar bunyi bel, mengintip dari balik pintu dan terkejut mendapati pria tinggi dengan keadaan basah dari atas sampai bawah berdiri kaku dibalik pintunya.

"Sedang apa disini?"

"Mobilku tak bisa menyala, diluar hujan, aku butuh tempat berteduh"

"Mobil bagus itu bisa rusak juga?" ejek Jemma.

Mario mengangkat bahunya tidak peduli dengan ledekan Jemma. "Ada kalanya ketika mobil rusak diwaktu yang tidak tepat"

"Setidaknya kamu bisa berteduh didalam mobil itu"

"Dan mati didalamnya karena kehabisan udara"

Jemma mengendus dan berkata. "Kenapa tidak naik taksi atau menelpon salah satu orangmu?"

"Apa kau akan terus mengintrogasiku dalam keadaan seperti ini? Setidaknya biarkan aku masuk dulu"

Jemma kembali mendengus, dia memperhatikan pria itu dari ujung kepala hingga kaki, lalu kembali ke kepala. Untuk pertama kalinya aku melihatnya dalam keadaan menyedihkan seperti ini.

Jemma membuka pintu apartemennya lebih lebar dan melangkah mundur, memberi ruang untuk pria besar itu.

Baru empat langkah melewati pintu, Mario ambruk dibahu Jemma. Jemma yang panik harus ekstra mempertahankan posisinya, agar pria besar itu tidak ambruk ke lantai. Lihat Jemma memeluknya...

"Kau baik-baik saja?" Jemma bergidik merasakan napas hangat Mario dilehernya.

"Ya. Kecuali kakiku yang terasa lemas" bisiknya ditelinga Jemma.

Mungkin karena tubuhnya kedinginan, pikir Jemma.

"Biarku bantu" Jemma mengalungkan lengan kiri Mario pada lehernya dan membantu Mario yang berjalan tertarih untuk duduk disofa.

"Senderkan punggungmu, luruskan kakimu, istirahatkan tubuhmu, aku ambil handuk dulu" setelah berkata begitu, Jemma bergegas masuk kedalam kamar untuk mengambil handuk baru didalam lemari.

Dengan hati-hati Jemma membuka lemarinya tanpa menimbulkan suara, supaya tidak mengganggu tidur nyenyak ketiga makhluk kecil yang ada dikamarnya itu.

Mario tersenyum tipis, wanita itu lucu sekali kalau sedang panik dan lagi kulit wanita itu yang terasa sehalus sutra saat bersentuhan dengan kulitnya. Mario memijit pelan kepalanya yang tiba-tiba saja pusing.

"Ri...Mario" panggil Jemma.

Mario mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap Jemma yang berdiri dihadapannya. Kepalanya masih terasa pusing, tapi dia berusaha menutupinya.

"Ini handuknya, keringkan dulu rambutmu"

Mario mengambil handuk yang Jemma berikan, lalu mengusapkannya dikepala.

"E.. lebih baik ganti pakaianmu dengan bathrobe ini"

"Apa harus?" Mario melirik Jemma dari sudut matanya.

"Ya. Cepat ganti!" ujar Jemma tak sabar.

"Aku tidak bisa, jariku terlalu lemas untuk melepaskan seluruh pakaian ini"

Mario meletakkan handuk putih itu diatas kepalanya, menyenderkan kepalanya pada sandaran sofa dan menelentangkan kedua tangannya untuk meyakinkan bahwa tubuhnya terlalu lemas untuk digerakkan.

Show YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang