ꗃ ⋆ Chapter 4

270 33 6
                                    

"Berat ya jadi kamu, sabar ya Za" ucap Aira, dia terlihat peduli kepada temannya itu.

"Kamu kadang ngerasa males nggak sih buat berangkat les, sebenernya aku pengen les privat," Aza berusaha mengalihkan topik.

Aira sangat mengerti, setiap membahas tentang keluarga Aza selalu mengalihkan topik "Iya sih sama, nanti aja kelas sebelas kita les privat berdua," sahut Aira.

                          •••

Hari sudah mulai gelap, Aza sedang memasak untuk makan malam di dapur. Dia melarang Bunda nya memasak hari ini "Biar Aza aja ya Bun yang masak," ucap Aza.

Setelah masakan Aza siap, Aza makan malam bersama Ayah dan Bunda nya. Saat makan, mereka sambil membahas sekolah pertama Aza hari ini.

"Gimana Za sekolah pertama hari ini," tanya Anhar -Ayah Aza.

"Tadi belum ada pelajaran yah, cuma diajak keliling lihat-lihat sekolahnya," sahut Aza.

"Pasti cuma kamu kan yang pakai kerudung panjang di sekolah itu?" tanya Anhar, namun Aza hanya terdiam.

"Makanya Ayah itu sering bilang nggak perlu pakai hijab yang panjang-panjang yang penting itu hatinya," papar Anhar.

Aza hanya terdiam, dia tidak pernah berani melawan sang Ayah. Bahkan saat membahas tentang agama seperti ini, selalu membuat nya terbungkam rasanya seperti mulutnya tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

Jam pukul tiga pagi, Aza terbangun untuk melaksanakan sholat tahajud, Aza masih belum terbiasa mandi di jam seperti ini. Jadi dia hanya mencuci muka dan gosok gigi lalu ber wudhu.

Setelah salam Aza pun berdzikir lalu berdoa dan bercerita kepada Tuhan keluh dan kesah nya.

"Ya Allah yang lagi maha pengasih lagi maha penyayang, berikanlah hamba kekuatan untuk menghadapi cobaan yang kau beri Ya Allah. Maaf kan hamba karena belum bisa mengenal kan ilmu agama mu kepada kedua orang tua hamba Ya Allah, hamba memohon bantuan mu dalam masalah ini berikan lah kedua orang tua hamba hidayah ya Allah dan ampunilah pula dosa mereka ya Allah, aamiin ya rabbal alamin" rintih Aza disepertiga malam.

                             •••

Pagi sudah datang, Matahari yang mulai muncul dari arah timur memberikan cahaya yang menyinari pagi ini. Aza sedang bersiap-siap dan bergegas keluar karena Ayah nya sudah menunggu nya untuk berangkat ke sekolah.

Diapun berpamitan dengan Bunda nya, lalu ia bergegas masuk ke mobil. Agar segera cepat memulai perjalanan ke sekolah.

Ditengah perjalanan, Arhan mengajak Aza berbincang-bincang "Di sekolah kamu punya temen selain Aira?" tanya Anhar.

"Punya yah, namanya Aca," sahut Aza.

"Ohh bagus kalau begitu, kamu selalu susah bersosialisasi temen kamu selalu hanya Aira," ujar Anhar.

"Hehe iya, kemarin Aca tiba-tiba ngajak kenalan terus kita temenan," ungkap Aza.

Tak terasa 15 menit perjalanan dari rumah, akhirnya Aza sampai di sekolah. Dia pun berpamitan dengan Ayah nya lalu turun dan masuk ke sekolah.

"Aza sekolah dulu yah, hati-hati yaa," ucap Aza.

"Iya kamu juga," sahut Anhar.

Setibanya di kelas, Aza dapat melihat Aca dan Aira yang duduk di bangku. Mereka melihat ke arah Aza dan memanggil nya agar lebih cepat, ada apa sebenarnya?

"Eh Za tau nggak sih, gue udah tau siapa nama cowok yang nabrak lo kemarin," ungkap Aca.

✁・・・・

AN : HELLO!!!
GIMANA NIH ADA YANG KEPO JUGA SAMA NAMA COWOK NYAA? KOMEN YA HAHA. DISINI AKU MENCERITAKAN AZA SEBAGAI GADIS YANG HIJRAH NAMUN TANPA ADANYA DUKUNGAN KELUARGA. KALAU KALIAN ADA YANG MENGALAMI HAL SEPERTI AZA, SEMANGAT YAA ANGGAP INI SEPERTI UJIAN DARI TUHAN, LOVE Y'ALL❕💟💟

17:32Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang