6. Rose and Minnie

61.6K 3K 116
                                    

*Jemma Pov

"Bagaimana, enak tidak rasanya?" tanyaku pada Josh dan Ethan.

Kedua bocah manis itu mengangguk pasti, cukup membuatku senang. Resep kali ini berhasil. Yes.

Aku mengalihkan pandanganku pada pria didepanku, lalu mengernyit heran. Dia makan dengan lahap, aku tidak menyangka kalau ternyata dia juga menyukai masakanku. Berbeda dengan dulu. Huft. Boro-boro memakannya, menyentuhnya saja tidak.

"Aku baru tau kamu menyukai masakanku" ujarku.

Dia mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan makannya.

"Jangan terburu-buru!" Aku mulai kesal dengan cara makannya yang terburu-buru. Kemana perginya tata cara makan yang baik dan santun?

Dia mengangkat kepalanya, menatapku heran. Aku balik menatapnya tanpa kata. Aku mengernyit saat tatapannya tak lagi menatap mataku. Apa dia menatap Coco yang sekarang ini duduk dipangkuanku?

Aku menunduk untuk memastikan apa yang dia perhatikan, karena dilihat dari tatapannya yang aneh itu aku jadi penasaran.

Mataku terbelabak lebar, menyaksikan Coco yang dengan polosnya menarik lengkungan leher pada kausku kebawah, membuat bra-ku terpampang.

Aku menahan tangan mungil itu yang terus saja menarik kausku. Bermaksud untuk melepaskannya, tapi bayiku ini tak juga mau melakukannya.

"Sayang, lepas ya.." ujarku lembut menatap mata besar itu seraya mengelus telapak tangan mungilnya, membujuknya untuk segera melepaskan kausku.

Tapi malaikat kecilku ini tak mengindahkan permintaanku, dia terpaku menatapku. Aku berusaha melepaskan tangan mungil itu, tapi malah membuatnya semakin mengeratkan genggamannya.

Aku menunjukkan tampang menyerahku padanya, membuatnya tersenyum lucu. Aku tidak akan pernah tega untuk memarahi gadis kecil ini, tidak akan pernah bisa.

Aku mendongak, bermaksud untuk melanjutkan makan yang sempat tertunda. Bodohnya aku baru menyadari bahwa ada seorang pria, duduk didepanku, memperhatikanku dengan pandangan aneh.

Mataku terbelabak lebar, dengan gerakan cepat aku menangkup Coco didadaku untuk menutupi pakaian dalamku yang tereksplor.

Aku melototinya yang baru saja terlihat seperti orang yang bersusah payah meneguk air liurnya sendiri. Apa maksud tatapan dan perilakunya itu?

"Apa lihat-lihat?" tanyaku garang.

Dia mengernyit, sebelum akhirnya merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Josh, Ethan. Tolong awasi tamu kita ini, tante mau beri Coco makan dulu" ujarku yang dibalas dengan sebuah anggukan dari kedua bocah manis itu.

Aku beranjak pergi ke kamar, meninggalkan mereka didepan tv yang menyala.

"Sudah puas tersenyumnya" ujarku pada Coco, saat ini kami sudah berada didalam kamar dengan Coco yang masih berada didalam dekapanku.

Malaikat kecilku itu semakin melebarkan senyumannya, membuatku gemas dengan keunikannya. Apa ada anak yang senang melihat ibunya dipermalukan didepan... err mantan suaminya?

Ah sudahlah, aku tidak menyalahkan bayiku ini, karena selama itu membuatnya senang, aku akan baik-baik saja. Walau didalam aku mati-matian menahan malu. Sungguh, aku akan tetap baik-baik saja.

Coco tersenyum, kembali meraih lengkungan leher pada kausku, menariknya kebawah dan terus kebawah.

"Baiklah sayang, ibu tau apa yang kamu mau!"

Aku tersenyum melihat bayiku yang dengan lahapnya memakan makanannya. Aku mengelus rambutnya yang tubuh lebat berwarna coklat. Aku tak sabar menunggu dirinya tumbuh besar menjadi gadis cantik yang baik hati.

Show YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang